Karya Ilmiah

Analisis Pemanfaatan TPA Sampah Pasca Operasi Berbasis Masyarakat (Studi Kasus TPA Bantar Gebang, Bekasi)

Royadi   2006 2.514

TPA Bantar Gebang yang beroperai sejak tahun 1989 selesai kontrak pakainya oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta. Untuk mengatasi permasalahan TPA sampai pascaoperasi, perlu dilakukan kajian dan analisa untuk melihat kemungkinan yang terjadi dimasa depan didasarkan pada saat ini seperti sumberdaya dan lingkungan alam, sosial ekonomi, fisik kimia, mikrobiologi, dan keterlibatan masyarakat dalam pemanfaatan TPA sampah pascaoperasi berbasis masyarakat. Tujuan dari dan manfaat dari penelitian ini antara lain adalah: melakukan evaluasi terhadap kualitas air sumur, air sungai, air lindi dan mikrobiologi, memilih alternatif yang sesuai untuk pemanfaatan TPA sampah pascaoperasi berbasis masyarakat.Analisis yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah analisis fisik kimia, analisi sosial ekonomi dan prospektif analisis serta nalaitic hierarki proces (AHP). Kesimpulan dari penelitian ini antara lain adalah: 1. Kualitas fisik kimia dan biologi air sumur, air sungai dan air lindi masih dibawah ambang batas yang diperbolehkan, kecuali untuk kekeruhan air sungai, kandungan nitrat, nitrit, BODs, COD air lindi. 2. Alternatif pemanfaatan adalah sebagai TPA terpadu. 3. Pemanfaatan sebagai TPA terpadu akan menimbulkan multiplyer effect baik bagi lingkungan, masyarakat sekitar lokasi TPA dan pemerintah.

ANALISIS PARTIKULAT DAN KARAKTERISASI SUMBER PENCEMAR DENGAN METODE ANALISIS PENGAKTIFAN NETRON DAN SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM SEBAGAI PEMBANDING (STUDI KASUS DI SERPONG, BANDENGAN DAN PULOGADUNG)

Helia Radianingtyas   Th. 1.204

UGAS AKHIRPenelitian yang berjudul "ANALISIS PARTIKULAT DAN KARAKTERISASISUMBER PENCEMAR DENGAN METODE ANALISIS PENGAKTIFAN NETRONDAN SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM SEBAGAI PEMBANDING" ini ditujukan untuk mengetahui karakteristik komponen inorganik partikulat dari 3 lokasi di Jakarta dan sekitarnya dengan metode Analisis Pengaktifan Netron (APN). Ada 18 unsur dalam jumlah yang berarti yang terdeteksi dengan metode ini, yaitu Al, V, Mn, Na, As Sb, Br, La, Eu, Sm, K, Fe, Zn, Se, Cr, Yb, Ce dan Sc.Hasil analisis partikulat dengan metode APN tersebut kemudian dibandingkan serhadap hasil analisis dengan metode Spektrometri Serapan Atom (SSA). Ada 7 unsur yangi perbandingkan hasil analisisnya, yaitu Na, Fe, Zn, Mn, K, Pb dan Ni. Dalam penelitian ini ta mpak beberapa kelebihan metode APN daripada metode SSA. Metode APN dapat mendeteksi beberapa unsur sekaligus dalam satu kali penyinaran dan memiliki ketelitian deteksi hingga orde nanogram. Metode SSA hanya dapat mendeteksi satu unsur dalam satu kali pengukuran serta batas ketelitiannya hanya hingga orde mikrogram. Di samping itu metode SSA memerlukan persiapan sampel secara khusus sementara metode APN tidak memerlukan persiapan sampel yang panjang dan rumit sehingga kemungkinan kehilangan sampel atau kontaminasi pada waktu persiapan sampel dapat diperkecil. Namun di samping kelebihannya ada juga beberapa kekurangan metode APN.Pada metode SSA unsur satu dengan yang lain tidak saling mengganggu dalam proses analisis karena tidak dideteksi secara bersamaan. Berbeda dengan metode APN yang mana unsur dengan konsentrasi besar dapat menyebabkan unsur-unsur lain yang konsentrasinya kecil sulit terdeteksi karena keradioaktifan imbasnya tertutup keradioaktifan imbas latar belakang yang ditimbulkan oleh unsur dengan konsentrasi besar tersebut. Selain itu pada metode APN isotop-isotop yang tingkat energinya berdekatan sulit dianalisis dengan baik karena keradioaktifan imbasSelanjutnya hasil analisis dengan kedua metode digunakan untuk memperkirakan sumber asal pencemar. Ada 20 unsur yang dijadikan variabel dalam perkiraan sumber asal pencemar yang menggunakan metode Analisis Faktor ini, yaitu Al, V, Mn, Na, La, Eu, Sm, Sb, Br, K, As, Fe, Se, Cr, Ce, Yb, Sc, Zn, Pb dan Ni. Dari 8 variasi perhitungan dengan Metode Analisis Faktor didapat bahwa masukan program yang bervariasi akan menghasilkan keluaran yang berbeda pula. Variasi a1 (rata-rata tiap lokasi, 20 unsur dengan APN dan SSA) dan b1 (rata-rata tiap lokasi, 18 unsur dengan APN) menunjukkan ada 2 sumber asal pencemar yang berperan dalam pengemisian partikulat di ketiga lokasi pengamatan, yaitu kegiatan transportasi dan debu-debu tanah. Variasi a2 (individual tiap sampel, 20 unsur dengan APN dan SSA) menghasilkan 5 sumber asal pencemar yang berperan, yaitu kegiatan transportasi, debu-debu tanah, pembuangan sampah secara terbuka, pembakaran bahan bakar organik dan industri. Variasi b2 (individual tiap sampel, 18 unsur dengan APN) memberi hasil ada 4 sumber asal pencemar yang berperan, yaitu kegiatan transportasi, debu-debu tanah, pembakaran bahan bakar organik dan industri. Variasi c 1 (rata-rata tiap lokasi, 7 unsur dengan APN), c2 (individual tiap sampel, 7 unsur denganAPN), d1 (rata-rata tiap lokasi, 7 unsur dengan SSA) dan d2 (individual tiap sampel, 7 unsur dengan SSA) menghasilkan 1 sumber pencemar, yaitu kegiatan transportasi.