800 Stakeholder Sanitasi Hadiri CSS XVII di Makassar
Klara Virencia
26 Juni 2019
Jurnalis USDP
https://www.facebook.com/Portal-Sanitasi-445585615630317/
www.usdp.or.id
673
Selasa (12/12) kemarin di kota Makassar, segenap anggota AKKOPSI kembali berkumpul dalam ajang City Sanitation Summit (CSS) XVII untuk memperkuat kolaborasi antar stakeholder demi tercapainya target Akses Universal 100-0-100 di tahun 2019.
Kepala Bappeda Kota Makassar Andi Hadijah Iriani R. mengawali acara dengan pembacaan laporan panitia. Beliau menggarisbawahi pentingnya menanggapi masalah sanitasi dalam konteks pertumbuhan penduduk. Dengan tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,46% atau sekitar 4juta jiwa per tahun, beban pengelolaan air limbah kian menjadi. Sanitasi pun dibutuhkan untuk meningkatkan harkat hidup yang lebih baik.
Menurut Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, yang menjadi ketua asosiasi gubernur se-Indonesia (APPSI) tersebut, menyelesaikan permasalahan sanitasi akan berbuah penguatan ekonomi pada akhirnya. Jika sanitasi tuntas, sebuah kota/daerah akan jadi lebih nyaman. Ketika sebuah kota/daerah sudah nyaman, akan timbul rasa percaya yang kuat dari masyarakat. Dari sinilah, tegas beliau, lahir penguatan ekonomi.
"Ekonomi hadir dari sebuah negara dan wilayah yang nyaman," tandas Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo dalam pembukaan CSS XVII, Selasa (12/12) pagi.
Selama 8 tahun berturut-turut, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan berada di atas 7,4%. Kuncinya, menurut beliau, adalah aparatur negara dengan visi yang solid. Tidak hanya di level provinsi, tapi juga sampai tingkat kelurahan.
Untuk urusan sanitasi, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo menegaskan pentingnya pemahaman teknis di berbagai lini.
"Gimana kita menyelesaikan sanitasi kalau teknis sanitasi kita gak tahu? Lurah ditanya gak tahu, camat ditanya gak tahu."
Baginya, jika sebuah kota atau daerah menjadi tidak nyaman karena permasalahan sanitasi, maka kota tersebut telah melanggar fungsinya.
Secara pribadi, Walikota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto berterimakasih kepada AKKOPSI karena telah berkenan menjadikan Makassar sebagai tuan rumah CSS XVII sekaligus Munas AKKOPSI yang ke-3.
"Makassar merupakan kota yang terletak tepat di tengah-tengah kota Indonesia. Tepat di pusarnya," ungkap Walikota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto. "Posisi inilah yang memberikan posisi strategis untuk membicarakan banyak hal."
Puncak dari pertemuan CSS XVII 2017 ini adalah lahirnya Deklarasi Makassar, yang berisikan komitmen Pemerintah Daerah untuk mengambil alih penuh urusan sanitasi sebagai tanggung jawab daerah. Komitmen ini akan diajukan ke Pemerintah Pusat, beserta permohonan dukungan pendanaan dari pusat.
Berikut pernyataan lengkap deklarasi yang disepakati bupati & walikota peduli sanitasi se-Indonesia pada Selasa (12/12) kemarin:
"Bahwa seiring dengan desentralisasi kewenangan, khususnya di bidang sanitasi yang telah menjadi urusan wajib daerah, Pemerintah Daerah mengharapkan agar Pemerintah Pusat dapat menyerahkan kewenangan sepenuhnya pengelolaan sarana sanitasi pada kabupaten/kota beserta dananya, baik dari APBN maupun APBD Provinsi."
Di samping melahirkan Deklarasi Makassar, ajang Musyawarah Nasional (Munas) AKKOPSI turut menetapkan kota Jambi sebagai tuan rumah CSS XVIII 2018.
Konferensi yang akan berlangsung sampai Rabu (13/22) hari ini dihadiri oleh 800 orang peserta anggota AKKOPSI, antara lain jajaran walikota/bupati dari seluruh Indonesia, Gubernur Sulawesi Selatan, Kepala SKPD Kota Makassar, serta perwakilan KPUD Kota Makassar.