Jawa Tengah Siap Pastikan Keberlanjutan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi

Jawa Tengah merupakan 1 dari 8 provinsi yang menjadi dampingan dari program USAID IUWASH PLUS untuk peningkatan akses air minum dan sanitasi. Di Jawa Tengah sendiri setidaknya terdapat 7 kabupaten/kota yang menjadi lokasi dampingan program, diantaranya yaitu Kota Surakarta, Kabupaten Sukoharjo, Kota Salatiga, Kota Magelang, Kabupaten Magelang, Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Wonosobo.
 
Melalui kemitraan dan kerjasama yang telah terbangun selama 5 tahun ini, tentunya banyak hal yang telah dicapai melalui kerjasama yang baik dari seluruh pemangku kepentingan di Jawa Tengah.
 
Dalam acara Lokakarya Purna Program USAID IUWASH PLUS di Regional Jawa Tengah disebutkan, hingga tahun 2020 sudah ada sejumlah capaian, diantaranya yaitu, adanya peningkatan akses air minum layak di Jawa Tengah yang telah mencapai 94 persen, dengan 23 persen di antaranya terlayani jaringan perpipaan.
 
Kemudian adanya peningkatan akses sanitasi layak yang telah mencapai 83 persen, serta adanya penurunan Angka Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di Tempat Terbuka yang cukup signifikan, dari 20 persen di tahun 2010 menjadi 5 persen pada 2020.
 
“Kami sangat mengapresiasi semua pencapaian ini. Harapannya keberhasilan ini bisa terus ditingkatkan dan keberlanjutannya bisa dipastikan meski tidak lagi ada dampingan dari USAID IUWASH PLUSH," ujar Direktur Perumahan dan Permukiman Kementerian PPN/Bappenas, Tri Dewi Virgiyanti.
 
Berkaitan dengan capaian yang telah berhasil diraih dan juga untuk memastikan keberlanjutan, maka bersamaan dengan kegiatan penutupan program dilakukan juga kegiatan monitoring dan evaluasi di wilayah Jawa Tengah pada kedua lokasi yaitu Kelurahan Mojosongo dan Kelurahan Mojo. Selain itu, pada kesempatan yang sama dilaksanakan juga audiensi dengan Walikota Surakarta.
 
Pada kunjungan ke Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jabres, Perwakilan Kecamatan, Diah Saraswati mengatakan, pihaknya mengucapkan terimakasih atas adanya dukungan pendampingan yang dilakukan oleh USAID IUWASH PLUS di wilayahnya. Menurut Diah, saat ini telah ada sejumlah sarana yang telah terbangun dan juga Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang terbentuk sebagai upaya peningkatan akses air minum dan sanitasi di wilayahnya. "Bukan hanya melakukan sosialisasi akan pentingnya kepemilikian akses air minum dan sanitasi layan, namun dalam setiap kegiatan sosialisasi tim KSM juga selalu mengingatkan semua warga untuk rutin dan konsisten dalam menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)," jelasnya.
 
Sementara itu, Ketua KSM Mojosongo, Suripto menjelaskan bahwa dalam melakukan sosialisasi pihaknya juga kerap menggunakan sosial media untuk menjangkau lebih banyak pihak, termasuk para kaum muda yang ada di wilayahnya. "Dalam memastikan kosistensi warga untuk terus melakukan PHBS, KSM juga secara rutin melakukan pertemuan warga bersama RT/RW dan juga PKK setempat untuk bertemu setiap bulan," katanya.
 
Disis lain, pada lokasi kunjungan lapangan kedua di Keluruhan Mojo diketahui bahwa saat ini setidaknya sebanyak 100 rumah tangga dari kalangan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) sudah mendapatkan akses layanan air minum perpipaan. Capaian lainnya ialah saat ini warga di Kelurahan Mojo juga telah konsisten menerapkan PHBS dalam keseharian mereka. Faktanya, kini banyak rumah tangga di Kelurahan Mojo yang telah menyediakan sarana Cuci Tangan Pakai sabun (CTPS) sederhana di depan rumah mereka.
 
"Untuk memastikan keberlanjutan peningkatan akses air minum dan sanitasi bagi warga Kelurahan Mojo, saat ini pemerintah kelurahan juga telah menjalin kerjasama dengan lembaga keuangan untuk menjalankan kredit penyediaan jamban bagi warga, terutama mereka yang masuk kategori MBR," tutur Ketua KSM Kelurahan Mojo.
 
Kemudian, pada sesi audiensi, Wakil Walikota Surakarta, Teguh Prakosa, mengatakan bahwa saat ini berkat adanya dukungan dari sejumlah pihak baik itu pemerintah dan juga para mitra pembangunan, telah ada sejumlah capaian yang baik di sektor air perumahan dan permukiman, termasuk di sektor air minum dan sanitasi.
 
Salah satu bentuk dukungan riilnya yaitu saat ini telah ada perbaikan permukiman kumuh di kawasan Semanggi seluas 50.000 m2. "Telah dibangun rumah sebanyak 554 yang telah dilengkapi dengan sarana sanitasi dan air minum layak. Bukan hanya itu, warga di kawasan ini juga diberikan sejumlah pelatihan. Dengan adanya keterbatasan APBD, dukungan ini tentunya sangat kami apresiasi.," jelas Teguh.
 
Menurutnya, saat ini pihaknya berkomitmen untuk mengarasi permasalahan kumuh yang ada di wilayahnya. "Komitmen utama Surakarta yaitu untuk mengatasi wilayah kumuh," pungkasnya.