Habis Gelap Terbitlah Terang: Pengembangan Kampung Semanggi Harmoni, Kota Surakarta

Surakarta – Penataan Kawasan Semanggi di Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah, dengan mengusung visi “Kampung Semanggi Harmoni”, menjadi bukti perhatian besar Pemerintah Kota Surakarta untuk penanganan permukiman kumuh secara lebih komprehensif. Sebagai kelanjutan dari kegiatan pemugaran lingkungan yang didukung program KOTAKU, kawasan ini menjadi lokasi terpilih untuk proyek percontohan Dana Alokasi Khusus (DAK) Integrasi Bidang Perumahan, Air Minum, dan Sanitasi, Tahun Anggaran 2021. Konsep penataan permukiman menggunakan pola peremajaan melalui konsolidasi tanah, dan pola pemukiman kembali/relokasi, serta didukung kolaborasi berbagai potensi sumber daya program dan pendanaan yang tersedia.

Kawasan Semanggi terletak di Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta, dengan luas delineasi  kawasan kumuh di lahan HP-16 sebesar 5,36 Ha. Sebagian lahan HP-16 tersebut dihibahkan untuk pembangunan perumahan warga, serta untuk pembangunan Mako Brimob dan bangunan SMA. Sebelum penataan, dalam kawasan tersebut terdapat 571 unit bangunan dengan penghuni sebanyak 465 KK dan total penduduk 1.733 jiwa. Mayoritas warga bermatapencaharian sebagai buruh, karyawan, dan pedagang, dengan penghasilan Rp 1 juta – Rp 2,5 juta. Warga ber-KTP Kota Surakarta akan mendapatkan bantuan hunian, sedangkan warga dengan KTP luar Surakarta diberikan biaya transportasi untuk dapat kembali ke daerah asal.

Gambar 1 Peresmian Model Rumah RUSPIN bagi warga Kawasan Semanggi oleh Walikota Surakarta

Perkembangan pelaksanaan penataan lokasi kawasan permukiman kumuh prioritas kota ini merupakan hasil dari proses yang panjang dan dengan keterlibatan berbagai pihak. Dukungan politik dari kepala daerah, salah satunya dengan mengusulkan hibah aset tanah HP-16 (Hak Pakai) milik pemkot, yang kemudian mendapat persetujuan dalam sidang paripurna DPRD. Sementara itu proses koordinasi lapangan tidak terlepas peran penting tim fasilitator pendamping masyarakat yang secara intensif terus menjalin komunikasi dengan masyarakat.

Salah satu kunci keberhasilan program di lokasi Semanggi adalah aspek pengorganisasian masyarakat, yaitu dengan melibatkan warga (community participation) hingga menumbuhkan pengelolaan oleh komunitas secara mandiri (community management). Suksesnya aspek pengorganisasian masyarakat tercermin dari kerelaan sebagian warga terdampak untuk membongkar hunian dan membersihkan lahan secara serentak meskipun belum mendapatkan kompensasi berupa uang sewa. Dari sejumlah 569 unit yang akan dibangun bagi rumah tangga terdampak di kawasan HP-16, sebanyak 253 rumah tangga mendapatkan kompensasi di 2021, sedangkan 316 sisanya dijanjikan di Tahun 2022.

Gambar 2 Kawasan HP-16 yang telah dibongkar dan sedang dilakukan pembangunan

Pada tanggal 11 Juni 2021 bertempat di Kawasan HP-16 Semanggi, Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka, didampingi Wawali Teguh Prakosa melakukan launching program Kampung Semanggi Harmoni. Dalam kesempatan tersebut dilakukan pembagian sertipikat tanah kepada beberapa perwakilan masyarakat. “Pembangunan ini merupakan komitmen Pemkot Solo untuk menata kawasan-kawasan kumuh di seluruh wilayah Kota Surakarta” jelas Gibran, seperti dikutip dalam situs resmi Pemkot Surakarta.

Gambar 3 Pembagian sertipikat tanah kepada warga oleh Walikota Surakarta dalam kegiatan Peluncuran Kampung Semanggi Harmoni

Secara keseluruhan, rencana anggaran DAK Integrasi Kota Surakarta Tahun 2021 sebesar Rp 22,37 milyar akan digunakan untuk komponen kegiatan peningkatan kualitas rumah, pembangunan baru unit rumah, jaringan jalan lingkungan dan drainase, jaringan air minum, serta instalasi pengolahan air limbah domestik komunal. Dana sebesar Rp 12,3 milyar akan digunakan untuk membangun 253 unit rumah, masing-masing seluas 32 m2 dengan ukuran bidang tanah sebesar 40 m2. Pembangunan fasilitas air minum warga didukung anggaran sebesar Rp 1,26 milyar serta bantuan pembangunan 11 unit Master Meter yang tersambung ke setiap rumah.

Selain itu akan dibangun lima unit IPAL Komunal dengan kapasitas 50 KK per unit yang dilengkapi jaringan perpipaan ke masing – masing rumah warga untuk kebutuhan sanitasi lingkungan. Anggaran pembangunan IPAL ini yaitu senilai Rp 2,5 milyar. Komponen pendanaan lainnya yaitu Rp 5,62 milyar untuk perkerasan jalan (paving) dan pembangunan drainase, serta Rp 3,85 milyar untuk bantuan peningkatan kualitas rumah di luar lokasi HP-16.

Gambar 4 Pemanfaatan teknologi RUSPIN untuk mendukung pengembangan rumah swadaya terjangkau

Hunian baru yang dibangun di kawasan menggunakan model RUSPIN (Rumah Sistem Panel Instan) yang dikembangkan Kementerian PUPR, yang terdiri dari kamar tidur, kamar mandi, dapur dan ruang tamu. Konstruksinya dilakukan secara swadaya oleh warga, didukung dengan pendampingan dan pelatihan dari pemerintah. Cara tersebut semakin memperkuat ikatan kebersamaan antar warga yang dibangun melalui proses panjang dalam setiap tahapan perencanaan dan pengembangan kawasan, serta menjadi modal penting bagi Kota Surakarta untuk memastikan keberjalanan dan keberlanjutan program.

Gambar 5 kegiatan pembangunan secara swadaya oleh warga

Selepas pelaksanaan proyek DAK Integrasi Tahun 2021 ini, Pemkot Surakarta akan melanjutkan pembangunan tahap 2, yaitu 316 unit rumah beserta infrastruktur lingkungannya. Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan Kota Surakarta, Taufan Basuki Supardi berharap agar pelaksanaan proyek ini tepat waktu untuk dapat mengubah fisik kawasan kumuh menjadi tertata, serta dapat memberi dampak peningkatan ekonomi warga.