Memastikan Sanitasi Aman di Rumah

Pokja PPAS Nasional berkolaborasi dengan Cleanomic Radio meluncurkan episode kedua serial edukasi Podcast “Sanitasi di Rumahmu Sudah Aman?”. Pada episode ini, Cleanomic Radio mengajak Direktur Sanitasi, Kementerian PUPR, Prasetyo dan Pendiri SPOA Arsitektur, Rahmat Indrani atau yang lebih akrab disapa Kibo untuk berbincang- bincang bersama.

 

Pada awal diskusi, Prasetyo menjelaskan bahwa definisi sanitasi aman ialah ketika rumah tangga dapat mengolah air limbah domestik yang dihasilkan dengan tangki septik sesuai standar dan disedot secara berkala atau melalui jaringan perpipaan terpusat, yang nantinya akan dikelola melalui IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) secara aman. “Jadi kepemilikan dari tangki septik saja hanya masuk ke dalam akses sanitasi layak, belum sampai ke sanitasi aman” jelasnya.

 

Prasetyo menambahkan, saat ini seharusnya limbah grey water atau air bekas cucian juga dapat diolah melalui tangki septik, sehingga saluran drainase yang ada hanya berfungsi untuk menampung air hujan.

 

Sepaham dengan yang disampaikan oleh Prasetyo terkait sanitasi aman, Kibo menuturkan,  dari sudut pandang arsitek, membangun rumah seharusnya tidak sampai mencemari lingkungan, maka dari itu hal-hal seperti ketersediaan akses sanitasi yang baik harus menjadi perhatian.  “Dari pengalaman saya, ada beberapa klien yang meminta untuk tidak dibangun tangki septik karena lahan yang terbatas, dan lebih memilih untuk membuang air limbah ke saluran kota. Hal ini tentunya tidak bisa dibiarkan, karena arsitektur sudah memiliki kode etik tersendiri untuk tidak mencemari lingkungan pada saat proses pembangunan,” pungkasnya.

 

Menurut Kibo, selain memperhatikan aspek pencemaran, masyarakat juga harus sadar akan lingkungan tempat tinggalnya, karena hingga kini masih sering dijumpai pembangunan tangki septik yang dekat dengan sumber air minum rumah tetangga. Padahal bila mengacu pada ketentuan yang ada harus ada jarak kurang lebih 10 meter antara tangki septik dan sumber air. Dalam mengetasi keterbatasan lahan, Kibo menganjurkan agar masyarakat dapat membangun sumur resapan dan menggunakan biofil yang tidak berbau.

 

Upaya Membangun Sanitasi Aman Bagi Masyarakat

 

Diskusi yang dimoderasi oleh founder Cleanomic, Denia Isetianti berlanjut dengan pertanyaan mengenai upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam penyediaan akses sanitasi aman.

 

Prasetyo menjelaskan, saat ini Kementerian PUPR telah berupaya untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur yang lebih luas, serta melakukan pembinaan teknis untuk daerah agar dapat meningkatkan layanan sanitasi aman yang lebih baik.

 

“Sesuai dengan mandat dalam Peraturan Pemerintah No 2 tahun 2018 (tentang Standar Pelayanan Minimal) bahwa pengelolaan air limbah domestik ini bersifat wajib. Terkait hal ini, Kementerian PUPR telah mengeluarkan panduan SPM (Standar Pelayanan Minumum) untuk layanan sanitasi aman serta pedoman pembangunan tangki septik yang sesuai SNI, harapannya dapat diikuti oleh pemerintah daerah sebagai penyelenggara layanan” tambahnya.

 

Menurut Prasetyo, pemerintah daerah dapat membuat serangkaian kampanye publik, atau sosialisasi dan edukasi bagi masyarakat terkait layanan sanitasi agar tercipta demand dari masyarakat sendiri. “Seperti di daerah Bekasi dan Gresik misalnya yang telah menyediakan layanan call center bagi masyarakat yang ingin bertanya mengenai LLTT (Layanan Lumpur Tinja Terjadwal) dan layanan sanitasi lainnya” jelasnya.

 

Mengakhiri sesi diskusi podcast episode kedua ini, Kibo mengimbau masyarakat untuk sadar mengelola air limbahnya sendiri dan jangan sampai mencemari lingkungan sekitar. 

 

Sementara itu, Prasetyo mengatakan, yang terpenting ialah perubahan perilaku di masyarakat. “Dengan sanitasi yang baik, kualitas kesehatan masyarakat pun akan ikut meningkat yang pada akhirnya berimplikasi pada kemajuan produktivitas masyarakat,” tuturnya.

 

Kegiatan serial edukasi podcast sebagai bagian dari kampanye publik KSAN (Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional) ini akan terus berlanjut sampai bulan Oktober mendatang. Harapannya, melalui kegiatan ini kesadaran masyarakat akan pentingnya air minum dan santiasi aman akan terus meningkat.