Kartini Pamsimas dari Desa Jragung
21 April 2014
2300
Pada 21 April 2011 lalu, di Desa Jragung Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak Jawa Tengah, seorang wanita bernama Mujiasih dikukuhkan sebagai koordinator Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) Program PAMSIMAS.
Tidak hanya waktu pengukuhan yang bertepatan dengan peringatan Hari Kartini, pengabdian Mujiasih juga tak kalah dengan pengabdian pahlawan wanita Indonesia Kartini ini, untuk memperjuangkan masyarakat di lereng bukit Dusun Pojok Desa Jragung untuk mendapatkan akses air minum yang layak.
Sulitnya memenuhi kebutuhan air minum layak bagi sebagian warga desa di Jrangung merupakan panggilan hati nurani wanita yang akrab dipanggil Asih ini. Walau di rumahnya, istri dari Mulyo Pranoto ini tidak kesulitan mendapatkan air minum layak.
Dusun Pojok adalah lokasi sasaran program PAMSIMAS yang terletak di Desa Jragung. Karena letak dusun ini berada di lereng bukit, maka sumber air yang akan diambil adalah, air sungai di kaki bukit, sementara sarana IPAS (Instalasi Pengolahan Air Sederhana) berada di atas bukit.
Sejak awal ibu dua anak ini sudah memprediksikan bahwa, membangun sarana air minum di dusun tersebut, adalah sebuah tantangan besar bagi LKM Jurang Agung. Sebab, akses menuju dusun tersebut, hanya bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua, dan satu-satunya sarana penghubung, berupa jembatan gantung sepanjang 43 meter.
Sejak awal program PAMSIMAS masuk ke Desa Jragung, wanita kelahiran Demak, 37 tahun silam ini, bukan saja terlibat aktif. Namun bisa dibilang sebagai motor penggerak jalannya Program PAMSIMAS.
Bahkan, wanita berkulit sawo matang ini, sampai pada pelaksanaan fisik. Tidak segan-segan, Asih terjun langsung menggerakan masyarakat, baik pria, wanita, tua dan muda, bergotong royong membangun sarana air minum ini. Karena Satuan pelaksana (Satlak) yang ditunjuk masyarkat, tidak bisa menjalankan tugas dikarenakan kegiatan lain.
Baginya, terpenting program PAMSIMAS ini termanfaatkan oleh warga, bahkan ia berharap bisa mengembangkan lagi ke Dusun Krengsen melalui HID. Sebab warga Dusun Krengsen sangat membutuhkan akses air bersih, warga selama ini memanfaatkan sumber air dari sungai.
“ Saya berharap, dengan adanya program PAMSIMAS ini, pelanggannya semakin banyak, pembayaran iuran lancar. Selain itu saya akan tetap berjuang untuk mengubah perilaku warga dusun dengan melakukan pemicuan dan penyadaran terhadap buang air besar sembarangan,” tegas Asih tulus.
Di Desa Jragung ini ada 7 dusun dengan jumlah KK sebesar 3000 KK atau 7000 jiwa. Saat ini baru 92 KK yang mendapat akses air minum dari PAMSIMAS.
Dengan gigih ia mengatakan akan terus berjuang untuk desanya sehingga masyarakatnya bisa hidup lebih baik.
“ Apa yg bisa saya lakukan untuk desa saya, saya akan berjuang untuk masyarakat desa saya agar hidup lebih baik. Jangan tanya apa yang negara sudah berikan kepadamu tapi tanyakanlah apa yang sudah kamu berikan kepada negara ini,” tuturnya berfilosofi.
Dari pagi sampai malam, bahkan waktu-waktu tertentu Asih harus pandai membagi waktu untuk keluarga dan anak didiknya di Taman Kanak-Kanak di desanya. Di lingkungan Pemerintah Desa, Asih juga menjabat sebagai anggota Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD).
Satu hal yang membuat Asih harus betul-betul berjuang adalah, bagaimana material untuk membangun IPAS ini bisa sampai di atas bukit. Sementara menuju ke bukit juga, merupakan perjuangan yang tak kalah beratnya. Awalnya, masyarakat bergotong royong , semangat membawa material, berupa pasir, batu, semen, besi dan kayu.
Namun memasuki minggu ketiga, masyarakat mulai lelah dan berpikir untuk bekerja mencari nafkah seperti sedia kala.
“Mau tidak mau kami juga harus berpikir untuk menghidupi keluarga, karena di PAMSIMAS, kami kerja tanpa diupah sebagai bentuk keswadayaan masyarakat. Selama dua minggu ini, kami meninggalkan pekerjaan kami, sebagai buruh tani dan kebun,” ungkap salah satu warga dusun yang sangat berharap mendapatkan kemudahan akses air minum yang layak di rumahnya.
Kondisi ini membuat Asih, Tim anggota LKM dan Aparat Pemerintah Desa harus bertindak bijak. Akhirnya jalan tengah yang diambil adalah, mengerahkan motor-motor anggota LKM dan perangkat desa untuk mengangkut material ke atas bukit, dimana lokasi IPAS dibangun, tak ketinggalan sepeda motor milik Asih juga menjadi sarana pengangkut material.
Kini dusun pojok telah menikmati perjuangan mereka dalam membangun harapan akan kemudahan mendapatkan air minum yang layak. Mujiasih selain aktif sebagai koordinator LKM, ibu dari Adinda Faradila Safitri dan SelaSalsabila ini, juga giat mendidik anak-anak usia dini.
Selain memperjuangkan akses air minum, lulusan S1 PAUD ini juga berjuang mencerdaskan anak-anak usia dini di Dusun Pojok. Meski jarak tempuh mengajar cukup jauh dengan kondisi jalan berbatu dan menyusuri bukit, Asih tidak putus semangat. Dibenaknya, terbayang wajah anak didiknya yang selalu menunggu di bangunan kayu berukuran 4x 7 meter sebagai tempat mereka belajar.
Kontak Person : Ibu Mujiasih (0821364259868)