Jawa Barat Libatkan Masyarakat Untuk Pengelolaan Sampah Lebih Baik
Penulis
Pokja PPAS Nasional
Pokja PPAS Nasional
Tanggal Terbit
08 Juli 2021
08 Juli 2021
Organisasi & Jabatan
Pokja PPAS Nasional
Pokja PPAS Nasional
Dilihat
1460
1460
Hingga kini pengelolaan sampah memang masih menjadi tantangan pada sejumlah daerah di Indonesia, salah satunya termasuk di Provinsi Jawa Barat. Terkait hal itu, beragam upaya pun dilakukan oleh pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota untuk mencapai pengelolaan sampah yang lebih baik.
Di Kota Cimahi misalnya, pemerintah kota ini melucurkan program CIMAHI BARENGAS (Cimahi Bareng-Bareng Ngurangi Sampah) yang diluncurkan dengan tujuan utama mengajak semua pihak terlibat, termasuk masyarakat dalam pengurangan sampah di wilayahnya.
Berdasarkan data pemerintah Kota Cimahi, jumlah timbulan sampah di kota tersebut saat ini mencapai 240 ton/hari, di mana infrastruktur yang dimiliki yaitu 6 unit Tempat Pengelolaan Sampah 3R (TPS 3R) dan 1 unit Bank Sampah dengan cakupan penanganan sampah telah mencapai 95%.
Dari hasil kunjungan lapangan tim ISWM Bappenas pada awal Juni 2021 kemarin, diketahui bahwa, untuk memaksimalkan upaya pengelolaan sampah, Pemkot Cimahi mengajak peran serta masyarakat untuk aktif mengurangi dan mengelola sampah di lingkungannya masing-masing. Bukan hanya berhasil mengurangi jumlah sampah, cara inipun berhasil meningkatkan kepedulian masyarakat untuk terlibat aktif dan peduli terhadap pengelolaan sampah di daerahnya.
Salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan misalnya seperti pada RW 18 Padasuka, Cimahi yang mengajak seluruh warganya untuk melakukan pemilahan sampah menjadi dua kategori yaitu organik dan non organik.
Untuk sampah anorganik setelah dipilah akan diserahkan ke Bank Sampah Induk Cimahi (Samichi), sedangkan sampah organik akan diolah oleh ibu PKK menjadi manggot dan kompos yang dimanfaatkan untuk pupuk tanaman di lingkungan dan dijual sebagai pakan bebek.
Dalam memaksimalkan upaya pengelolan sampah, ketua RW 18 Padasuka, Cimahi juga mengeluarkan peraturan tentang pengangkutan sampah yang hanya dilakukan kepada rumah tangga yang sudah memilah sampah. Dari sisi kelembagaan dan pendanaan, RW 18 Padasuka juga sudah cukup siap. Hal ini dilihat dari adanya pengurus dengan keanggotaan yang jelas di tingkat RW, serta adanya iuran bulanan yang telah ditetapkan.
Lain upaya yang dilakukan Cimahi, lain juga yang dilakukan Kota Bandung. Dalam melibatkan masyarakat, salah satu wilayah di kota ini meluncurkan program KANG PISMAN (Kurangi, Pisahkan dan Manfaatkan). Dari hasil kunjungan lapangan tim ISWM Bappenas, diketahui bahwa KANG PISMAN merupakan inisiasi dari RW 02 Sukamiskin, Kota Bandung yang mulai dilakukan pada tahun 2020. Seabagai sebuah progarm inovasi, KANG PISMAN memiliki sejumlah kegiatan unggula seperti pemilahan sampah menjadi tiga kategori (sisa makanan, plastik, dan residu), pengelolaan sampah organik dengan komposter, memelihara maggot, bank sampah, hingga melakukan kegiatan menguntungkan lainnya salah satunya seperti jual beli pupuk kompos dan pupuk cair.
Bahkan menariknya, ibu-ibu kader PKK di daerah tersebut pengelolaan lahan pertanian yang dikenal dengan sebutan “Moms Farms” yang pupuknya menggunakan hasil pengolahan dari sampah organik hasil warga RW.02. Tak hanya terbukti membuat lingkungan lebih bersih dan sehat, inovasi ini juga nyatanya telah berhasil membuat RW.02 Sukamiskin, Kota Bandung mendapat beragam dukungan program lain baik dari pemerintah maupun dari CSR BUMN dan pihak swasta.
Di kelurahan Sukamiskin sendiri, bukan hanya warga RW.02 yang telah melakukan pengelolaan sampah. Terdapat sejumlah RW lain yang juga melakukan kegiatan-kegiatan pengelolaan sampah yang inovatif seperti RW. 01 yang menawarkan jasa konsultasi pengelolaan sampah yang disertai dengan penjualan pupuk dan maggot dengan mrek Simpel Mart.
Kemudian, ada RW.06 yang mengkolaborasikan pengelolaan sampah dengan budidaya sayur mayur, budidaya lele, dan ternak ayam. Terakhir ada RW. 09 yang melakukan beragam jenis pengelolaan sampah mulai dari membuat biopori, bata terawang, biodigester dengan bantuan pemerintah kita, membudidayakan maggot, dan melakukan Organic Tower Garden (OTG) di rumah masing-masing warga.
Tak mau kalah dari Kelurahan Sukamiskin, Kelurahan Cihaurgeulis, Kota Bandung juga telah berhasil melakukan kegiatan pengelolaan sampah dengan baik. Bahkan sudah sejak tahun 2018, RW 07 Kelurahan Cihaurgeulis, Kota Bandung telah melakukan beragam kegiatan pengelolaan mulai dari pemilahan, pengolahan menjadi kompos, maggot, dan ecoenzym. Saat inis etidaknya 62% rumah tangga di RW tersebut telah aktif mendukung pengelolaan sampah di lingkungannya.
Dalam diskusinya, saat kunjungan lapangan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung, mengatakan bahwa, pihaknya akan terus mendukung wilayah-wilayah yang melalukan pengelolaan sampah. “Kami akan terus mendukung dan juga mempertahankan partisipasi aktif masyarakat,” pungkasnya.