Indonesia Tanpa Kantong Plastik, Bisakah?
Penulis
POKJA PPAS
POKJA PPAS
Tanggal Terbit
07 Juli 2022
07 Juli 2022
Organisasi & Jabatan
KOM POKJA PPAS
KOM POKJA PPAS
Website
Nawasis.org
Nawasis.org
Dilihat
484
484
Membahas mengenai persampahan yang ada di Indonesia memang tidak bisa luput dari sampah plastik. Pasalnya dalam kehidupan sehari-hari sampah plastik sering dijumpai, untuk bungkus belanjaan online, pembungkus kado, bungkus belanjaan warung, hingga menjadi bungkus makanan dan minuman.
Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2021 terdapat 25.089.919 timbunan ton sampah yang mana 15,5% diantaranya didominasi oleh sampah plastik. Untuk itu, sudah sepantasnya masyarakat mulai sadar untuk mengurangi penggunaan plastik, terutama kantong plastik. Bukan hanya terbukti dapat mencemari lingkungan, sampah plastik juga nyatanya telah mencemari sumber-sumber air, bahkan hingga lautan.
Sebagai salah satu upaya pengurangan sampah plastik, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam waktu dekat ini baru saja mengeluarkan Surat Edaran (SE) No. 4 tahun 2022 mengenai anjuran melaksanakan Hari Raya Kurban tanpa sampah plastik.
Dalam dialog publik yang melibatkan sejumlah mitra pembangunan, Direktorat Jenderal PSLB3 selaku pelaksana kegiatan mengimbau kepada para peserta, terutama kepada perwakilan organisasi keagamaan untuk mengganti penggunaan plastik kresek dengan besek kayu.
Besek kayu dinilai lebih ramah lingkungan karena memiliki kemampuan daur ulang yang relatif lebih cepat dibandingkan dengan plastik sekali pakai. Selain itu, wadah besek kayu juga cukup aman untuk pengemas makanan karena tidak memiliki kandungan kimia.
Koordinator Bidang Air Minum dan Sanitasi Kementerian PPN/Bappenas, Nur Aisyah Nasution mengatakan bahwa pihaknya menyambut baik SE yang ada, sejauh ini organisasi wanita dari Muhammadiyah ini juga telah gencar melakukan upaya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat akan bahayanya kantong plastik. “Sejak 2017 kami telah melakukan gerakan pengurangan sampah plastik melalui pelatihan pengurangan plastik yang diadakan di 27 provinsi,” jelasnya.
Bukan hanya membahas kegiatan potensial untuk pengurangan sampah plastik saja, pada kesempatan training tersebut, Aisyah juga membentuk “Mubalighot Lingkungan” yang merupakan salah satu upaya untuk mengurangi penggunaan sampah plastik saat hari raya nanti. Saat ini, setidaknya ada 170 mubalighot lingkungan untuk menguatkan komunitas dalam melakukan pengurangan sampah plastik.
Sebagai suatu tantangan yang cukup besar, upaya pengurangan sampah plastik ini tentunya perlu mendapat dukungan dari semua pihak terkait, baik dari kementerian, kepala daerah, mitra, maupun masyarakat. Kerjasama yang baik dari semua pihak mutlak diperlukan agar semua upaya yang dilakukan bisa berhasil optimal
Harapannya, melalui kegiatan dialog publik ini, sejumlah pihak terkait, termasuk masyarakat tidak hanya melakukan pengurangan sampah plastik pada saat tertentu saja, melainkan melakukannya sepanjang waktu untuk menciptakan lingkungan bersih, sehat, dan terbebas dari kantong plastik.