Resensi : Lubang Resapan Biopori: Mencegah Banjir, Tanah Longsor, dan Pemanasan Global di Kawasan Pemukiman


Kamir R.Brata & Anne Nelistya

Jakarta, Penebar Swadaya, 2008
iv + 76 hal

Jumlah penduduk yang semakin bertambah disertai dengan gaya hidup yang tidak ramah lingkungan memberikan dampak cukup luas pada lingkungan sekitarnya dan tidak menutup kemungkinan akan mengancam kehidupan mahluk hidup. Salah satu permasalahan yang dijumpai dalam sehari-hari adalah meningkatnya volume sampah sebagai akibat dari pemenuhan kebutuhan manusia baik yang berasal dari pemukiman, tempat umum, perkantoran, jalan raya, kawasan industri dan tempat lainnya.

Berbagai proses penanganan sampah terus menerus dilakukan yang akhirnya berujung pada upaya penghancuran yaitu dengan cara membakar sampah. Cara ini sangat tidak dianjurkan karena akan menyebarluaskan zat polutan yang mengudara sehingga menyebabkan penebalan gas karbon dilapis atmosfir dan mengakibatkan efek rumah kaca yang berimbas pada meningkatnya suhu bumi.

Peningkatan suhu bumi berdampak pada terganggunya keseimbangan bumi yang diantaranya adalah perubahan iklim (banjir dan kekeringan datang silih berganti), mencairnya es di kutub utara dan selatan, daur hidrologipun berlangsung diluar normal, gelombang laut membesar dan peristiwa lainnya yang dapat membawa malapetaka pada kehidupan alam semesta.

Kamir R Brata dan Anne Nelistya menawarkan solusi ramah lingkungan untuk menyikapi dampak negatif sampah terhadap kelangsungan hidup alam semesta ini yaitu dengan membuat lubang resapan biopori (LRB).

LRB ini dibuat dengan diameter relatif kecil untuk efisiensi penggunaan permukaan lahan yang kian sempit. Lubang ini diisi sampah organik yang dapat melindungi permukaan lubang dari penyumbatan oleh sedimen halus dan lumut, disisi lain fauna tanah akan terpikat masuk kedalam lubang untuk berlindung dan memakan sampah organik dan membentuk biopori. Laju peresapan air melalui LRB akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya biopori yang terbentuk sehingga proses pelapukan sampah organik didalam lubang semakin cepat. Proses ini menguntungkan bagi kesuburan tanah, air resapan yang masuk ke dalam tanah pun turut memperbaiki struktur tanah dan sampah organik yang telah diolah oleh mikrobiologi dalam tanah akan menjelma menjadi kompos.

Dengan membuat lubang resapan biopori paling tidak terdapat lima manfaat yang diperoleh yaitu mengatasi sampah organik, menyuburkan tanah , mempercepat dan mempersehatan pertumbuhan tanaman, mempercepat proses penyerapan air hujan serta menambah cadangan air tanah.  Secara tidak langsung buku ini mengajak pembacanya untuk turut melestarikan lingkungan. Eka Subiyanti