Picu Sinergi Pembangunan, Ogan Ilir Gelar AMPL Award Perdana

OGAN ILIR — Rabu, 20 Maret 2019

Dalam rangka mendukung pelaksanaan Paket Kebijakan Sanitasi & Persampahan "OI BISSAA", Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir memberikan penghargaan AMPL Award kepada segenap kelompok masyarakat & desa unggulan di sektor pengelolaan sanitasi & air minum. Penganugerahan ini dilakukan di hadapan para OPD kabupaten & provinsi, camat, lurah/kepala desa, serta pihak-pihak terkait dalam acara Musrenbang Kabupaten Ogan Ilir, Rabu (20/3) kemarin.

Kategori pemenang terdiri dari Desa Terbaik AMPL, KSM/KPP Persampahan Terbaik, dan KP-SPAMS Terbaik. Di samping plakat, para pemenang juga menerima unit laptop dan printer.

Desa-desa pemenang di ajang AMPL Award Perdana Ogan Ilir ini antara lain:
A. Desa Terbaik AMPL: Desa Siring Alam, Kecamatan Tanjung Raja
B. KSM/KPP Persampahan Terbaik: Desa Payakabung, Kecamatan Indralaya Utara
C. KP-SPAM
Terbaik I: KP-SPAMS SABMAS Mandiri Desa Payakabung
Terbaik II: KP-SPAMS Karya Bersama Desa Lorok, Kecamatan Indralaya Utara
Terbaik III: KP-SPAMS Sumber Rezeki Desa Pulau Semambu

Bupati Ogan Ilir Ilyas Panji Alam menjelaskan, ajang penganugerahan tersebut merupakan tindak lanjut dari surat edaran Bupati terkait penggunaan dana desa untuk sektor AMPL. Surat edaran ditujukan kepada seluruh kepala desa beberapa tahun lalu.

"Ini untuk memotivasi para kepala desa untuk memperbaiki [air minum &] sanitasi di daerahnya masing-masing. Karena Ogan Ilir ini termasuk sanitasi yang buruk," papar Bupati Ogan Ilir Ilyas Panji Alam. "Melalui surat edaran, saya sampaikan supaya para kepala desa boleh menggunakan dana desa sebesar 20% untuk pembangunan [air minum &] sanitasi di daerahnya, dimulai dari masyarakat yang paling miskin di desa itu."

Selain mengandalkan Dana Desa, Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir juga menggandeng kerja sama dengan BAZNas Provinsi & Kabupaten untuk membangun jamban sehat. Di samping itu, Pemkab OI turut bersinergi dengan PT PLN Distrik Indralaya untuk program pengurangan sampah.

Di samping mengadvokasi para kepala desa, ajang penghargaan ini sekaligus menjadi media advokasi dari kabupaten ke provinsi. Khususnya, dari segi pendataan dan pendanaan. Kabid Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah (IPW) Bappeda Sumsel, Regina, mengakui hal ini.

"[Output award] Ini akan jadi input kami. Karena ke depannya, [kebijakan] gubernur arahnya menuju bankeu (Bantuan Keuangan--red) nih. Jadi dengan adanya seperti ini, mungkin dapat menjadi model kami bagaimana kami harus menganggarkan program di level desa," jelas Kabid IPW Bappeda Sumatera Selatan Regina.

Di tingkat provinsi, Sumatera Selatan telah menggelar Sriwijaya AMPL Award pada April 2018 lalu. Proses penilaian Sriwijaya AMPL Award 2019 pun kini tengah berjalan. Pemberian AMPL Award Kabupaten Ogan Ilir ini merupakan AMPL Award tingkat kabupaten pertama yang diadakan pada momentum Musrenbang RKPD. Turut dihadiri oleh para Forkominda, kepala OPD, Camat, Kepala Desa, dan stakeholder terkait lainnya, penyelenggaraan penghargaan ini baik untuk proses pembelajaran bagi desa lain.

Pada Musrenbang Kabupaten Ogan Ilir 2019 ini, penekanan angka kemiskinan menjadi isu yang hangat dibahas. Per 2018, tingkat kemiskinan Kabupaten Ogan Ilir merupakan yang tertinggi ke-7 di Provinsi Sumatera Selatan, yakni sebesar 13,19%. Tingkat kemiskinan Provinsi Sumatera Selatan sendiri masih berada di atas rata-rata nasional, yakni sebesar 12,80%. Menuju 2023, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menargetkan percepatan penurunan angka kemiskinan hingga dapat mencapai 1 digit (di bawah 10%).

Dalam paparannya, Kabid IPW Bappeda Sumatera Selatan Regina turut menjelaskan bagaimana sanitasi berkaitan erat dengan pembangunan manusia dan pengentasan kemiskinan.

"Karena sanitasi sebenarnya merupakan salah satu indikator dari beberapa aspek kemiskinan. Jadi sanitasi juga kan sebenarnya terkait dengan kesehatan, terkait dengan biaya yang harus dia keluarkan untuk itu," ujarnya.

Meski kondisi sanitasi Ogan Ilir sudah mengalami peningkatan seperti yang diperlihatkan oleh capaian AMPL Award Ogan Ilir, Pemerintah Provinsi Sumsel berharap Ogan Ilir dapat mengintegrasikan sektor sanitasi ke kerangka besar pengentasan kemiskinan. Regina pun menekankan pentingnya sinergi pembangunan lintas sektor sebagai upaya menekan angka kemiskinan.

Regina lantas menceritakan umpan balik dari tim Bappenas saat kunjungan ke kawasan miskin di kota Palembang. Tim Bappenas pun menyarankan supaya penanganan program kemiskinan harus secara holistik dan bersinergi antar sektor.

"Kalau kita kerjakan hanya satu sektor, pasti tidak selesai. Maka diharapkan, Kepala Bappeda bisa mengkoordinir satu daerah yang mau dituntaskan. Bagaimana ini bisa dikolaborasikan supaya sinergi dan hasilnya terlihat," lanjut Regina. "Kalau enggak dikroyok sekaligus, pasti masih kelihatan menyebar."

***