Jawa Timur Siap Melangkah Bersama Menuju Kemandirian dan Keberlanjutan Air Minum, Sanitasi, dan Perilaku Hygiene
Tanggal Terbit
23 November 2021
23 November 2021
Dilihat
1827
1827
Jawa Timur menargetkan capaian 95% akses sanitasi layak pada tahun 2024, dengan 20% diantaranya sanitasi aman. Di sektor air minum, Jawa Timur mencanangkan target 100% akses layak, di mana 26,48% diantaranya melalui jaringan perpipaan. Hal tersebut diungkap oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak dalam kegiatan Puncak Program USAID IUWASH PLUS Regional Jawa Timur, Kamis (18/11).
Emil menambahkan, sanitasi menjadi salah satu prioritas pemerintahannya bersama Gubernur Khofifah Indar Parawansa. Hal ini sejalan dengan pencapaian visi Jatim Cerdas dan Sehat, antara lain terkait dengan upaya penurunan stunting di Jawa Timur. “Karena masih terdapat beberapa daerah di Jawa Timur yang memiliki angka tinggi dalam kasus stunting. Walaupun angka stunting kita dari tahun 2013 hingga 2019 membaik tetapi tetap tidak boleh kita sepelekan hal tersebut”, ucapnya.
Sebagai langkah awal pencapaian akses air minum dan sanitasi layak dan aman, Emil menyebut pihaknya saat ini juga masih terus mengupayakan bebas Buang Air Besar Sembarangan/Open Defecation Free (ODF) di seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur. “karena dipercaya suatu daerah tidak akan bisa menjadi sehat bilamana masih terdapat masyarakat yang masih melakukan BABS di sembarang tempat terutama di sungai”, tegas Emil.
Berdasarkan data Kementerian PPN/Bappenas yang dipaparkan Direktur Perumahan dan Permukiman Tri Dewi Virgiyanti, saat ini Jawa Timur telah mencapai 96% air minum layak, dengan 20% terlayani perpipaan. Sementara itu sanitasi layak mencapai 71%. “Kita sebagai pemerintah pusat dan tentunya pemerintah daerah harus saling berkolaborasi karena masih memiliki banyak pekerjaan yang harus diselesaikan agar mencapai capaian yang telah ditargetkan dalam RPJMN di akhir 2024”, ujar Virgi dalam sambutannya.
Dalam 5 tahun terakhir, program USAID IUWASH PLUS telah berjalan di sejumlah daerah, di antaranya 7 kabupaten/kota di Jawa Timur: Kota Surabaya, Kota Probolinggo, Kota Malang, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Gresik, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Lumajang. Dari implementasi tersebut, hingga September 2021 program ini telah mendukung 348.380 orang di Jawa Timur untuk mendapatkan akses sambungan baru PDAM, di mana 80.170 di antaranya merupakan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Sementara 48.905 warga Jawa Timur telah mendapatkan akses sanitasi layak, termasuk 34,430 MBR. “Serta terdapat 22 kemitraan swasta yang telah mendorong investasi sebanyak 676,78 miliar rupiah untuk sektor air minum dan sanitasi,” ungkap Direktur Kantor Lingkungan Hidup USAID Indonesia, Brian Dusza dalam sambutannya.
Sebagai bentuk puncak program USAID IUWASH PLUS di Jawa Timur, kegiatan ini juga mengangkat berbagai praktik dari lapangan. Salah satu capaian Jawa Timur di sektor air minum dan sanitasi sepanjang tahun 2021 ini adalah bertambahnya kabupaten/kota yang dinyatakan ODF. “Berkat kerja keras seluruh pihak, tidak hanya pemerintah tetapi juga USAID IUWASH PLUS, para pengusaha, sanitarian, kepala desa, bahkan juga masyarakat, Lumajang sudah ODF, dan kini kalau Anda berjalan-jalan ke Lumajang, tepi sungainya itu bahkan sudah bisa untuk rekreasi,” ujar Indah Amperawati, Wakil Bupati Lumajang yang mencapai ODF di tahun 2021.
Dari Kabupaten Probolinggo misalnya, Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Ahmad Hasyim Asyari mengungkap peran aktif desa dalam pemenuhan akses air minum dan sanitasi menggunakan dana desa. Di satu desa saja, Ahmad menyebut adanya pembangunan sambungan rumah sebanyak 50 SR di tahun 2019, dilanjutkan 39 SR pada tahun 2020 dan 50 SR di tahun 2021. Hal ini kemudian akan direplikasi di seluruh Kabupaten Probolinggo dengan adanya kewajiban bagi tiap kepala desa untuk menganggarkan pembangunan setidaknya 10 SR per desa per tahun. “Kemudian saat ini kami sedang menyusun Peraturan Bupati terkait Layanan Lumpur Tinja Terjadwal,” imbuh Ahmad.
Sementara itu di Kota Surabaya, terdapat kegiatan master meter yang dinilai menjadi solusi pemenuhan akses air minum bagi masyarakat tanpa kepemilikan yang jelas. Sampai ini PDAM Surabaya itu sudah memasang 178 titik lokasi master meter dengan 8.759 sambungan rumah.
Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT) menjadi salah satu upaya pemenuhan akses sanitasi aman. Sidoarjo menjadi salah satu daerah di Jawa Timur yang telah melayani penyedotan lumpur tinja melalui UPTD PALD kabupaten. Untuk memudahkan calon pelanggan, UPTD PALD Sidoarjo memberikan pilihan pendaftaran pelanggan baru dan reservasi penyedotan melalui call center, layanan perpesanan WhatsApp, kanal media sosial Facebook serta aplikasi yang dikembangkan oleh UPTD PALD. “Idealnya minimal 3 tahun sekali, jangan tunggu sampai penuh,” Ida dari UPTD PALD Kabupaten Sidoarjo menerangkan.
Berbagai capaian kabupaten/kota di Jawa Timur di bidang air minum dan sanitasi dinilai perlu untuk terus dilanjutkan, dengan harapan adanya kemandirian dari daerah yang telah mendapat pendampingan. “Kami selalu berharap pemerintah Kabupaten/Kota yang telah menerima pendampingan dapat terus berkembang secara lebih mandiri untuk meningkatkan akses air minum dan sanitasi”, pungkas Virgi.