Generasi Muda Siap Bebaskan Indonesia Dari Sampah Plastik
Penulis
Pokja PPAS Nasional
Pokja PPAS Nasional
Tanggal Terbit
28 Agustus 2021
28 Agustus 2021
Organisasi & Jabatan
Pokja PPAS Nasional
Pokja PPAS Nasional
Dilihat
1929
1929
Dalam rangka mencapai target pengurangan sampah plastik di laut sebesar 70% pada tahun 2025, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan, Riset dan Teknologi dan didukung oleh Sekretariat TKN PSL (Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut) mengadakan acara Webinar Nasional "Merdeka dari Sampah Plastik".
Bukan hanya sebagai ajang advokasi dan edukasi terkait penanganan sampah plastik, pada kegiatan ini juga dilakukan pengumuman penghargaan terhadap pemenang dari kompetisi EUPHORIA (Ending Plastic Pollution Through Comic and Writing Contest for A Better Indonesia).
Sebagai bagian dari rencana aksi nasional dalam penanganan sampah laut, salah satu fokus acara ini ialah untuk meningkatkan kesadaran para pemangku kepentingan atas bahayanya sampah plastik. Acara ini sendiri diikuti oleh lebih dari 1.400 peserta dari jenjang SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi.
Dalam sambutannya, Kepala Sub Direktorat Barang dan Kemasan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Ujang Solihin Sidik menyampaikan bahwa edukasi memilah sampah dari rumah untuk anak-anak menjadi salah satu hal penting yang perlu dilakukan. Pasalnya, hasil laporan Indeks Perilaku Ketidakpedulian Lingkungan Hidup (IPKLH) Indonesia, BPS 2018 menunjukkan, sebanyak 72% masyarakat Indonesia mulai tidak peduli pada pengolahan sampah.
Sementara itu, Widyaprada Ahli Utama Dit. PAUD, Kemendikbudristek, Harris Iskandar menjelaskan bahwa peranan sekolah menjadi salah satu poin penting dalam meningkatkan rasa kepedulian terhadap lingkungan oleh anak sejak dini, sehingga mampu untuk menumbuhkan sikap dan perilaku yang diharapkan.
Selanjutnya, Kordinator Tim Pemajuan SMP PGRI 3 Denpasar, Rama Gerald Jade menuturkan bahwa, bila dilihat dari jenis sampah di sekolah, maka sampah plastik masih mendominasi dengan jumlah sebesar 71%, yang kemudian diikuti oleh sampah kertas sebesar 13%, lalu sampah daun 8%, dan sampah lainnya sebesar 6%. "Dengan persentase tersebut, maka dalam satu hari rata-rata sampah plastik yang dihasilkan oleh sekolah mencapai 10 kg," jelas Rama.
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya bahwa pada kegiatan ini juga dilakukan pengumuman pemenang lomba, maka berikut daftar pemenang lomba karya tulis cerita pendek, esai, dan komik terbaik yaitu:
Nama Pemenang |
Kategori |
Judul Karya |
Abi Dzikra Al Faataya |
SD |
Mr. Daun |
Evelyn Dhyana Paramita |
SMP |
Penjaga Bumi |
Kis Rindiana Subroto |
SMA |
Desain Tempat Sampah Apung Untuk Menjaga Kelestarian Laguna Segara Anakan Dari Cairan Limbah Plastik |
Diaz Candra Aditya |
Perguruan Tinggi |
Picker: Platform Pemberdayaan Pemulung untuk Meningkatkan Daur Ulang Sampah di Indonesia |
Nana Maulana |
Umum |
Cara Sederhana Ayah |
Saat sesi pengumuman juara kompetisi karya tulis, Diaz Candra Aditya sebagai salah satu pemenang lomba esai kategori perguruan tinggi menyampaikan bahwa latar belakang mengikuti lomba ini ialah berawal dari keprihatinannya terhadap permasalahan sampah laut di Indonesia yang menempati peringkat nomor 2 di dunia, serta kurangnya perhatian terhadap peranan pemulung dalam industri daur ulang di Indonesia. Diaz berharap agar karya tulisnya yang diberi judul “Picker: Platform Pemberdayaan Pemulung untuk Meningkatkan Daur Ulang Sampah di Indonesia” ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk mengolah sampah yang ada.
Sedangkan di sesi penutup, Figur Publik sekaligus Pegiat Lingkungan, Nadia Mulya memberikan pesan bahwa sebagai generasi muda banyak hal yang positif yang dapat dilakukan dalam mendukung kebersihan lingkungan, salah satunya dengan turut melakukan dan mendukung upaya edukasi masyarakat akan pentingnya pengurangan dan penanganan sampah plastik. Hal lain yang bisa dilakukan salah satunya dengan menjadi entrepeneur di bidang persampahan. "Tidak sedikit pengusaha muda yang memulai idenya dari bisnis sampah, dimulai dari inovasi yang berujung menjadi solusi," pungkas Nadia.