Boyolali Sukses Kejar 100% ODF dengan STBM

BOYOLALI — Minggu, 12 November 2017

Dengan memaksimalkan kekuatan pemicuan berbasis masyarakat, Boyolali berhasil mengejar target percepatan ODF ('Open Defecation Free') tahun 2017 dan resmi dinobatkan oleh Pemprov Jawa Tengah sebagai Kabupaten Bebas Buang Air Besar Sembarangan (BABS), Minggu (12/11) lalu. Deklarasi ini bertepatan dengan perhelatan Hari Kesehatan Nasional ke-53, yang digelar di halaman Kantor Bupati, Minggu (12/11) pagi.

Demi mendorong perubahan perilaku BABS di tengah masyarakat, Boyolali memanfaatkan berbagai kelompok masyarakat binaan Dinas Kesehatan. Salah satu strateginya adalah dengan mengerahkan 7.000 kader kesehatan di Boyolali. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali dr. Ratri S. Survivalina MPA menjelaskan, pengerahan kader kesehatan ini bukannya tanpa tantangan.

"Di Boyolali itu terdapat penurunan jumlah kader kesehatan sebanyak 1000 (kader) per tahun. Jadi dari tahun 2014-2017 itu kita sudah kehilangan 3000 kader kesehatan," ungkap Kepala Dinas Kesehatan yang kerap dipanggil Lina ini. Mulanya, kader kesehatan di Boyolali mencapai jumlah 10.000 kader.


Untuk meregenerasi kader kesehatan yang mayoritas terdiri dari angkatan tahun 70-an tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali mencoba memberdayakan pemuda karang taruna lewat gerakan SUKMADESI (Sukarelawan Muda Desa Siaga). Saat SUKMADESI dicanangkan bulan April, angka akses dasar plus layak Kabupaten Boyolali berada di kisaran 92%. Artinya, masih ada sekitar 1000 KK yang perlu diintervensi.

Merasa cakupan SUKMADESI belum cukup luas untuk mengejar target ODF, Dinkes Kabupaten Boyolali turut mengerahkan SUKMAKOBOY (Sukarelawan Muda Kader Kesehatan Komunitas Boyolali). Setelah membantu pemicuan kesehatan dan berkontribusi terhadap tercapainya ODF, gerakan pemicuan masyarakat berbasis komunitas ini turut diresmikan di peringatan Hari Kesehatan, Minggu (12/11).

Menurut Kepala Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinkes Boyolali Purwoko, kontribusi SUKMADESI & SUKMAKOBOY dalam percepatan ODF sangatlah besar. Terutama, karena pergerakan SUKMADESI & SUKMAKOBOY bersentuhan langsung dengan masyarakat.

"Dia masuknya di UKBM, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat. Yaitu di posyandu dan posbindu, yang langsung bertatapan dengan masyarakat," jelas Purwoko.

Bersama Boyolali, Kabupaten Karanganyar & Kabupaten Wonogiri turut berbagi pencapaian ODF. Untuk meresmikan pencapaian ini, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberikan plakat ‘Kabupaten Bebas BABS’ di halaman Kantor Bupati, Minggu (12/11) pagi kemarin. Kabupaten Karanganyar, Boyolali, dan Wonogiri merupakan tiga dari tujuh kabupaten yang diamanatkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebagai Kabupaten percepatan ODF Tahun 2017.

***