Respon Target UA 2019, Akademisi ITB Angkat Suara Soal Sanitasi

BANDUNG — Selasa, 13 Maret 2018

Mengutip salah satu sanitarian di linimasa kami:
“Peran semua sektor sangat dibutuhkan untuk perbaikan Sanitasi.”

Sungguh, kami setuju sepenuh hati.
Jika tempo hari berita baik datang dari kalangan penggerak PKK,
kini gaung sanitasi pun terdengar dari kalangan akademisi.

Seminar nasional bertema ‘Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi Menuju Akses Universal Tahun 2019’ yang digelar oleh sivitas akademika ITB, Selasa (13/3) lalu, menjadi respon dari kaum akademis terhadap darurat sanitasi.

“Saya kira ini topik yang sangat urgent di Indonesia. Oleh karena itu semua stakeholders yakni perguruan tinggi, operator, pemerintah, perusahaan yang terlibat, masyarakat, komunitas, dan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) semuanya harus bekerja sama menghadapi isu ini,” ujar Dekan FTSL, Prof.Ir. Ade Sjafruddin M.Sc.,Ph.D dalam sambutannya.

Selain mempersatukan akademisi, acara yang digalang oleh Kelompok Keahlian Rekayasa Air dan Limbah Cair (KKRALC) dari Fakultas Teknik Sipul dan Lingkungan (FTSL) ITB ini juga turut melibatkan para praktisi kunci di bidang sanitasi. Hal ini terlihat dari jajaran Pembicara Utama (Keynote Speaker) yang terdiri dari perwakilan Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kementerian PUPR Ir. Muhammad Sundoro, serta perwakilan Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Kementerian PUPR Suharsono Adi Broto.

Dalam pemaparannya mengenai ‘Kebijakan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum’, Ir. Muhammad Sundoro menyampaikan bahwa isu-isu umum seperti pertumbuhan penduduk, pengembangan wilayah, degradasi lingkungan, serta pertumbuhan ekonomi menjadi isu strategis yang dihadapi dalam penyediaan air minum. Selain itu terdapat pula permasalahan eksisting saat ini yaitu ketersediaan air baku untuk air minum tidak merata antar wilayah administrasi kabupaten/kota.

Usai dibuka oleh jajaran keynote speaker, sebanyak 31 pemakalah mempresentasikan hasil temuannya dalam sesi presentasi paralel. Di sinilah, perspektif yang lebih mikro dan lintas disiplin bermunculan.

Salah satunya, adalah perspektif sosio-ekonomi & budaya yang diusung oleh Ira Ryski Wahyuni dari Urban Sanitation Development Program (USDP) dan Prayatni Soewondo dari Magister Pengelolaan Infrastruktur Air Bersih & Sanitasi FTSL ITB. Dalam penelitian bertajuk “Analisis Pemilihan Sistem dan Teknologi Pengolahan Air Limbah Domestik Di Kawasan Pemukiman Pesisir Kota Kendari”, kedua peneliti mengeksplorasi faktor-faktor seperti kepadatan penduduk, kondisi pasang surut, serta kepedulian tokoh masyarakat yang turut mempengaruhi pilihan sistem dan teknologi pengolahan air limbah di antara masyarakat wilayah pesisir.

Di akhir seminar ini, sebanyak 137 peserta seminar terpapar oleh inovasi-inovasi terbaru bidang infrastruktur dan teknologi pengolahan air bersih & air limbah. Tak hanya solutif, beberapa inovasi tersebut juga dianggap relevan dengan masalah air bersih dan sanitasi di berbagai daerah. Inovasi-inovasi tersebut pun diharapkan dapat diimplementasikan dalam rangka percepatan capaian Akses Universal sesuai target di 2019.

Ulasan selengkapnya dari acara ini dapat dibaca di sini


***