Jaga Kebersihan Tangan Untuk Hindari Covid-19

Situs resmi pemerintah terkait perkembangan Covid-19 di Indonesia www.covid19.go.id per hari Senin (30/3/2020) pukul 12.00 WIB mencatat total penderita di seluruh Indonesia mencapai 1.285 orang, dengan pasien sembuh sebanyak 64 orang dan korban meninggal dunia sebanyak 114.

 

Melihat jumlah penderita yang kian waktu kian bertambah tentu membuat kita semua khawatir atau bahkan merasa takut. Tetapi, tahukah ternyata banyak sekali cara pencegahan yang bisa kita lakukan untuk terhindar dari virus ini, salah satu yang paling mudah yaitu menjaga kebersihan tangan dengan rutin cuci tangan pakai sabun.

 

Dalam petunjuk sementara yang dikeluarkan WHO dan UNICEF per 19 Maret 2020 (yang akan selalu diperbaharui), dituliskan bahwa menjaga kebersihan tangan adalah salah satu langkah paling penting yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi Covid-19. Masyarakat diimbau untuk bisa lebih sering dan teratur melakukan perilaku hidup bersih dan sehat ini.

 

WHO menganjurkan jika tangan kita tidak tampak kotor, cara yang bisa dilakukan ialah membersihkan tangan dengan desinfektan atau pembersih tangan berbasis alkohol selama 20-30 detik dengan cara yang benar. Tetapi, jika tangan tampak kotor maka harus melakukan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)  dan air selama 40-60 detik dengan teknik yang tepat.

 

Untuk mencegah penyebaran ini, WHO dan Unicef menyarankan setidaknya ada 5 waktu penting untuk CTPS yaitu sebelum menyiapkan makanan, sebelum dan setelah makan, setelah menggunakan kamar mandi, setelah mengganti popok anak, dan setelah menyentuh binatang. Ditengah pandemi seperti ini sebaiknya bisa disediakan juga fasilitas cuci tangan dengan air bersih dan sabun dalam jarak setiap 5 meter, terutama di berbagai tempat keramaian, seperti sekolah, tempat ibadah, stasiun, terminal, serta  fasilitas umum lainnya.

 

Lalu kenapa cuci tangannya harus dengan sabun? Dilansir drari situs ilmiah Harvard, sitn.hms.harvard.edu, salah satu kandidat Doktor di Ilmu Biologi, Program Kesehatan Masyarakat, Universitas Harvard, Gabriel W. Rangel dalam blog ilmiahnya menuliskan, sabun memiliki molekul yang bersifat amphipathic yang memiliki sifat polar dan non-polar, sehingga sabun memiliki kemampuan untuk melarutkan bakteri, virus, dan berbagai jenis kuman yang menempel di tangan.

 

Sifat amphipathic ini juga akan melonggarkan bakteri dan virus sehingga mereka dapat tersapu bersih dengan lebih mudah terangkat dari tangan atau kulit kita  saat dibilas dengan air.

 

 

Sumber : sitn.hms.harvard.edu (visualisasi pelepasan kuman, bakteri, atau virus saat cuci tangan dengan sabun)

 

Penyataan ini juga dikuatkan oleh Kepala Bidang Kimia Kimia Universitas New South Wales, Prof, Pall Thordarson yang mengatakan molekul sabun akan menempel pada lemak bakteri dan mikroba yang akhirnya bisa mencongkel mikroba dan bakteri yang menempel di tangan kita. “Mereka bertindak seperti linggis dan menganggu seluruh sistem,” katanya seperti dilansir dalam nytimes.com (13/3/2020).

 

Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran UI 2017-2021, Prof Dr dr H Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH MMB FINASIM FACP pada liputan 6.com (23/3/2020) mengatakan bahwa cuci tangan menggunakan sabun lebih baik ketimbang sedikit-sedikit menggunakan hand sanitizer.

“Hand sanitizier itu kan isinya alkohol. Virusnya memang sudah mati karena alkohol itu sebenarnya, tapi masih lengket di tangan kita. Maka itu, cuci tangan pakai sabun tetap dibutuhkan agar virus itu benar-benar hilang dari tangan kita” jelas Ari Fahrial.

Dengan semua penjelasan diatas, jadi tidak ada alasan lagi ya untuk malas atau tidak melakukan CTPS dalam keseharian kita.

 

 Penulis: Gigih Lubis dan Cheerli

 Editor: Aldy Mardikanto