Anugerah AMPL Sriwijaya Ke-2: Upaya Kurangi Kemiskinan Lewat Pelayanan Dasar

Pemprov Sumatera Selatan menggelar acara Anugerah AMPL Sriwijaya 2019, Rabu, 24/4 kemarin, sebagai bagian dari perwujudan visi pembangunan Sumatera Selatan.

Pada acara yang diselenggarakan bersamaan dengan Musrenbang RKPD Provinsi 2019 tersebut, Provinsi Sumsel menetapkan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Kabupaten Muara Enim, dan Kabupaten Ogan Ilir (OI) sebagai kabupaten/kota berkinerja Terbaik I, II dan III dan berhak menerima Anugerah AMPL Sriwijaya 2019.

Seperti Anugerah AMPL Sriwijaya pertama, acara ini dimaksudkan untuk mendorong kabupaten/kota menyediakan penyediaan layanan dasar bagi warganya. Indikator yang dinilai adalah kinerja/capaian daerah dalam pembangunan air minum, air limbah domestik, persampahan, dan penanganan kumuh.

Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru


Ini seiring dengan tema yang diangkat: "Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat dan Pengurangan Kemiskinan Melalui Peningkatan Ekonomi Kerakyatan, Kualitas Infrastruktur dan Sumber Daya Manusia".

"Salah satu penyebab kemiskinan adalah tidak meratanya pembangunan. Ini sedang kita pacu," ujar Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru. Peningkatan kinerja kabupaten/kota akan berkontribusi secara langsung pada pencapaian target tingkat kemiskinan Sumsel di bawah 10% pada 2023. Saat ini, tingkat kemiskinan di Sumsel masih berada di kisaran 12,80%, di atas rata-rata nasional sebesar 9,82%.

Gelar Anugerah AMPL Sriwijaya 2019 diikuti 10 kabupaten/kota. Penilaian dilakukan Tim Penilai yang terdiri dari: akademisi, perangkat daerah, USDP, PAMSIMAS, SANIMAS, P3MD, dan KOTAKU dalam dua tahap. Melalui proses verifikasi data dan tahapan presentas, Tim Penilai melakukan penilaian kinerja berdasarkan indikator yang disampaikan sebelumnya pada kabupaten/kota.

Kabupate/Kota penerima Anugerah AMPL Sriwijaya Ke-2 Tahun 2019


Mewakili Kabupaten OKU, Kepala Bappeda Gunawan Somad menyampaikan bahwa capaian pada 2018 lalu turut memicu OKU mampu meraih prestasi Terbaik I tahun ini. “Nah, dari juara ke-2 itu kita mencoba mengidentifikasi kekurangan kita," jelas Gunawan. "Setelah kita tahu, kita kejar kekurangannya. Sementara yang sudah ada, kita melakukan inovasi."

Menurut Gunawan, dukungan Bupati OKU juga berperan besar dalam mendukung program terkait sanitasi. Bupati OKU, misalnya, sangat giat menyuarakan kegiatan Jumat Bersih, mewajibkan membayar ongkos bus (transportasi wilayah desa) dengan sampah.

Atas prestasi tersebut, Gunawan berharap provinsi dapat memberikan bantuan infrastruktur pada OKU. Apalagi saat ini, ia merasa bahwa informasi tentang bantuan provinsi masih terbatas.

Mengacu pada arah kebijakan provinsi tentang penurunan kemiskinan, sebenarnya Pemprov Sumsel menyediakan bantuan keuangan yang dapat diakses kabupaten/kota. Menurut Kabid Infrastruktur & Pengembangan Wilayah (IPW) Bappeda Sumsel, Regina Ariyanti, provinsi menunggu usulan kabupaten/kota untuk mengakses bantuan keuangan tersebut.

"Prosesnya diserahkan kepada inisiatif daerah untuk mengusulkan," tandas Regina. "Kita harapkan, kabupaten/kota punya perencanaan agar provinsi dapat membantu."

Sebagai salah satu tim penilai Anugerah AMPL Sriwijaya 2019, Regina melihat bahwa ajang penghargaan ini berhasil mendorong kabupaten/kota memperhatikan aspek sanitasi dalam perencanaan pembangunan daerah.

"Sanitasi sekarang sudah mulai menarik. Dalam perencanaan sanitai sudah mulai masuk dalam satu bagian tersendiri. Dengan adanya Pokja AMPL, kemudian juga ada reward tertentu, saya pikir kabupaten/kota menjadi lebih aktif," jelas Regina. "Pada saat Rakortekbang, Pra-Musrenbang, usulan-usulan kabupaten/kota sudah mulai memasukkan AMPL sebagai salah satu prioritas."

Pasca gelaran Ajang Anugerah AMPL Sriwijaya perdana di awal tahun 2018, akses sanitasi air limbah domestik Provinsi Sumatera Selatan meningkat dari 78,62% menjadi 80,32% di akhir tahun 2018. Sementara akses air minum layak meningkat dari 62,71%(2017) menjadi 62,84% pada tahun 2018.