Wadah Komunikasi Masyarakat Tingkatkan Layanan Air Minum dan Sanitasi Aman yang Berkelanjutan
Pokja PPAS Nasional
16 Juli 2021
Pokja PPAS Nasional
794
Kementerian PPN/ Bappenas melalui CCMU/Pokja PPAS Nasional berkolaborasi bersama USAID IUWASH PLUS pada hari ini mengadakan Diskusi Santai Nge-Lan-Tur (Ngobrol Lentur Urusan Perumahan dan Permukiman) dengan tema “Membangun Komunikasi untuk Peningkatan Layanan Air Minum dan Sanitasi Aman yang Berkelanjutan”. Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengundang para pegiat air minum dan sanitasi dari berbagai daerah.
Acara malam ini dibuka oleh Nur Aisyah Nasution, Koordinator Bidang Air Minum dan Sanitasi Kementerian PPN/Bappenas. Dalam pembukaannya, Nur Aisyah menyampaikan bahwa capaian Indonesia untuk akses air minum aman ialah 11%, dan akses sanitasi aman baru 7%. Ia menekankan bahwa urusan penyediaan air minum dan sanitasi bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah namun masyarakat pun harus terlibat aktif untuk menyuarakan kebutuhan mereka kepada pemerintah daerah.
Hal yang serupa juga disampaikan oleh Edy Triyanto, Behavoiur Change & Marketing Associate USAID IUWASH PLUS Regional Jawa Tengah, Edy menyatakan bahwa tidak semua PDAM dapat memberikan layanan akses air minum yang baik dikarenakan keterbatasan teknologi dan anggaran, begitupun juga dengan sektor sanitasi. Saat ini ia tengah berupaya mengembangkan pemantauan secara digital untuk lima pilar STBM yang dapat dilakukan oleh masyarakat dan sanitarian. Edy menambahkan bahwa “Keterlibatan masyarakat sangatlah penting, dimana para pemangku kepentingan perlu membangun kebutuhan, lalu menyatukan kebutuhan dan rawat kebutuhan bersama dengan masyarakat”
Budi Raharjo, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Gresik juga menyampaikan berbagai strategi komunikasi untuk air minum dan sanitasi yang tengah dikembangkannya di Gresik secara “milenial”, hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya isu air minum sanitasi. Budi memanfaatkan berbagai kanal media sosial seperti Podcast, Instagram, Radio dan YouTube Suara Gersik yang sampai saat ini sudah mencapai 8.000 subscribers untuk mengaungkan isu air minum sanitasi. Budi berencana untuk melakukan giveaway agar lebih menarik perhatian masyarakat kalangan muda. Hal-hal inovatif pun kerap dilakukan oleh Edy agar isu air minum dan sanitasi lebih mendapat perhatian.
Cerita sukses yang lain pun datang dari Handini Rahayu, Kepala Dinas Perkim dan Ketua Forum WASH Kota Magelang, dimana saat ini Magelang telah mencapai 97,8 persen akses layanan sanitasi layak dan 96,6 persen akses layanan air minum layak. Handini menyampaikan bahwa “masyarakat pun harus melek tentang isu air minum dan sanitasi agar isu ini terus menjadi target prioritas di kota Magelang”.
Salah satu kiat yang dilakukan Handini ialah membangun wadah komunikasi yang tepat untuk memperkuat komitmen dan mempertahankan keberlanjutan isu air minum dan sanitasi. Ia juga menjadikan wadah ini sebagai tempat pengaduan masyarakat, dimana komunikasi secara horizontal perlu dilakukan antara masyarakat dan pemerintah.
Salah satu pegiat air minum dan sanitasi yang tergabung dalam Forum KIM (Kelompok Informasi Masyarakat) Nukus, Eko Zainnudin, menyampaikan bahwa KIM dapat menjadi jembatan informasi antara masyarakat dengan pemerintah. Pemerintah Kota Malang pun sampai saat ini tengah membangun KIM di 57 Kelurahan di Kota Malang. Eko menyampaikan bahwa “IUWASH PLUS menjadikan Forum KIM sebagai partner untuk menyuarakan isu mengenai air minum dan sanitasi, contohnya ialah pembangungan Biofil baru- baru ini”
Eko sendiri merasa bahwa informasi mengenai air minum dan sanitasi tidak dapat diakses oleh semua masyarakat, sehingga dengan kehadiran Forum KIM dapat menjadi salah satu alternatif untuk mendekatkan masyarakat dengan informasi penting terkait air minum dan sanitasi aman.
Diskusi santai Nge-Lan-Tur dilanjutkan dengan bertukar pendapat dan pertanyaan mengenai kiat kiat yang telah dilakukan para pegiat untuk meningkatkan isu air minum dan sanitasi, dimana kolaborasi antar pihak melalui wadah dan komunikasi yang horizontal antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci peningkatkan akses layanan sanitasi dan air minum aman yang berkelanjutan.