PPSP Gelar Peningkatan Kapasitas Intensif ala 'New Normal'

JAKARTA,  17 Juli 2020

Memasuki kuartal ketiga tahun 2020, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mulai menguatkan barisan pelaksana Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Hal ini dilakukan melalui perekrutan tim konsultan, guna mengawasi implementasi dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) dengan lebih baik dan terarah sesuai target yang ditetapkan.

Untuk memberikan pandangan tentang perkembangan terkini pelaksanaan PPSP kepada konsultan yang direkrut, sekaligus memberikan perspektif panduan pendampingan PPSP kepada para konsultan, maka diadakanlah sesi peningkatan kapasitas virtual pada 14-17 Juli 2020. Diadakan melalui konferensi video zoom, pelatihan ini berjalan intensif selama 6jam/hari yang dibagi ke dalam 10 sesi. Dipandu oleh tim dari Urban Sanitation Development Program (USDP), sesi ini pun menjadi ajang transfer knowledge kepada sebanyak 5 orang konsultan peserta: seorang pemimpin tim (merangkap Tenaga Ahli Teknis), 2 orang Tenaga Ahli Teknik Lingkungan, 1 orang Tenaga Ahli Teknik Sipil, 1 orang Tenaga Ahli Peningkatan Kapasitas menjadi peserta pelatihan.


Di samping menjadi ajang transfer knowledge, sesi peningkatan kapasitas ini turut menjadi ajang diterapkannya metode pembelajaran blended learning. Metode Blended Learning, sebagaimana ditetapkan dalam draft Panduan Peningkatan Kapasitas Berjenjang, melibatkan pembelajaran yang memaksimalkan modul e-learning dan telekonferensi. Sebelum pelatihan ini, para peserta pun diminta mempelajari modul e-learning dan mengikuti pre-test, serta menyiapkan pertanyaan atau catatan kritis atas topik yang dipelajari. Saat sesi daring, para peserta mendapat masukan dan berkesempatan mendiskusikan pertanyaannya. Sesi pun kemudian ditutup dengan pengisian post-test secara daring oleh peserta.

Hasilnya, metode blended learning ini terbukti berhasil membuat sesi peningkatan kapasitas berjalan lancar dan dinamis. Hal ini juga terbantu oleh latar belakang kelima orang peserta, yang sudah cukup berpengalaman dalam program PPSP baik sebagai fasilitator maupun sebagai konsultan pendamping PIU-T tahun-tahun sebelumnya.

Sesi pelatihan intensif 6 jam/hari selama 4 hari ini pun terbukti berhasil meningkatkan hasil tes peserta secara signifikan. Pada sesi pre-test, rata-rata peserta meraih nilai 47,2. Pada post-test, rata-rata ini meningkat 19,16 poin menjadi 66,36. Kapasitas professional judgment para peserta—yang dinilai dari tingkat kritis tidaknya pertanyaan, masukan, serta interaksi para peserta—pun rata-rata mencapai nilai 72,5. Hal ini menujukkan tingkat pemahaman yang baik dari peserta.

Alhasil, kelima peserta ini memenuhi kriteria sebagai Fasilitator/Pelatihan Utama dan sebagai Associate Assessor sebagai berikut, dengan rata-rata nilai sebesar 79,72.

Dalam rancang awalnya, sebetulnya ada pula posisi Tenaga Ahli Kelembagaan dan Tenaga Ahli Komunikasi. Pada saat pelatihan kemarin, kedua posisi ini belum terekrut. Meski demikian, berkat diadakan secara virtual, seluruh sesi pelatihan ini telah direkam oleh KemenPUPR selaku PIU-T. Sehingga, seluruh materi ini dapat dengan mudah diakses kembali sewaktu-waktu jika tenaga ahli baru terekrut atau berganti.

Selepas pelatihan ini, terdapat beberapa, catatan untuk peningkatan kapasitas ke depannya. Misalnya, Panduan Fasilitasi Pembangunan Sanitasi Permukiman yang sebelumnya telah disusun akan perlu disesuaikan detailnya untuk situasi pandemi covid-19. Kemudian, perlu pula ada tambahan penjelasan teknis terkait jenis teknologi ALD dan pertimbangan jarak menuju infrastruktur. Selain itu, kegiatan pelibatan masyarakat secara aktif penting untuk ditekankan pada aspek komunikasi dan advokasi. Tidak berarti harus berdiri sendiri, namun kegiatan ini sejatinya selalu diperhitungkan dalam pemasaran sanitasi.


***