Kolaborasi Sukses PDAM dan BPR di Kabupaten Sleman Ciptakan Akses Air Minum Untuk Masyarakat


7 Mei 2021-
Penyediaan akses air minum aman bagi masyarakat menjadi salah satu target utama pemerintah yang dituangkan dalam Rencana Pemerintah Jangka Menengah (RPJMN) sampai tahun 2024. Kendati demikian, masih banyak daerah di Indonesia yang kesulitan mendapatkan akses air minum, salah satunya di wilayah Prambanan Kabupaten Sleman, di mana pemerintah setempat perlu menggali sampai kedalaman 100 meter untuk mendapatkan sumber mata air. Namun, kolaborasi sukses antara PDAM Sleman dan PD BPR Bank Sleman telah menghasilkan 1000 Sambungan Rumah (SR) baru di wilayah Prambanan sampai saat ini.

 

Cerita sukses ini dituangkan dalam kegiatan workshop yang diadakan oleh Water.org yang turut memfasilitasi kerja sama antara PDAM Kabupaten Sleman dan PD BPR Bank Sleman. Don Johnson selaku Direktur Operasional dari Water.org menyampaikan bahwa program water connect/ water credit ini dibutuhkan untuk memperkuat kapasitas lembaga mitra, lembaga keuangan dan PDAM dalam meningkatkan akses air minum untuk masyarakat, terutama bagi mereka yang termasuk dalam golongan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Beliau juga menyampaikan bahwa salah tujuan utama diadakan workshop ini ialah untuk memaparkan lesson learned dari pengalaman kerja sama antar BUMD di Kabupaten Sleman, sehingga nantinya bisa direplikasikan ke wilayah kota/kabupaten lain.

 

Agus Sunara selaku Direktur Eksekutif Persatuan Perusahaan Air Minum Indonesia (PERPAMSI) juga menyampaikan bahwa kemampuan pemerintah dalam mencapai target 10 juta SR sampai tahun 2024 terbatas, sehingga perlu dukungan alternatif pembiayaan lain, yang salah satu bentuknya ialah kolaborasi proaktif antar BUMD di kota/ kabupaten masing- masing. Hal yang sama juga dituturkan oleh Sigit selaku ketua umum Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Milik Pemerintah Daerah (PERBAMIDA) Kabupaten Sleman, bahwa bentuk kerja sama antar BUMD ini sangat baik, dikarenakan selain dapat membantu program pemerintah, hal ini juga dapat menjadi branding dari BUMD di kabupaten itu sendiri.

 

Sony Karyadi selaku perwakilan dari PD BPR Bank Sleman menuturkan bahwa sampai saat ini sudah dilakukan Penandatanganan MOU Pelayanan Perbankan dengan PDAM Kabupaten Sleman, yang sejak tahun 2018 sudah berganti status kelembagaan menjadi Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PUDAM) Tirta Sembada Sleman. Dari penandatanganan MOU ini sudah tersedia jasa layanan operasional, yaitu penyediaan payment point untuk pembayaran rekening air pelanggan PUDAM Tirta Sembada dan pelayanan perbankan yang meliputi tabungan, deposito, pembayaran angsuran kredit dan pelayanan perbankan lainnya.

 

“Penyaluran kredit juga sudah dilakukan, dari total plafon 3 Milyar, yang sudah direalisasikan ialah sebesar 1.1 miliar untuk pemasangan instalasi perpipaan untuk 1000 warga di tiga desa kecamatan Prambanan, serta 1.5 miliar untuk pembelian dan pemasangan mesin filter pressure untuk wilayah yang kekurangan akses air minum di Kabupaten Sleman” tuturnya.

 

PUDAM Tirta Sembada Sleman yang diwakilkan oleh Suci sebagai penerima manfaat dari program water credit menyampaikan bahwa kerja sama ini dilandaskan karena kebutuhan mendesak air minum di wilayah Prambanan serta keterbatasan pendanaan dari pemerintah Kabupaten Sleman. Selain itu, bunga dari program water credit ini tergolong rendah, dan juga proses kerja sama difasilitasi oleh Water.org.

 

“Proses pinjaman dari program water credit ini memiliki rencana pengembangan yang realistis untuk jangka panjang, serta proses pencairan dana yang terbilang cepat, yaitu hanya empat hari. Selain itu, tersedia stand by loan sebesar 5 miliyar yang sewaktu waktu dapat digunakan oleh PDAM Kabupaten Sleman untuk keperluan perluasan akses air minum” jelasnya.

 

Melihat kesuksesan dari kerja sama antar BUMD ini, Budi Santosa selaku Direktur BUMD, BLUD dan Barang Milik Daerah, Kementerian Dalam Negeri menghimbau agar bentuk kerja sama ini dapat direplikasikan di skala nasional, karena dari 383 PDAM dan sekitar 240 BPR yang ada di Indonesia saat ini, baru 16 kerja sama yang terealisasi, sehingga diperlukan himbauan dari pemerintah kota/kabupaten bagi BUMD di daerahnya masing-masing agar dapat saling berkolaborasi. Nur Aisyah selaku Perencana Madya di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) turut menyampaikan agar bunga yang diberikan dari program water credit ini dapat diperkecil khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah, agar akses air minum aman ini juga dapat dirasakan oleh seluruh kalangan masyarakat, dan target 30% perluasan akses air minum perpipaan di tahun 2024 dapat tercapai.

 

Bentuk kerja sama antar BUMD ini banyak memberi manfaat untuk kota/ kabupaten, selain membantu percepatan perluasan akses air minum bagi masyarakat dan proyeksi peningkatan pendapatan, hal ini juga membantu meningkatkan kinerja PDAM itu sendiri, sehingga masyarakat dan kabupaten dapat lebih percaya pada PDAM selaku penyedia air minum untuk pemenuhan hajat hidup masyarakat.