Solusi Capai Target Universal Akses Air Minum dan Sanitasi



Penyediaan akses air minum dan sanitasi kian hari semakin penting.  Keberadaanya tidak hanya sebatas sebagai sarana dasar yang dibutuhkan masyarakat, namun juga sebagai penunjang hal lain, terutama terkait kesehatan.

 

Direktur Kesehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan, Imran Agus Nurali mengatakan bahwa sektor air minum dan sanitasi berkaitan dengan stunting.

“Minimnya akses air minum dan sanitasi,  kini tak hanya berdampak pada kejadian diare, namun merambah ke yang lainnya, salah satunya menjadi penyebab stunting yang akan memengaruhi produktivitas dan berdampak pada peningkatan ekonomi,” ujarnya pada acara Diskusi Inovasi Pembiayaan Air Minum dan Sanitasi (PAMDS)-/Water Credit.

 

Untuk mendukung target SDGs, pada tahun 2024 mendatang Kemenkes telah sendiri telah menargetkan 90% desa bebas Buang Air Besar di Tempat Terbuka/Open Defaction Free (ODF). “Tahun ini Kemenkes juga berencana melaksanakan survey kualitas air dengan sasaran 80 ribu Kepala Keluarga (KK) yang akan digunakan untuk baseline data mencapai SDGs 2030 mendatang,” tambah Imran.

 

Untuk memicu semua pihak dalam mendukung pencapaian target, Kemenkes setiap tahunnya memberikan penghargaan STBM Award yang merupakan acara pemberian penghargaan pada para pegiat STBM. “Selain itu kami juga punya program Padat Karya Tunai Desa yang memberikan dana 100 juta per desa, termasuk untuk pembangunan sarana air minum dan sanitasi,” katanya.

 

Pada paparan selanjutnya, Kasubdit Sanitasi, Direktorat Perkotaan, Perumahan dan Permukiman, Bappenas Wahanudin menyampaikan, sesuai amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 ditargetkan bahwa pada tahun 2030 mendatang 70% rumah tangga harus sudah menempati rumah layak huni, kemudian 100% rumah tangga harus memiliki akses air minum layak, termasuk 15% aman, serta 90% rumah tangga juga harus sudah memiliki akses sanitasi layak, termasuk 15% aman.

 

Salah satu upaya yang dilakukan Kementerian PPN/Bappenas sendiri telah menyusun rancangan kebijakan dan strategi untuk mencapai target tersebut. Selain itu, Bappenas juga telah menyelaraskan RPJMN dengan SDGs.

 

 “Target ini bukanlah suatu yang mudah, untuk itu kita sangat butuh inovasi dan terobosan mencapai semua target tersebut,” katanya.

 

Micro credit bisa menjadi salah satu alternatif` yang bisa dilakukan untuk mempercepat capaian SDGs 2030. Terkait dengan itu, dalam beberapa tahun belakangan ini water.org sebagai salah satu mitra pembangunan telah mendukung 16 negara, termasuk Indonesia untuk fasilitasi kegiatan kredit mikro di sektor air minum dan sanitasi dengan tujuan untuk meningkatkan akses sarana kepada masyarakat, terutama bagi mereka masyarakat berpenghasilan rendah.

 

Untuk implementasi pelaksanaan kredit mikro sendiri water.org juga telah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak terkait seperti Kementerian Bappenas, Kementerian PUPR, Kementerian Kesehatan, OJK,  beragam lembaga keuangan daerah, serta mitra-mitra pembangunan lainnya.

 

Setidaknya ada 3 skema kerjasama yang ditawarkan yaitu untuk kategori rumah tangga dengan besaran pinjaman Rp2- Rp5 juta/rumah tangga, kategori Kelompok SPAMS dengan kisaran Rp20- Rp100 juta/kelompok, dan kategori PDAM dengan kisaran Rp500 juta- Rp10 M.

 

Setidaknya terdapat 6 tahapan yang dilakukan sebelum pelaksaan mikro kredit yaitu pertama evaluasi dan persiapan, kedua melakukan riset pasar, ketiga pengembangan produk, keempat menentukan pilot, dan terakhir ialah launching product.

 

Untuk sosialisasi dan lebih mengenalkan tentang micro credit di sektor air minum dan sanitasi kepada banyak pihak, pada Kamis 30 Januari 2020, bertempat di Ballroom Mercantile Athletic, World Trade Center, Jakarta Water.org mengundang semua pihak terkait, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, OJK, lembaga keuangan, dan berbagai mitra untuk mengikuti Diskusi Inovasi Pembiayaan Air Minum dan Sanitasi (PAMDS)-/Water Credit.

 

Bukan hanya bertujuan meningkatkan kolaborasi, namun kegiatan ini juga diharapkan dapat menginspirasi untuk menjadi salah satu inovasi yang dilakukan para pihak terkait dalam  meningkatkan pembangunan air minum dan sanitasi, terutama guna mencapai target universal di kedua sektor tersebut.