P-R-O Gaya baru produsen kurangi sampah kemasan

Pernahkah kita risih melihat sampah tidak ada habis-habisnya di sekitar tempat kita beraktifitas sehari-hari? Pernahkah juga kita harap-harap cemas menanti petugas pengumpul sampah, khawatir sampah bakal menumpuk lebih lama di bak depan rumah?  Ya itu salah satu fenomena dari dampak produksi sampah kita makin banyak, tidak seimbang dengan perbaikan pengelolaan sampah hingga di rantai akhir.

Pada 25 Agustus 2020 lalu, PRAISE (Packaging and Recycling Association for Indonesia Sustainable Environment / Asosiasi untuk Kemasan & Daur Ulang bagi Indonesia yang Berkelanjutan) meluncurkan sebuah Model Penanganan Kemasan Paska Konsumsi atau PRO (Packaging Recovery Organization). PRAISE didirikan bersama oleh Coca-Cola Indonesia, Indofood Sukses Makmur, Nestlé Indonesia, Tetra Pak Indonesia, Tirta Investama dan Yayasan Unilever Indonesia.

Kegiatan launching yang dibuka oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Hadir juga sebagai pembicara adalah Direktur Pengelolaan Sampah KLHK Novrizal Tahar, Pemerintah Provinsi Jawa Timur Jumadi, dan Ketua Umum PRAISE  Karyanto Wibowo.

Gagasan ini dilatar belakangi oleh perilaku 72% masyarakat Indonesia yang tidak peduli akan sampah (BPS, 2018). Dalam acara ini dipaparkan bahwa, tantangan pengelolaan kemasan paska konsumsi dimulai dari pengumpulan serta  pemilahan di rumah tangga. Sementara pertumbuhan infrastruktur dan industri daur ulang tidak sepadan dengan pertumbuhan konsumsi dan pembangunan.

PRO memungkinkan industri (consumer goods) bersama sektor lainnya untuk bergabung dalam koalisi, membangun kerjasama berkelanjutan dengan industri daur ulang yang melibatkan sektor informal, difasilitasi dan dibimbing oleh pemerintah. PRO dijalankan dalam Extended Stakeholder Responsibility (ESR), yang terdiri dari masyarakat, swasta, dan pemerintah untuk berkolaborasi dalam pengolahan kemasan paska konsumsi.

Pilot Project PRO dimulai di wilayah Jawa Timur dan Bali. Saat ini PRAISE masih dijalankan oleh koalisi 6 perusahaan, namun kedepannya akan dibuka untuk industri lain yang ingin bergabung dalam misi PRO.

Peran PRO adalah melakukan aktivitas pengumpulan kemasan agar proses pengumpulan kemasan  berlangsung dengan baik, dari bank sampah dan TPS3R. Kegiatan teknis yang akan dilakukan PRO adalah memfasilitasi gagasan desain kemasan agar lebih mudah di daur ulang, Pro juga melakukan penerapan insentif pengumpulan kemasan pasca konsumsi untuk meningkatkan pengumpulan dan mendorong penguatan iklim industri daur ulang.

"Upaya bersama antara pemerintah, dunia usaha, industri dan masyarakat secara luas saya harap dapat mendorong terwujudnya target pemerintah mengurangi sampah sampai 30 persen melalui 3R serta penanganan sampah sebesar 70 persen pada tahun 2025," pungkas Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, saat peluncuran program PRO secara virtual.