Peduli Lingkungan Dimulai Dari Toilet-mu!
Penulis
POKJA PPAS
POKJA PPAS
Tanggal Terbit
14 September 2021
14 September 2021
Organisasi & Jabatan
KOM POKJA PPAS
KOM POKJA PPAS
Dilihat
589
589
Instragram live serial ketiga yang menjadi bagian dari kegiatan road to Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) 2021 dalam waktu dekat ini baru saja diadakan.Kegiatan yang mengangkat tema "Peduli Lingkungan Dari Toilet-mu" ini menggandeng Influencer lingkungan, sekaligus founder @tumbuhijaurban, Dila Hadju, dan Direktur Perumahan dan Permukiman Kementerian Bappenas, Tri Dewi Virgianty untuk menjadi narasumber dalam diskusi online melalui kanal instagram.
Bukan hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan edukasi akan pentingnya menjaga kebersihan toilet, namun pada diskusi ini, kedua narasumber juga memaparkan fakta-fakta terkait tantangan sanitasi di Indonesia. Selain itu, pada diskusi interaktif ini juga disampaikan keterkaitan antara pandemi Covid-19 dengan kondisi sanitasi.
Pada pembukaan, moderator sekaligus Founder Cleanomic, Denia Isetianti, menyampaikan, bahwa saat ini capaian sanitasi aman di Indonesia baru mencapai 7,6%, dan masih terdapat 16 juta orang yang melakukan praktik BABS di tempat terbuka. "Bila dikomparasi, jumlah penduduk yang masih melakukan praktik BABS di tempat terbuka ini setara dengan jumlah penduduk Belanda," ucap Dila menyambung penjelasan Denia.
Selanjutnya Dila Hadju, menyampaikan bahwa “bukan hanya sampah padat yang harus diperhatikan tetapi limbah cair juga sama pentingnya apa lagi jika melihat generasi atas [orang tua/kakek dan nenek] memiliki kecendrungan untuk membuang sampah kedalam toilet dari pada tempat sampah” ujarnya.
Disisi lain, Direktur Perumahan dan Permukiman, Tri Dewi Virgianty, mengungkap, karena belum optimalnya kondisi sanitasi di Indonesia, membuat banyak rumah tangga belum mau mengeluarkan biaya lebih untuk membangun akses sanitasi yang sesuai dengan standar.
Bahkan menurut Virgi, banyak masyarakat yang belum mengetahui bahwa sektor sanitasi memiliki dua istilah umum yaitu grey water dan black water. Grey water adalah air limbah yang berasal dari dapur, wastafel, dan floor drain kamar mandi atau air limbah yang akan berakhir pada saluran pembungan riol kota, sedangkan untuk black water adalah air limbah yang akan berakhir di tangki septik. "Untuk mencapai akses sanitasi yang optimal, baik grey atau black water keduanya harus diperhatikan dengan baik. Maka dari itu, setiap rumah tangga haruslah mengetahui dan memahami kondisi sanitasi yang baik,"ujar Virgi.
Sejalan itu, Virgi menyampaikan bahwa sesuai standar, seharusya setiap rumah tangga memiliki dua saluran pembuangan, satu untuk grey water dan satu lagi untuk black water. Sementara itu untuk menjaga kondisi sanitasi yang baik dirumah, setiap rumah tangga juga diwajibkan untuk melakukan penyedotan tangki septik secara rutin dan berkala selama 3-5 tahun sekali. "Untuk penyedotan tangki septik ini bisa dilakukan dengan menghubungi penyedia jasa layanan atau terhubung kepada layanan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang ada di daerah masing-masing," ungkapnya.
Sementara itu, Dila Hadju juga menyampaikan bahwa, isu air limbah di sektor sanitasi memang belum begitu banyak diperhatikan, padahal hal tersebut tidak kalah penting. "Apalagi dari sejumlah penjelasan yang disampaikan bu Virgi, diketahui bahwa sarana sanitasi yang baik di rumah, sangat berkaitan dengan kondisi sumber air minum, terlebih jika rumah tangga masih menggunakan sumber air minum dari air tanah," kata Dila.