Luncurkan KARSA, Karanganyar Kejar Target 2.000 RT untuk Sedot Tinja Gratis

KARANGANYAR — Rabu, 30 Mei 2018

Selangkah lebih maju dari target Akses Universal 100% pemerintah pusat untuk tahun 2019, Kabupaten Karanganyar kini sudah mengambil langkah pertama menuju Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030. Salah satu misi SDGs yang disepakati oleh masyarakat dunia adalah hadirnya sanitasi yang aman dan berkelanjutan.

Rabu (30/5), Pokja AMPL Kabupaten Karanganyar resmi meluncurkan Kartu Sanitasi (KARSA) untuk para pelanggan Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT). Dengan adanya KARSA, Pokja AMPL Karanganyar berharap masyarakat terbiasa untuk melakukan penyedotan tangki septik secara reguler. Sebagai gebrakan awal, Pemerintah Kabupaten Karanganyar pun menyediakan layanan sedot tinja gratis untuk 2000 pelanggan pertama yang berasal dari Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

“Kita sudah mulai sejak pertengahan Februari 2018 kemarin. Sampai saat ini sudah 900 titik yang kita sedot,” ungkap Kepala Seksi Pengelolaan Limbah, Dinas Lingkungan Hidup, Santosa.


Menyambut inisiatif dari Pokja AMPL, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNas) juga turut berpartisipasi membiayai penyedotan lumpur tinja untuk 400 masjid.

Pelanggan Karsa nantinya akan otomatis menerima layanan sedot tinja per 3 - 5 tahun sekali. Di samping itu, mereka juga akan dapat menelpon jalur telepon hotline kapanpun mereka membutuhkan layanan sedot tinja. Program LLTT ini pun memungkinkan lumpur tinja yang tertampung di rumah-rumah masyarakat untuk dikosongkan secara berkala, dan diolah agar aman ketika dikembalikan ke lingkungan.

Untuk dapat mengelola agar lumpur tinja aman dikembalikan ke lingkungan inilah, Kabupaten Karanganyar turut meresmikan perbaikan IPLT Kaliboto. Peresmian ini turut dihadiri oleh Pjs Bupati Karanganyar Prijo Anggoro Budi Raharjo. Bagi Prijo, peluncuran program ini turut menjadi pembuktian hadirnya pemerintah di kehidupan masyarakat.

“Bapak ibu, masyarakat diberi edukasi yang benar. Bahwa pemerintah hadir, ada kesulitan, anda telpon, kami hadir,” ujar Prijo, dalam pidato peresmiannya, Rabu (30/5) kemarin. Karenanya, ia menekankan, layanan hotline KARSA harus betul-betul dilayani oleh operator manusia dan bukan mesin. “Masalah jangan ditunda.”

November 2017 lalu, Karanganyar telah berhasil mencapai status Bebas Buang Air Besar Sembarangan atau ‘Open Defecation Free’(ODF). Peresmian yang disahkan oleh Gubernur Jawa Tengah tersebut menunjukan bahwa seluruh masyarakat Karanganyar sudah memiliki akses terhadap sarana sanitasi jamban dengan prosentasi akses layak 94% dan akses dasar 6%. Capaian ini jauh di atas target nasional untuk tahun 2019, yakni akses layak sebesar 85% dan akses dasar sebesar 15%.

***