Buku

Melestarikan Sumber Daya Air dengan Teknologi Rawa Buatan

Maulida Khiatuddin   20 September 2005 1.260

Teknologi rawa buatan yang sederhana dan murah dapat membersihkan air limbah dengan hasil yang efektif dan setara dengan yang dicapai oleh teknologi konvensional yang mahal. Teknologi ini sangat tepat untuk diterapkan di Indonesia karena disatu pihak, persoalan pencemaran air semakin parah dari waktu ke waktu karena air limbah tidak diproses dahulu sebelum dibuang ke saluran umum yang akhirnya bermuara ke perairan. Persoalan ini sudah mulai di kota-kota besar di Indonesia. Penduduk mengalami kesukaran memperoleh air bersih, terutama musim kemarau tiba. Dilain pihak, karena kurangnya kemampuan keuangan negara untuk membeli teknologi konvensional untuk membersihkan air limbah, terobosan baru yang murah dan tepat guna sangat mendesak untuk dilaksanakan.

Buku ini menawarkan salah satu pemecahan masalah pencemaran air dengan pendekatan ekologis melalui pendauran ulang bahan pencemar menjadi biomassa yang bernilai ekonomis. Proses pembersihan air yang terjadi di rawa buatan dijelaskan dalam bahasa ilmiah populer tanpa mengurangi kedalaman analisa, sehingga dapat dibaca dengan mudah oleh semua kalangan.

Jenis-jenis rawa buatan yang dijelaskan dalam buku ini dapat dibangun dengan mudah di comberan rumah masing-masing baik untuk mengolah air limbah rumah tangga maupun untuk mengolah air limbah secara kolektif. Dengan membangun rawa buatan, kita bukan saja dapat menghilangkan bahan pencemar didalam air tetapi juga dapat menyulap menjadi biomassa seperti sayuran, ikan, bambu, sagu dan kayu.

Informasi yang disajikan dalam buku ini dapat menjadi bahan masukan berharga untuk kalangan akademisi dan mahasiswa yang berkecimpung dalam bidang lingkungan, pengambil keputusan publik, serta masyarakat umum yang ingin membersihkan air limbah dan sekaligus mendaur-ulangnya.

Majalah Percik - Edisi Juli 2005, Pembiayaan Mikro Sanitasi

Sekretariat Pokja AMPL   Th. 862

Tahun ini adalah tahun ekonomi mikro. Edisi ini, Percik hadir dengan laporan utama mengenai pembiayaan mikro (Microfinance) khusus bidang sanitasi, lebih khusus lagi untuk pembangunan jamban/WC. Di rubrik Terponong, kami menyajikan hasil uji coba Community-Led Total Sanitation (CLTS) di Kabupaten Lumajang.
 
Rubrik Wawancara di edisi ini agak berbeda dengan sebelumnya. Biasanya selalu tampil ‘orang pusat’ dan topiknya terkait isi laporan utama. Kali ini kami tampilkan ’orang daerah’ yang akan berbicara soal daerah. Selain itu kami juga menampilkan reportase sekelompok masyarakat yang peduli dengan lingkungan. Selamat membaca!