Buku

The State of the Environment in Asia 2005/2006

Japan Environmental Council (JEC)   20 Februari 2007 723

Tidak dapat dipungkiri bahwa selain aspek positif, ternyata globalisasi memiliki aspek negatif diantaranya yaitu terjadinya kesenjangan ekonomi antara negara maju dan negara berkembang, destabilisasi sosial, dan kerusakan lingkungan dengan adanya impor limbah ke negara-negara berkembang.

Buku ini mencoba menyorot permasalahan-permasalahan lingkungan yang terjadi di Negara-negara Asia, seperti di Jepang, Korea, China, Taiwan, Filipina, Vietnam, Malaysia, Thailand, Indonesia, dan India. Sebagai contoh terjadinya kontaminasi pada masyarakat yang tinggal di bekas pangkalan militer AS di Filipina. Masyarakat yang mendiami daerah tersebut menderita penyakit leukemia, kanker, gangguan pernapasan, kulit, dan lainnya.

Pada bab terakhir buku diuraikan data-data mengenai berbagai macam topik yang relevan, mulai dari data pendapatan per kapita, data hutan dan wilayah yang terlindungi, data emisi gas rumah kaca, sampai pada data perundangan lingkungan di Negara-negara Asia.

Membrane Systems for Wastewater Treatment

Water Environment Federation (WEF)   20 Februari 2007 856

Buku ini menyajikan beberapa pilihan teknologi membran dan aplikasinya dalam bidang pengolahan air limbah, namun demikian buku ini tidak seperti desain manual melainkan lebih seperti kajian mengenai sistem konfigurasi dan komponen dalam pengoperasian dan pemeliharaannya.

Beberapa aplikasi teknologi membran dalam pengolahan air limbah yang diulas dalam buku ini, yaitu: (i) bioreaktor membran, (ii) mikro/ultrafiltrasi menggunakan membran bertekanan rendah, dan (iii) nanofiltrasi/reverse osmosis.

Diskusi dari setiap aplikasi mencakup: konfigurasi proses yang umum, operasionalisasi, monitoring dan kontrol peralatan, prosedur pemeliharaan, dan pedoman mengatasi permasalahan yang muncul dari aplikasi tersebut. Beberapa studi kasus juga dipaparkan dalam bab terakhir di buku ini.

The Human Impact on the Natural Environment

Andrew Goudie   20 Februari 2007 1.111

“Seberapa jauh manusia mentransformasi lingkungan yang mereka diami ” dicoba untuk diuraikan dalam buku ini. Buku ini terdiri dari 2 bagian, dimana bagian pertama menjelaskan mengenai masa lalu (the past) dan masa sekarang (the present). Dampak kegiatan yang dilakukan oleh manusia terhadap lingkungannya (tanah, air, udara, flora, dan fauna) dideskripsikan pada bagian pertama buku ini.

Sedangkan pada bagian kedua diuraikan mengenai masa yang akan datang (the future), yaitu prediksi akan dampak-dampak yang mungkin terjadi pada lingkungan, seperti meningkatnya permukaan air laut sekitar 5 mm per tahun dikarenakan pemanasan global yang menyebabkan es (gletser) di Kutub Utara mencair.

Pada akhirnya disimpulkan dalam buku ini bahwa dalam banyak kasus dimana terjadi perubahan lingkungan, manusia tidak selalu bertanggung jawab terhadap terjadinya perubahan lingkungan tersebut karena terdapat faktor lain yang mempengaruhi yaitu faktor alam itu sendiri (iklim, cuaca).

Water Privatization in Latin America and Brazil: Scenarios and Meanings

Luiz Fernando Novoa Garzon   19 Februari 2007 1.268

Artikel ini terdiri dari beberapa pembahasan singkat mengenai isu privatisasi air di Amerika Latin dan Argentina, yaitu: (i) Arti pokok dari privatisasi air; (ii) Brazil dalam pandangannya tentang air; (iii) Kehausan kita dan mereka; (iv) Sanitasi untuk masyarakat, bukan untuk memperoleh keuntungan; (v) Air yang kita butuhkan:model untuk menggunakannya; (vi) Air bawah tanah, dan (vii) Keutamaan dari air mineral.

Pada akhir penulisan, disimpulkan bahwa jika air adalah suatu kondisi dan suatu kemungkinan bagi semua aktivitas manusia, maka memprivatisasi air akan menjadikannya jalan dalam mendapatkan keuntungan finansial dimana hal tersebut akan memaksa setiap orang untuk berpikir ulang dalam mengkalkulasi kebutuhannya akan air.

Health and Poverty Gender Analysis

Zoe Oxaal
Sarah Cook
   19 Februari 2007 1.189

Saat ini banyak dari kebijakan kesehatan telah menekankan pentingnya kebutuhan kesehatan bagi perempuan, baik sebagai hak dasar maupun sebagai alat yang efektif dalam meningkatkan kesejahteraan anak-anak. Dampak kesehatan dari hubungan antara gender dan kemiskinan dapat jelas terlihat dalam malnutrisi, kesehatan kejiwaan, dan kerapuhan atas terjadinya kekerasan.

Studi dari kesehatan menunjukkan bahwa ketidakleluasaan dari kemiskinan dan gender berarti bahwa perempuan miskinlah yang paling terakhir bisa mendapatkan akses ke pengobatan yang cukup. Sedangkan analisis gender terhadap kesehatan dan kemiskinan menyarankan kebutuhan terhadap kebijakan yang memberikan perhatian pada kebutuhan kesehatan perempuan dalam ruang lingkup yang lebih luas, bukan hanya pada kesehatan reproduksi saja.

New Models for the Privatization of Water and Sanitation for the Urban Poor

Ana Hardoy
Ricardo Schusterman
   19 Februari 2007 1.111

Makalah ini menggambarkan pengalaman kerja penulis di permukiman liar di Buenos Aires, Argentina, dengan fasilitas yang telah diprivatisasi (Aguas Argentina) untuk melihat bagaimana penyediaan air dan sanitasi dapat memenuhi kebutuhan kelompok masyarakat berpenghasilan rendah, terutama mereka yang hidup di permukiman liar.

Di dalam makalah ini juga dijabarkan diskusi dari isu-isu kunci yang harus dipertimbangkan, contohnya yaitu ketika badan pemerintah bertanggung jawab terhadap privatisasi tersebut dalam merancang tender, kemudian elaborasi dari model-model yang berbeda mengenai bagaimana fasilitas swasta dapat menyediakan air dan sanitasi di permukiman masyarakat berpenghasilan rendah.

Water Supply and Sanitation in Sweden : A Public Trust

Mats Lannerstad, MSc   19 Februari 2007 1.053

Di Swedia, penyediaan air minum dan pengelolaan air buangan, berdasarkan hukum, merupakan tanggung jawab pemerintah kota. Di bawah kontrol pemerintah kota dan dengan dukungan dari pemerintah pusat, konstruksi instalasi pengolahan air minum dan air buangan dilaksanakan selama kurun waktu 1960-1970an.

Tulisan ini mengetengahkan pendapat mengenai pro dan kontra dari isu privatisasi air minum dan air buangan di Swedia, bagaimana masyarakat Swedia (professional, akademisi, politisi, dan lainnya) memandang privatisasi di negara mereka. Untuk pihak yang kontra-privatisasi mereka berpendapat bahwa air bukan merupakan komoditi untuk mencari keuntungan, sedangkan pihak pro-privatisasi berpendapat bahwa motivasi mencari keuntungan akan mendorong operator swasta dalam pelayanannya sehingga menjadi lebih efesien dan meningkat kualitasnya.

Mainstreaming Gender in Unstable Environments

-   19 Februari 2007 1.054

Sangatlah esensial pada saat ini bahwa kebutuhan yang berbeda dari seluruh masyarakat haruslah dipertimbangkan , dan pada tingkat pelayanan, hak-hak dari setiap individu, baik laki-laki maupun perempuan, diberikan prioritas yang sejajar. Kunci dari prioritas tersebut adalah penyediaan akses ke kesehatan, air bersih, pendidikan, dan pelayanan dasar lainnya.

Dalam tulisan ini terdapat program-program yang diprioritaskan dan tanggapan apa yang harus cepat dilakukan dalam keadaan darurat, sebagai contoh dalam hal pelayanan air dan sanitasi, hal yang harus dilakukan bila terjadi kondisi darurat adalah memastikan bahwa lokasi sumber air, mekanisme distribusi dan pemeliharaan air dapat diakses oleh perempuan.

Sensitizing and Capacity Building of Village Women on Water Resources Management and Environmental Sanitation

-   19 Februari 2007 922

Akses ke air bersih merupakan kontribusi yang terbesar dalam memberantas kemiskinan. Air memiliki dampak yang luas dalam berbagai isu, mulai dari pengelolaan air dan sanitasi sampai pada kesehatan dan gender. Perempuan dapat bertindak sebagai pelindung pola penyediaan air karena peran mereka bukan hanya sebagai penerima manfaat utama dari berbagai proyek penyediaan air, namun juga merekalah yang harus berjalan jauh dalam mencari air bersih jika sumber air di desa mereka tidak berfungsi.

Laporan ini menjelaskan tujuan dari studi pengembangan kapasitas (capacity building) yang dilakukan kepada perempuan di desa Bundelkhand, India dalam pengelolaan sumber air dan sanitasi lingkungan. Beberapa pendekatan yang dilakukan dalam proyek tersebut adalah: (i) pemilihan desa; (ii) survey lapangan; (iii) meningkatkan kepedulian , pelatihan, dan pengembangan kapasitas perempuan desa; (iv) demontrasi dari pengalaman-pengalaman yang diperoleh dalam proyek oleh perempuan desa; (v) representasi perempuan dalam komite air dan sanitasi desa; (vi) penyusunan panduan best practice air dan sanitasi dari proyek tersebut.

Communication for Development: A Medium for Innovation in Natural Resource Management

Ricardo Ramirez dan Wendy Quarry   17 Februari 2007 1.038

Salah satu tantangan utama yang seringkali dihadapi oleh program-program pengembangan wilayah perdesaan antara lain mengatasi masalah kemiskinan, menjamin ketersedian pangan dan keberlanjutan lingkungan hidup dengan menggunakan cara-cara yang terintegrasi. Dibutuhkan suatu partisipasi aktif dari masyarakat perdesaan dalam menlaksanaan proses komunikasi dalam mengatasi permasalahan degradasi lahan, mengurangi tingkat penggundulan hutan dan mensosialisasikan pengelolaan sumber daya air yang layak serta melestarikan keanekaragaman hayati.

Selama bertahun-tahun lamanya, metode komunikasi telah melakukan berbagai inisiatif untuk mendukung pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan, terutama yang fokus pada pelaksanaan diseminasi dan adopsi hal-hal teknis. Akan tetapi usaha-usaha ini seringkali hanya menghasilkan dampak yang tidak terlalu besar.

Makalah ini berusaha menjelaskan dengan menggunakan berbagai macam cerita dan contoh-contoh di lapangan serta pengalaman banyak orang dan proyek-proyek dari seluruh dunia yang mengaplikasikan metode dan pendekatan komunikasi untuk mengatasi masalah pengelolaan sumber daya alam. Di dalam makalah ini diperlihatkan bahwa metode communication for development (komunikasi pembangunan) dapat menawarkan berbagai macam alternatif dalam membantu pelaksanaan proses diseminasi dan adopsi masalah pengelolaan sumber daya alam. Pendekatan partisipatoris yang terdapat dalam metode communication for development dapat memfasilitasi dialog dan pertukaran informasi serta pengetahuan mengenai masalah pengelolaan sumber daya alam, meningkatkan pengetahuan dasar masyarakat (baik yang bersifat pengetahuan lokal maupun modern), mensosialisasikan praktek-praktek pertanian yang dapat diterapkan dengan lingkungan setempat, dan mengembangkan akan masalah pengelolaan sumber daya alam pada para pengambilan keputusan, pihak-pihak yang berwenang, serta para penyedia jasa.

Melalui makalah ini pembaca dapat mengetahui bahwa agar suatu program pengelolaan sumber daya alam dapat berjalan dengan baik maka dibutuhkan suatu strategi komunikasi yang terencana. Agar input suatu program komunikasi dapat dikonstruksikan dengan baik maka pertama-tama harus mengetahui terlebih dahulu fungsi utama dari komunikasi. Dalam masalah pengelolaan sumber daya alam dipakai tiga fungsi utama, yaitu:1.Membuat suatu kebijakan diketahui dan relevan2.Komunikasi untuk pertukaran pengetahuan3.Komunikasi partisipatoris

Setelah mengetahui ketiga fungsi utama komunikasi tersebut kemudian pembaca juga akan ditunjukkan bagaimana cara menyesuaikan fungsi-fungsi komunikasi tersebut di atas dengan pendekatan-pendekatan yang dapat dilakukan serta tools yang dapat digunakan seusai dengan fungsi komunikasi tersebut.