Buku

Statistik Air Bersih (Water Supply Statistics) 2001-2005

Samudin Harsanto, S.St & Agus Tri Surjani   30 Juni 2008 793

Publikasi Statistik Air Bersih Indonesia Tahun 2001-2005 merupakan kelanjutan dari penerbitan sebelumnya. Data yang disajikan dalam penerbitan ini adalah hasil survey tahunan Perusahaan Air Bersih selama periode tahun 2001-2005 yang ditampilkan dalam bentuk tabel-tabel statistik dan ulasan deskriptif.

Daftar Isi:

Kata Pengantar/ Preface
Daftar Isi/ Contents
Penjelasan Umum/ Explanatory Notes
Ulasan Ringkas/ A Brief Review

Tabel-Tabel/ Tables
1. Jumlah Perusahaan Air Bersih di Indonesia/ Total Number of Water Supply Establishment in Indonesia
2. Kapasitas Produksi Potensial/ Potential Capacity Production
3. Kapasitas Produksi Efektif/ Effective Capacity Production
4. Efektifitas Produksi Air Bersih yang Dihasilkan/ Effectivity of Clean Water Produced
5. Jumlah Karyawan Perusahaan Air Bersih di Indonesia/ Total Number of Workers of Water Supply Establishment in Indonesia
6. Jumlah Karyawan Teknis Perusahaan Air Bersih di Indonesia/ Total Number of Technical Workers of Water Supply Establishment in Indonesia
6a. Jumlah Karyawan Teknis yang Berpendidikan Sampai dengan Tingkat SLTA/ Total Number of Technical Workers Graduated from Senior High School or Lower
6b. Jumlah Karyawan Teknis yang Berpendidikan Di atas Tingkat SLTA/ Total Number of Technical Workers Graduated from Higher than Senior High School
7. Jumlah Karyawan Non Teknis Perusahaan Air Bersih di Indonesia/Total Number Non Technical Workers of Water Supply Establishment in Indonesia
7a. Jumlah Karyawan Non Teknis Yang Berpendidikan Sampai Dengan Tingkat SLTA/Total Number of Non Technical Workers Graduated from Senior High School of Lower
7b. Jumlah Karyawan Non Teknis Yang Berpendidikan Di atas Tingkat SLTA/ Total Number of Non Technical Workers Graduated from Higher than High School
8. Upah/Gaji dan Penerimaan Lain Karyawan Perusahaan Air Bersih di Indonesia/ Wages Salaries of Water Supply Establishment Employee in Indonesia
9. Biaya Bahan Bakar dan Pelumas yang Digunakan/Cost for Fuel and Lubricant Used
10. Biaya Tenaga Listrik yang Digunakan/Cost for Electricity Used
11. Biaya Bahan Bahan Kimia yang Digunakan/Cost for Chemical Used
12. Biaya Pembelian Alat Tulis dan Keperluan Kantor/Cost for Stationary and office Equipment Purchased
13. Biaya Pembelian Suku Cadang dan Perlengkapannya/Cost for Spareparts and its Equipment Purchased
14. Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Kecil Barang Modal/ Cost for Repaired and Maintenanced of Equipment
15. Biaya Sewa Bangunan, Mesin, Alat-alat dan Kendaraan/Cost for Building, Machines and Equipments Rent
16. Biaya Jasa-jasa Pengeluaran Lainnya Yang Dikeluarkan/Cost for Services and Other Expense
17. Biaya Untuk Pembayaran Pajak Tidak Langsung/Cost for Indirect Taxe
18. Biaya untuk Operasi Sumber Air/Cost for Water Resources Operating
19. Jumlah Pelanggan Perusahaan Air Bersih/Total Number of Water Supply Establishment Customers
19a Jumlah Pelanggan Kelompok Sosial/Total Number of Social Groups Customer
19b. Jumlah Pelanggan Kelompok Non Niaga/Total Number of Non Commercial Groups Customer
19c. Jumlah Pelanggan Kelompok Niaga dan Industri/Total Number of Commercial and Industries Groups Customer
19d. Jumlah Pelanggan Kelompok Khusus/Total Number of Special Groups Customer
20. Jumlah Air Bersih Yang Disalurkan/Quantity of Clean Water Distributed
20a. Jumlah Air Bersih Yang Disalurkan Kepada Kelompok Sosial/Quantity of Clean Water Distribute to Social Customer Groups
20b. Jumlah Air Bersih Yang Disalurkan Kepada Kelompok Non Niaga/ Quantity of Clean Water Distribute to Non Commercial Customer Groups
20c. Jumlah Air Bersih Yang Disalurkan Kepada Kelompok Niaga dan Industri/ Quantity of Clean Water Distribute to Commercial and Industries Customer Groups
20d. Jumlah Air Bersih Yang Disalurkan Kepada Pelanggan Khusus/ Quantity of Clean Water Distribute to Specials Custome
21. Nilai Air Bersih Yang Disalurkan/ Value of Clean Water Distributed
21a. Nilai Air Bersih Yang Disalurkan Kepada Kelompok Sosial/ Value of Clean Water Distributed to Social Customer Groups
21b. Nilai Air Bersih Yang Disalurkan Kepada Kelompok Non Niaga/ Value of Clean Water Distributed to Non Commercial Customer Groups
21c. Nilai Air Bersih Yang Disalurkan Kepada Kelompok Niaga dan Industri/ Value of Clean Water Distributed to Commercial and Indusries Customer Groups
21d. Nilai Air Bersih Yang Disalurkan ke Pelanggan Kelompok Khusus/ Value of Clean Water Distributed to Special Customer Groups
22. Nilai Pendapatan dan Penerimaan dari Kegiatan Lain/ Value of Water Supply Establishment Other Activities Receipt
23. Biaya Input Perusahaan Air Bersih/ Cost of Input Of Water Supply Establishment
24. Nilai Output Perusahaan Air Bersih/ Value of Output of Water Supply Establishment
25. Karakteristik Perusahaan Air Bersih di Indonesia 2001-2005/ Main Characteristics of Water Supply Establishment in Indonesia 2001-20005
 

Statistik Perumahan dan Permukiman (Housing and Settlement Statistics) 2007

Hardianto, S.ST & Ni Kadek Suardani, S.ST   30 Juni 2008 1.404

Data sosial ekonomi tentang aspek pemenuhan kebutuhan hidup seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, keamanan, dan kesempatan kerja sangat diperlukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil-hasil pembangunan telah menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Untuk keperluan tersebut, melalui Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dikumpulkan data sosial-ekonomi penduduk, diantaranya tentang kesehatan, pendidikan, perumahan dan permukiman, sosial budaya, dan konsumsi/ pengeluaran dengan pendekatan rumah tangga.
  
Statistik Perumahan dan Permukiman 2007 ini bersumber dari hasil Susenas modul Perumahan dan Permukiman yang diterbitkan secara berkala setiap tiga tahun. Data yang disajikan antara lain mengenai kondisi perumahan dan permukiman secara umum, kondisi fisik bangunan, fasilitas tempat tinggal, dan kondisi lingkungan perumahan. Publikasi ini juga dilengkapi dengan tabel data-data perumahan dan permukiman seluruh provinsi di Indonesia. Untuk memudahkan, publikasi ini juga dilengkapi dengan definisi operasional yang digunakan dalam pengumpulan data, metodologi pengumpulan data, dan perbandingan dengan data tahun 2004 dari Susenas Modul Kesehatan dan Perumahan 2004 dan tahun 2001 dari Susenas Modul Kesehatan dan Perumahan 2001.

Daftar Isi:

Kata Pengantar/ Preface
Daftar Isi/ Contents
Daftar Tabel/ List of Tables

1.  Pendahuluan/ Introduction
1.1 Latar Belakang/ Background
1.2 Tujuan dan Ruang Lingkup/ Objective and Coverage
1.3 Sistematika Penulisan/ Order of Presentation
1.4 Metode Survei/ Methodology of Survey
1.5 Istilah Teknis/ Technical Definition

2.  Penguasaan Tempat Tinggal/ Tenure of Housing Unit
2.1 Status Penguasaan Tempat Tinggal/ Tenure Status of Housing Unit
2.2 Proses Kepemilikan Bangunan Tempat Tinggal/ Tenure Process of Housing Unit
2.3 Status Hukum Tanah/ Legal Status of Land
2.4 Rencana Pengadaan Perumahan/ Stock of Housing Plan

3.  Kondisi Fisik Bangunan/ Housing Condition
3.1 Jenis dan Tipe Bangunan Fisik/ Kind and Type of Physical Construction Dwelling
3.2 Plafon Terluas/ Type of Main Roof Frame
3.3 Luas Tapak Bangunan/ Building Site Areas
3.4 Kondisi Bangunan/ Condition of Construction Dwelling

4.  Fasilitas dan Perlengkapan/ Utility and Equipment’s
4.1 Jumlah dan Jenis Ruangan/ Total and Type of Room
4.2 Fasilitas Kamar Mandi/ Bathroom Facility
4.3 Kualitas Air Minum/ Quality of Drinking Water
4.4 Sumber Air untuk Mandi/Cuci/Kakus/ Source of Water for Bath/Washes/Toilet
4.5 Penggunaan Kayu Bakar sebagai Bahan Bakar untuk Memasak/ Using Firewood as Gasoline Material for Cooking
4.6 Sumber Penerangan/ Source of Lighting
4.7 Penguasaan Barang/ Possesion of Durable Goods

5.  Kondisi Lingkungan/ Environment Condition
5.1 Lokasi Rumah/ Location of Dwelling
5.2 Kondisi Lingkungan Permukiman/ Condition of Environment Settlement
5.3 Fasilitas Umum/ Public Facility

Lampiran/ Appendix
 

Menimba Air di Kota Angin

-   30 Juni 2008 1.694

Kabupaten Nganjuk, Propinsi Jawa Timur dikenal dengan julukan Kota Angin. Kondisi alam tersebut mendorong inisiatif masyarakat Desa Joho, Kecamatan Pace, Nganjuk untuk membangun sebuah sistem penyediaan air minum (SPAM) dengan teknologi yang akrab dengan angin, yaitu teknologi kincir angin.

Desa Joho, Kecamatan Pace berjarak sekitar 30 km dari Kota Nganjuk. Penduduk desa ini agak sedikit kurang mujur dibandingkan 62 ribu jiwa penduduk Kecamatan Pare lainnya. Desa ini terletak di daerah perbukitan dan di bawahnya terdapat sungai kering dan cukup lebar. Keberadaanya yang di atas bukit membuat Desa Joho menerima terpaan angin lebih banyak dari desa-desa lainnya di Kecamatan Pare.

Mata pencarian penduduk desa tersebut didominasi oleh sektor pertanian. Namun karena sebagian besar wilayah desa itu berkontur tanah kering, maka tak heran jika sebagian penduduk menjadi tenaga kerja di kota-kota besar, alias migran. Di samping itu, air minum termasuk barang langka. Penduduk harus berjalan menuruni tebing sejauh 2 km lebih untuk mendapatkan air layak pakai guna memenuhi kebutuhan pokoknya itu.

Secara umum, menurut Kasi Perencanaan Ekonomi Sudin Prasarana Wilayah Kab. Nganjuk, Nugraha, Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kabupaten Nganjuk memang unik. Sebagai Kota Angin, Nganjuk memiliki banyak sumber air, namun penduduknya banyak berdomisili di lereng pegunungan, sementara sumber airnya cenderung berada di dataran yang lebih rendah dari permukiman penduduk. Ironis memang, karena data geologis menyebutkan, separuh dari sumber air tanah di Provinsi Jawa Timur tersebar di dua kabupaten, yaitu Nganjuk dan Kediri. Kabupaten Nganjuk sendiri memiliki 7 airterjun.

Sudah sejak lama penduduk desa ini jadi manusia-manusia tangguh menuruni tebing jurang untuk mengambil air sebelum akhirnya beberapa inisiatif warga membuat beberapa titik sumber air dengan teknologi pompa submersible. Namun karena jarak yang jauh antara sumber air dengan perumahan serta ada beberapa dusun yang tidak dapat mengakses, warga Dusun Beran kemudian mengusulkan kepada pemerintah daerah agar dibangun teknologi kincir angin untuk mengangkat air dari dalam tanah benar-benar terwujud pada 2007.

Warga Dusun Beran tidak bisa mengakses sumber air dengan cara gravitasi atau diangkat dengan pompa submersible. Masyarakat Dusun lain yang berdekatan dengan sumber-sumber tersebut juga harus ngantri dan berebut air. Hal itu terlihat dari pemandangan sehari-hari di mana masyarakat yang tidak bekerja siang itu harus menunggu di keran-keran air sebagai tempat pengambilan. Sebagian lagi bekerja karena mendapat jatah pengambilan sore atau malam harinya. Masyarakat Dusun Dampit harus mengambil air dengan memompa tiga kali dari sumber yang berada di jurang sebelum akhirnya pada Tahun 2006 diganti dengan pompa submersible. Begitu juga Dusun Sumberngeneng yang mengandalkan pompa submersible sejak 2004 lewat program Prasarana dan Sarana Air Bersih Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.

Semangat warga Dusun Beran memuncak pada 2006. Mereka tak mengindahkan kemiskinan yang dideritanya, untuk urusan kebutuhan pokok bernama air minum, mereka rela mengebor sendiri sumber air tanah sebelum akhirnya disempurnakan dengan kincir angin. Dana berjumlah Rp 20 juta pun rela mereka gelontorkan demi memunculkan air dari tanah yang selama ini terpendam di bawah tanah yang mereka pijak.

Cakupan pelayanan pertama mencakup warga yang rumahnya tak terlalu jauh dari kincir karena pipa jaringan baru dipasang pada tahun 2008 ini. Ditjen Cipta karya memberikan bantuan berupa Hidran Umum untuk memfasilitasi mereka dalam pengambilan air yang berhasil diangkat oleh kincir. Air dari tanah ditampung dalam 2 HU untuk diambil masyarakat. Selain 2 HU di lokasi kincir angin, ada 5 HU lain yang siap digunakan untuk penampungan air di beberapa titik perumahan penduduk agar mudah dijangkau. Tentu saja penggunaan 5 HU tersebut menunggu pemasangan pipa jaringan selesai dan kemudian dilanjutkan dengan pemasangan sambungan rumah.

Kincir berdiameter 3 meter dengan panjang sekitar 10 kaki atau 5 meter. Kapasitas produksi lebih kurang 15 m3 per hari. Sementara ini sudah melayani sekitar 300 KK, baik dari Dusun beran maupun dusun sebelahnya. Kincir angin didanai dari APBD I TA 2007 hasil kerja sama Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Australia, sedangkan pipa jaringan sepanjang 1.100 m disediakan dari APBD II (Kabupaten Nganjuk). Selain pipa jaringan, Pemdajuga menyediakan SANIMAS dengan 2 WC Umum dan 2 Hidran Umum.

Kerja sama Pemerintah Australia dengan Pemprov Jawa Timur tidak hanya dalam pengadaan Kincir Angin, namun juga berupa Teknologi Tepat Guna lain bernama Solar Cell, atau pembangkit air minum bertenaga surya. Jumlah total teknologi solar cell di Kabupaten Nganjuk berjumlah 3 unit yang berasal dari Pemprov dan Australia, APBD Kab. Nganjuk, dan APBN melalui Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.

Kepuasan masyarakat dengan teknologi solar cell memicu Pemda Kabupaten untuk menambah beberapa unit Solar Cell antara lain di Desa Pulewetan, Desa Kedungringin, Desa Ngepung (2 unit), Desa Sumbermiri, Kecamatan Lengkong, dan Desa Gamping Kecamatan Ngluyu. Solar cell di desa-desa tersebut berhasil melayani kebutuhan masyarakat dengan beragam jumlah kepala keluarga. Ada yang melayani 125 KK, 50an KK, bahkan sampai ada yang lebih dari 300 KK. Desa yang menggunakan solar cell rata-rata berada di wilayah dataran rendah dengan intensitas sinar matahari cukup tinggi.

Berbeda dengan solar cell yang hanya terkendala mendung dan malam untuk menyerap sinar matahari, kincir angin terkendala ketika angin tidak mampir ke Desa Joho. Dari kondisi tersebut dapat dibayangkan bagaimana tekad dan kepercayaan diri warga Dusun Beran, Desa Joho memanfaatkan kincir angin untuk kebutuhan air minum. Dari kondisi iklim Kabupaten Nganjuk terlihat angin dapat berhembus kencang nyaris tanpa henti pada masa sekitar Juni hingga Oktober atau pada musim kemarau. Jumlah curah hujan per bulan selama 2002 tercatat, pada bulan Januari yaitu 7.416 mm dengan rata-rata 436 mm, pada bulan itu merupakan curah hujan terbesar. Sedangkan terkecil terjadi pada bulan November dengan jumlah curah hujan 600 mm dengan rata-rata 50mm. Pada bulan Juni sampai dengan Oktober tidak terjadi hujan sama sekali.

Pemanfaatan air yang diproduksi kincir angin diperkirakan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan air bersih, tidak untuk irigasi. Disebutkan, kapasitas produksi yang maksimal dihasilkan per harinya sebanyak 15 m3. Jumlah tersebut diperkirakan terbagi habis untuk mensuplai 7 HU dan 2 WC Umum di permukiman warga Dusun Beran.

Menurut Kasi Perencanaan Satker Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Provinsi Jawa Timur, Bambang Sukardiono, kincir angin sebetulnya bukan teknologi yang baru, terutama bagi Negeri Kanguru, Australia. Menurutnya yang perlu digarisbawahi adalah semangat kebersamaan warga Desa Joho dalam menyediakan air minum di desanya. Ditilik dari penerapan teknologi air minum di desa-desa lain yang rata-rata sukses menggunakan solar cell, masyarakat Desa Joho ingin membuktikan kebenaran Kabupaten Nganjuk sebagai Kota Angin dengan menerapkan Teknologi Kincir Angin. Dari sisi harga, teknologi kincir angin bisa dikatakan setengah dari harga solar cell yang mencapai angka hingga Rp 200 juta.

Camat Pare, Muslan merasa bangga diterapkannya teknologi kincir angin di Dusun Beran Desa Joho. Selain dapat mengakhiri riwayat perjalanan jauh menuju sumber air, kesehatan masyarakat juga diharapkan meningkat. Lebih dari itu, setelah musyawarah memutuskan untuk menerapkan teknologi kincir angin, warga lebih mudah diajak rembug untuk urusan lain. Dusun Beran terdapat 4 Rukun Tetangga dengan sekitar 140 KK, dan mereka paling gigih memperjuangkan KincirAngin agar tidak kalah dengan warga di 6 dusun lainnya di Desa Joho.

Lurah Desa Joho, Samino menerangkan bahwa saat ini sedang dibentuk Kelompok Masyarakat untuk mengelola SPAM dengan teknologi kincir angin. Kelompok ini diharapkan memelihara, menampung keluhan dan mengelola iuran masyarakat yang rencananya akan ditarif Rp 3000 per KK tiap bulannya. Angka tersebut lebih murah ketimbang iuran warga Dusun lain yang memanfaatkan pompa submersible dengan tenaga listrik. Bahkan karena pertimbangan lebih murah, Samino berharap masyarakat desa lain yang selama ini tergabung dalam Himpunan Pengguna Air Minum (HIPAM) atau secara individu dapat diterapkan SPAM KincirAngin. (Bcr)
 

Tekno Limbah Volume 8 Tahun 2008 ”Berbagai Pilihan Disinfeksi“

Redaksi majalah Tekno Limbah   Th. 654

Majalah Tekno Limbah edisi kali ini mengemukakan tentang berbagai jenis disinfektan. Pengolahan air limbah apalagi penyediaan air minum, pengolahan pasca (post treatment) seringkali menjadi penentuan kelayakan efluen menempati posisi nilai guna mulai yang utama yang berguna saja (dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan selain konsumsi manusia). Pada edisi ini juga dapat disimak mengenai pengolahan apa yang tepat untuk pemilihan disinfektan/ oksidan yang umum digunakan, seperti potassium permanganate, ozone, dan terutama golongan chlorine.
 
Tidak hanya disinfektan, edisi kali ini juga menampilkan tulisan tentang penanganan dan permasalahan dalam pengolahan limbah cair, serta masalah aman/tidaknya dan sehat/tidaknya air sumur kita.
 

Kejora Edisi 5, Mei 2008 "Angklung"

Redaksi Majalah Anak Kejora   Th. 680

Edisi kali ini Kejora menghadirkan Angklung sebagai alat musik khas nusantara. Ada juga ulasan mengenai singkong, yang ternyata berasal dari Amerika Selatan. Kita hanya negara nomor dua penghasil singkong terbesar. Selain itu ada perbedaan mengenai domba dan kambing.
 

Orbit No.06 Tahun X "Pohon Berjuta Manfaat"

Redaksi Majalah Orbit   Th. 952

Majalah Orbit tidak pernah bosan mengingatkan bahaya pemanasan global. Di nomor kali ini, Orbit membahas tuntas tentang pohon, salah satu elemen vital untuk menyelamatkan lingkungan. Selain itu ada juga liputan tentang wisata andalan di Jawa Tengah, Dataran Tinggi Dieng, juga tentunya artikel menarik lainnya.

Majalah Percik Yunior - Edisi 5, Mei 2008

Redaksi Majalah Percik Yunior   Th. 837

Kali ini Percik Yunior tampil dengan mengusung tema pohon kehidupan. Melalui Percik Yunior ini, anak-anak diajak untuk memahami pentingnya keberadaan pohon untuk membantu menjaga persediaan air.

Percik Yunior juga menampilkan tips dan trik mudah mengenai sumur resapan biopori, yang dikemas dengan gambar-gambar yang menarik sehingga memudahkan anak-anak usia sekolah dasar mempelajarinya. Selain itu, terdapat pula cerita mengenai hutan dari daerah Grobogan, Jawa Tengah dan Tanah Toraja, Sulawesi Selatan.
 

Sepuluh Tahun Kerjasama Pemerintah-Swasta pada Pelayanan Air PAM DKI Jakarta 1998-2008

Achmad Lanti, dkk (Ed)   23 Juni 2008 822

Hampir seluruh kinerja dan pelayanan PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) di Indonesia kerap mendapat protes dari para pelanggannya. Maklum, air minum adalah kebutuhan mendasar yang bahkan lebih penting dari peran BBM (Bahan Bakar Minyak). Orang mungkin bisa hidup tanpa minyak, bagaimana bila tanpa air

Belum lama ini, terbit satu buku bertajuk “Sepuluh Tahun Kerjasama Pemerintah-Swasta pada Pelayanan Air PAM DKI Jakarta 1998-2008”. Buku setebal 160 halaman yang ditulis secara keroyokan ini merangkum pengalaman dalam pelayanan air minum di DKI Jakarta melalui pola kerjasama pemerintah daerah dan swasta.

Dalam buku ini sendiri dikatakan bahwa Kerjasama Pemerintah-Swasta (KPS) air minum di DKI Jakarta dibangun di atas pondasi yang ambigu. Kerjasama ini sulit dikatakan fair, baik untuk masyarakat, PAM, mitra swasta, bahkan bagi pemerintah provinsi.

Ada yang mengatakan pengalaman KPS adalah guru yang pahit, dimana suatu kerjasama kemitraan pemerintah-swasta yang seharusnya berjalan di atas kaidah-kaidah yang wajar, menjadi kaidah-kaidah yang serba politis, kurang wajar, dan seterusnya.

Penilaian kurang wajar ini pada tataran kurangnya kualitas pelayanan apalagi setelah PAM Jaya menggandeng mitra swasta yang seharusnya mampu mengerjakan tugas-tugas secara profesional.

Bayangkan, tingkat kebocoran pelayanan air minum warga DKI Jakarta yang dikelola PAM Jaya mencapai angka 44 persen. Selama 10 tahun kerjasama dengan mitra operator PT Pam Lyonnaise Jaya (PALYJA) baru mampu menurunkan 13 persen dari 57 persen tingkat kebocoran. Belum lagi persoalan hutang yang cenderung bertambah. Hutang-hutang ini pada akhirnya menjadi beban para pelanggan.

Semoga buku yang diterbitkan Badan Regulator PAM Jaya ini dapat membantu menangani permasalahan pengelolaan air minum dan dapat pula menjadi bahan pembelajaran bagi PDAM lainnya di seluruh Indonesia.

Daftar Isi:

Sekapur Sirih
Kata Pengantar Gubernur DKI Jakarta
Kata Pengantar Menteri PU
Bab 1.  Pendahuluan
Bab 2. Peran Swasta dalam Pelayanan Dasar Privatisasi dan Kerjasama Pemerintah-Swasta (KPS)
Bab 3. Kerjasama Pemerintah-Swasta (KPS) Di bidang Air Minum DKI Jakarta
Bab 4. Badan Regulator Pelayanan Air Minum DKI Jakarta
Bab 5. Kinerja Pelayanan Pasca PKS
Bab 6. Penutup: Pembelajaran dari KPS Air Minum DKI Jakarta
Daftar Pustaka
 

Merangkai Keberagaman: Petikan Pelajaran Hasil Konsultasi Publik RUU Pengelolaan SDA

Harijanto Suwarno, Rikardo Simarmata, Rival Ahmad   19 Juni 2008 710

Buku ini berisi tentang proses pelaksanaan konsultasi publik perancangan Undang-Undang Pengelolaan Sumber Daya Alam di 28 propinsi di Indonesia, selama kurun waktu akhir 2002-2003. Konsultasi publik dilakukan sebanyak 141 kali mencakup tingkat nasional, regional, propinsi, kabupaten, kecamatan, desa dan komunitas.
 
Dari proses yang berlangsung, tergambar berbagai kerusakan dan penyebab kerusakan sumber daya alam. Dari proses ini, lahir pula kesepakatan untuk menata pengelolaan sumber daya alam ke arah yang lebih baik secara adil dan berkelanjutan dengan tidak menegasikan kearifan lokal yang ada.
 
Rangkaian konsultasi publik yang dilakukan mungkin bekum sempurna. Namun, proses ini dapat menjadi inspirasi dalam penyusunan kebijakan yang melibatkan masyarakat. Terbitnya buku ini juga melaporkan kepada masyarakat terutama dalam mengawal dijalankannya mandat Tap MPR RI No.IX Tahun 2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam.

Daftar Isi:
Sambutan oleh Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI: Merangkai Perjalanan Proses Partisipatif (Ismid Hadad, MPA)
Kata Pengantar: Ketulusan Memaknai Keberagaman oleh Dr. Indra Darmawan, Bappenas, koordinator Konsultasi Publik RUU-PSDA
Pendahuluan
Rangkuman Proses Konsultasi Publik
Regional Sumatera
Regional Jawa
Regional Kalimantan
Regional Sulawesi
Regional Bali dan Nusa Tenggara
Regional Papua
Isu-isu Kritis PSDA
Pentup
Lampiran
 

Merintis Konservasi Pulau Kakaban: Kerangka Pengembangan Model Pengelolaan Kolaboratif Kepulauan Derawan Berbasis Masyarakat

Christien Ismuranty, dkk   19 Juni 2008 1.358

Hingga lima tahun yang lalu, hanya segelintir orang yang pernah mendengar tentang Danau Kakaban apalagi mengunjunginya. Danau yang terletak terpencil di Kepulauan Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur ini, bagaikan kolam raksasa di tengah laut, tersembunyi dibalik dinding karang atol setinggi 60 meter, ditumbuhi hutan mangrove yang lebat. Siapa yang menyangka, danau ini menyimpan rahasia keanekaragaman hayati yang sangat unik dan indah. Memasuki Danau Kakaban bagaikan terlontar ke jaman purba, dengan ribuan ubur-ubur memenuhi kolam air dan dasar danau, menghiasi hamparan, karpet hijau’ alga Halimeda. Untunglah mereka tidak menyengat atau sengatannya tidak terlalu kuat. Ikan puntang, serinding kaca, anemon pemakan ubur-ubur, juga spons dan tunikata, berwarna cerah yang melekat di akar-akar bakau, adalah beberapa penghuni lainnya yang bersifat endemik.
 
Buku ini disusun dan diterbitkan oleh KEHATI untuk mendorong upaya konservasi Pulau Kakaban, dalam kerangka pelestarian dan pemanfaatan berkelanjutan sumberdaya hayati di Kepulauan Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Keunikan dan kelangkaan Kakaban menjadikannya aset yang sangat berharga bagi Berau dan Indonesia, sedangkan kerentanannya membuat Kakaban perlu dikelola dengan hati-hati dan bijaksana untuk mencegah kerusakan ekosistemnya, yang sekali terjadi tak akan pulih kembali.

Daftar Isi:
Kata Pengantar
Kesan Pertama
Bab I. Pulau Kakaban dan Keunikannya
Bab II. Pemanfaatan Pulau Kakaban
Bab III. Inisiatif KEHATI Di Kepulauan Derawan
Bab IV. Lestarilah Pulau Kakaban!
Daftar Gambar
Lampiran