Strategi Mudah Kelola Sampah

Untuk mendukung pelaksanaan proyek Improvement Of Solid Waste Management to Support Regional Area and Metropolitan Cities (ISWMP), World Bank bersama dengan  Kementerian PUPR, Kementerian PPN Bappenas, dan mitra lainnya mengadakan kegiatan Kick Off Meeting pada 21 Juni 2022, mengenai implementasi support mission yang dilakukan secara online melalui platform Zoom.

Pada pembukaannya, Koordinator Bidang Sanitasi Kementerian PPN/Bappenas, Laisa Wahannudin menyampaikan, pembangunan infrastruktur pada pengelolaan sampah memerlukan sinkronisasi, acuan, dan landasan sebagai dasar untuk menentukan ke arah mana misi yang akan dilakukan.

Mengacu kepada hal tersebut, Wahanudin mengatakan, perlu adanya komitmen dari kepala daerah terhadap penetapan kebijakan pengelolaan persampahan untuk menguji model layanan pada skala terbatas. “Setelah itu, baru diimplementasikan uji coba  dengan skala penuh kepada setiap daerah,” ujarnya. 

Berdasarkan skema pendampingan yang ada, umumnya pusat akan menggandeng POKJA Provinsi dan POKJA Kab/Kota untuk melakukan rancangan kebijakan dan strategi, sebagai tindak lanjut dari hasil koordinasi sebelum pelaksanaan kegiatan. 

“Pada kegiatan ini, daerah pun akan didampingi oleh tenaga ahli dan pendampingan teknis dari pusat, kemudian baru dilanjutkan dengan kegiatan monev secara terpadu,” kata Wahanudin. 
Berbicara mengenai program tindak lanjut, Wahanudin menambahkan bahwa tahapan yang perlu dilakukan yaitu, penyusunan  panduan teknis mengenai operasionalisasi platform sistem pengelolaan
sampah, mendesain kebutuhan peningkatan kapasitas yang diperlukan, serta melakukan pendampingan pada implementasi platform. “Tahapan ini bisa dilakukan agar  mencapai tujuan bersama.” tambahnya.

Sejalan dengan itu, Kepala Sub Direktorat Bidang Pekerjaan Umum, Sinkronisasi Urusan Pemerintah Daerah II, Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah, Kementerian Dalam Negeri (Kasubit PU, SUPD II, Ditjen Bina Bangda, Kemendagri) Indra, Maulana, Syamsul, mengatakan bahwa semua aspek penting yang saat ini ada dalam platform pengelolaan persampahan, seperti aspek regulasi, kelembagaan, kebijakan, serta pemberdayaan terhadap masyarakat perlu dilakukan untuk pengelolaan sampah yang optimal dari hulu sampai ke hilir.

Selanjutnya, Indra menambahkan, demi mengedepankan komitmen rencana aksi pengelolaan persampahan di Indonesia, khususnya pada wilayah tertinggal, maka sangat diperlukan keterlibatan aktif juga dari para pemangku kepentingan untuk saling berkolaborasi bersama mencapai target yang diharapkan.

Sebagai salah satu aksi nyata yang sudah dilakukan adalah  telah  ada komitmen untuk membangun rencana aksi pengelolaan persampahan di wilayah DAS Citarum untuk tahun 2021-2024. Sekadar informasi, untuk kegiatan ini juga telah dilakukan penandatanganan bersama untuk menerapkan strategi dan kegiatan yang akan dikerjakan hingga 2 tahun mendatang.

“Rencananya, hasil komitmen bersama tersebut, akan digunakan sebagai bahan fasilitas peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah di wilayah masing-masing,” ucapnya.

Sebagai penutup, semua pihak yang hadir sepakat bahwa kolaborasi adalah kunci dasar untuk mencapai target capaian yang diharapkan, akan tetapi jika terpaut pada kolaborasi tanpa adanya komitmen yang kuat tetap akan kurang optimal.  
“Sistem kerja bersama atau kolaborasi dinilai memiliki keuntungan berlebih jika semuanya dapat saling bersinergi. Kolaborasi juga akan menjadi sempurna jika ada sebuah lembaga yang memayungi setiap kebijakan yang ada,” pungkas Indra.