GERMAS dan STBM 5 Pilar, Promosikan Pentingnya CTPS Di Masa Pandemi

Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan SPEAK Indonesia mengadakan kegiatan Kick – Off Meeting Rencana Aksi Germas Melalui 5 Pilar yang dilakukan secara daring.

Acara yang dipandu oleh Wiwit Herris dari SPEAK Indonesia serta Ketua Jejaring AMPL, Laisa Wahanudin tersebut berlangsung selama dua hari dan menampilkan sejumlah narasumber dari pemerintah daerah maupun juga dari mitra pembangunan.

Dalam sambutan sekaligus arahannya, Plt Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Kartini Rustandi, mengucapkan harapannya kepada semua pimpinan daerah agar semakin peduli terhadap Germas.

“Gerakan masyarakat hidup sehat ini merupakan salah satu upaya yang dapat kita lakukan untuk membantu masyarakat kita menghadapi berbagai persoalan tentang kesehatan,” jelas Kartini.

Selanjutnya, Kartini juga mengapresiasi peran yang selama ini sudah dilakukan berbagai pihak mulai dari pemerintah daerah, swasta, maupun mitra yang terus memberikan advokasi kepada masyarakat tentang pentingnya gerakan hidup sehat ini.

Dalam acara yang sama, Walikota Banda Aceh, Aminullah Usman, yang menjadi salah satu narasumber untuk berbagi pengalaman dalam pelaksanaan kegiatan STBM, menyampaikan pentingnya keterlibatan semua pihak dalam mendorong masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. “Bagaimana kita bisa membuat masyarakat sehat, ini tentu melibatkan semua pihak, baik itu pemerintahan dan juga lapisan masyarakat. STBM tentu sangat mendorong masyarakat hidup bersih dan sehat,” katanya.

Aminullah juga mengatakan, upaya menjaga kebersihan diri dan lingkungan merupakan salah satu upaya penting dalam mewujudkan kesehatan masyarakat di tengah pandemi Covid-19. "Sesuai dengan visi dan misi, maka menjaga kesehatan masyarakat  telah menjadi fokus kami dalam pembangunan di Banda Aceh,” ungkapnya.

Penyerahan Dokumen Analisis Situasi CTPS dan Inisiasi Pokja CTPS di Indonesia

Selain mendengarkan pemaparan narasumber, kegiatan Kick-Off Meeting tersebut juga menggelar penyerahan dokumen Analisis Situasi Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dan Inisasi Pokja CTPS di Indonesia.

Dalam pemaparannya, Konsultan USAID, Claire Qullet, menyampaikan bahwa bahwa CTPS merupakan salah satu upaya untuk pencegahan Covid–19. “Selain itu, CTPS juga dapat menurunkan angka kejadian diare dan penyakit saluran pernafasan, seperti demam, serta menjadi salah satu pedoman 3M untuk mengurangi transmisi penularan virus Covid -19,” terang Claire.

Selain menjelaskan manfaat CTPS, Claire juga memaparkan mengenai kondisi CTPS di Indonesia. Salah satu yang menjadi sorotannya adalah terkait dengan evaluasi dampak dari kampanye CTPS yang sudah dilakukan.

“Meski ada peningkatan kampanye terkait CTPS, namun belum ada evaluasi khusus mengenai dampak yang ditimbulkan dari adanya kampanye tersebut. Apakah pesan-pesannya tersampaikan dengan baik,” kata Claire.

Disamping itu, ia juga melihat bahwa kampanye yang ada tidak khusus berbicara mengenai CTPS, namun hanya sebagai sebuah bagian dalam kegiatan protokol kesehatan. “Jadi bukan khusus ke CTPS, namun lebih ke 3M. Ini adalah tantangan yang harus dihadapi, bagaimana pesan-pesan CTPS tersebut bisa masuk ke masyarakat," tambahnya.

Setelah pemaparan, kemudian dokumen Analisis Situasi CTPS  dan Inisasi Pokja CTPS di Indonesia tersebut diserahkan oleh Deputi Direktur USAID, David Stanton kepada Direktur Kesehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan, Vensya Sitohang.

Bukan hanya dihadiri sejumlah kementerian terkait, Kick Off Meeting Rencana Aksi Germas Melalui 5 Pilar ini juga diikuti oleh para mitra pembangunan yang selama ini juga turut serta dalam kegiatan program STBM.