Buku

Gendered Analysis of The Working For Water Programme:
A Case Study of the Tsitsikama Working for Water Project

Mastoera Sadan   17 Februari 2007 978

The Tsitsikama Working for Water (WfW) Project adalah proyek yang diluncurkan pada tahun 1995 di Afrika Selatan oleh Department of Water Affairs and Forestry (DWAF). Tujuan utama dari proyek ini adalah meningkatkan ketersediaan sumber daya air serta menciptakan lapangan kerja baru yang dapat mengurangi tingkat kemiskinan. Lebih jauh lagi program ini juga mengenal pengembangan social (social development) yang mencakup isu kesetaraan gender.

Dalam studi kasus ini dipaparkan latar belakang pelaksanaan Tsitsikama Working for Water (WfW) Project dan juga sebuah kerangka acuan (framework) yang digunakan untuk menganalisis masalah gender dalam pelaksanaan proyek WfW tersebut. Yang menarik pada studi kasus ini adalah bagian dimana terdapat beberapa komentar langsung dari para pekerja proyek yang merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kerangka acuan.

Sebagai contoh dalam pertanyaan tingkat kesulitan pekerjaan bagi perempuan, kebanyakan perempuan berpendapat bahwa mereka tidak menemukan pekerjaan yang sulit dilakukan oleh perempuan, namun laki-laki berpendapat bahwa ada beberapa pekerjaan yang sulit dilakukan oleh perempuan walaupun laki-laki dapat menerima peran perempuan dalam pekerjaan tersebut.

Di bagian terakhir dipaparkan kesimpulan bahwa WfW adalah program pengentasan kemiskinan yang cukup unik dimana terdapat interseksi antara lingkungan, kemiskinan, dan gender. Meskipun program WfW ini dinilai cukup berhasil dalam mentargetkan pekerja wanita namun program tersebut juga merefleksikan pandangan yang sempit tentang gender sehingga dari sini dapat disimpulkan bahwa konsep gender yang lebih luas harus diaplikasikan di semua tingkat ketika sebuah program/proyek pengentasan kemiskinan sedang dirancang dan akan diluncurkan.

A Gender Perspective on Water Resources & Sanitation

Interagency Task Force on Gender and Water   17 Februari 2007 1.095

Dalam pembangunan fasilitas air minum dan sanitasi banyak yang tidak menyebutkan secara jelas pembagian tugas yang seimbang antara perempuan dan laki-laki. Lebih jauh lagi dalam kebudayaan tertentu perempuan dinilai lebih bertanggung jawab atas penyediaan air minum dan sanitasi namun pada keputusan mengenai desain dan lokasi dari fasilitas tersebut justru perempuan tidak dilibatkan.

Makalah ini mencoba mengulas pentingnya peran yang seimbang antara perempuan dan laki-laki dalam proses pengambilan keputusan mengenai penyediaan, lokasi, dan teknologi dari air minum dan sanitasi pada tingkat komunitas dan rumah tangga. Beberapa contoh proyek pembangunan air minum dan sanitasi di negara-negara berkembang juga digambarkan sehingga dapat menjadi pengalaman berharga untuk proyek-proyek berikutnya yang akan diterapkan.

Pada bagian akhir makalah dituliskan rekomendasi mengenai apa yang sebaiknya dilakukan oleh pihak Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, masyarakat dan kelompok sipil, serta donor dan organisasi internasional agar proyek-proyek air minum dan sanitasi dapat berkelanjutan dengan melibatkan peran perempuan dan laki-laki.

Rekomendasi untuk Pemerintah Pusat misalnya dengan menyediakan fasilitas kredit mikro atau alternatif pendanaan lainnya bagi organisasi yang berorientasi kesetaraan gender, kemudian Pemerintah Daerah dapat melaksanakan training untuk komunitas setempat (baik laki-laki maupun perempuan) dalam pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikan fasilitas air minum dan sanitasi. Masyarakat dan kelompok sipil sendiri bisa berperan dalam mengumpulkan informasi mengenai apa yang mereka inginkan dan dapat dilakukan sehubungan dengan permasalahan air minum dan sanitasi di daerah mereka. Sedangkan pihak donor dan organisasi internasional lainnya dapat menyediakan bantuan teknis (technical assistance) dalam penerapan teknologi yang murah dan akses informasi kepada otoritas dan komunitas lokal.

A Guide For Divesting Government Owned Enterprise

Henry Gibbon   17 Februari 2007 1.031

Pemerintahan pada semua tingkat di wilayah Amerika Serikat memiliki sendiri perusahaan swasta dalam beberapa bidang, seperti pelayanan listrik, air minum dan air limbah, fasilitas parkir, asuransi, hotel dan tempat pertemuan, pengiriman surat, dan lainnya.

Publikasi ini menyajikan beberapa metode penjualan yang telah dilakukan oleh Pemerintah AS dalam memprivatisasi perusahaan publik, diantaranya yaitu : (i) trade sale, dimana perusahaan dijual ke satu perusahaan atau konsorsium; (ii) penawaran publik ke bursa efek; (iii) penjualan ke manajemen atau karyawan perusahaan; dan (iv) penggantian dengan sekelompok investor.

Dalam tulisan ini juga dijelaskan beberapa pengalaman berharga dari gagalnya privatisasi di beberapa negara, seperti perusahaan pembangkit listrik di Inggris dan perusahaan Telecom di Portugal dikarenakan kurangnya pengalaman pemerintah dalam privatisasi.

Water Privatization: Is The Glass Half Full or Half Empty

17 Februari 2007 983

Tulisan ini merupakan seri pedoman bagi pembaca yang ingin mengetahui dan berdiskusi tentang privatisasi dan sarana publik. Di dalamnya berisi informasi buku-buku, website, blog, makalah, dan artikel yang mengetengahkan issue tentang privatisasi.

Topik-topik diskusi juga diuraikan dalam tulisan ini, misalnya tentang: (i) apa keuntungan dan kerugian dari pengelolaan air oleh publik atau swasta; (ii) apakah harus ada perbedaan tariff dalam penggunaan air untuk permukiman, pertanian, atau industri (iii) apakah pembaca setuju dengan pernyataan air akan menjadi seperti minyak pada abad mendatang; dan (iv) apakah binatang, ikan, dan ekosistem memiliki hak yang sama seperti manusia dalam mengakses air

White Paper on Privatization

17 Februari 2007 1.003

Makalah ini mencoba untuk melihat beberapa isu yang dipercayai oleh masyarakat umum mengenai privatisasi sarana publik, diantaranya yaitu: (a) Pemerintah bangkrut karena pelayanan publik dan pajak yang buruk; (b) Dana yang dikucurkan oleh Pemerintah banyak yang dikorupsi sehingga privatisasi dianggap mampu memecahkan persoalan ini; (c) Kompetisi pasar dapat memastikan bahwa sektor swasta akan memberikan pelayanan yang lebih baik dengan harga yang lebih murah dibandingkan sektor publik; (d) Sangat tidak mungkin merasionalisasi karyawan yang bekerja di sektor publik yang sudah tidak kompeten; (e) Sektor swasta akan menggunakan dana secara lebih efisien; (f) Uang yang dibayarkan lewat pajak akan membuat masyarakat lebih meningkat kesejahteraannya jika ditanamkan dalam sektor swasta; dan (g) Banyak dari studi-studi yang menunjukkan bahwa privatisasi lebih baik daripada pengelolaan oleh sektor publik.

Namun ternyata, makalah ini menyimpulkan bahwa privatisasi dapat mengacaukan dan mendestabilisasi kondisi sosial, meningkatkan biaya/pengeluaran, mengurangi kualitas pelayanan dan akuntabilitas publik, serta memarginalkan keterlibatan masyarakat dalam proses demokrasi.

Water Privatization In Great Lake Region

-   17 Februari 2007 860

Privatisasi air telah diterapkan di Amerika sejak tahun 1772, namun selama itu pula masih ada perdebatan apakah bentuk yang paling tepat dalam penyediaan dan pengelolaan air adalah privatisasi total, kerjasama antara publik-swasta, privatisasi sebagian (hanya beberapa pekerjaan sistem), atau seluruhnya dikerjakan oleh publik.

Beberapa studi kasus diterangkan dalam laporan ini, yaitu studi kasus di daerah Milwaukee, Indianapolis, dan Peoria. Dalam studi kasus yang dibeberkan masih juga terdapat ketidakjelasan apakah privatisasi adalah jalan terbaik dalam penyediaan air minum atau tidak. Hal ini disebabkan karena pada beberapa daerah timbul manfaat ekonomi dari beroperasinya perusahaan air minum, namun pada daerah lain justru terjadi kenaikan tarif dan pengurangan karyawan di perusahaan air minum.

Womens Empowerment
Gender Equality & Millennium Development Goal

17 Februari 2007 936

Milllenium Development Goals (MDG) yang dideklarasikan pada September 2000 memiliki 8 target, yaitu: (i) memberantas kemiskinan dan kelaparan; (ii) mencapai pendidikan dasar; (iii) meningkatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan; (iv) mengurangi angka kematian bayi; (v) memperbaiki angka kelahiran; (vi) memerangi penyakit HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya; (vii) menjamin keberlanjutan lingkungan hidup; (viii) membangun kerjasama tingkat global.

Laporan ini mencoba menggambarkan hubungan antara target MDG dengan peran perempuan dalam usaha pencapaian target tersebut. Sebagai contoh pengendalian pendapatan (income) oleh perempuan ternyata memiliki kecenderungan memperkecil angka kematian bayi. Kemudian dari 48 % orang dewasa yang terinfeksi HIV/AIDS adalah perempuan dimana mereka dapat menularkan penyakit tersebut kepada orang lain, dari sini dapat disimpulkan bahwa perempuan tidak dapat mencapai pemberdayaan dan kesetaraan kecuali mereka sadar akan hak reproduktif mereka.

Pada bagian terakhir laporan, disampaikan beberapa langkah-langkah yang dapat kita lakukan untuk mencapai target MDG diantaranya yaitu: (a) mempengaruhi pemerintah untuk memakai data-data yang lebih luas mengenai gender dalam mengukur keberhasilan MDG; (b) memperluas indikator-indikator dalam pencapaian MDG; (c) mengembangkan MDG dengan versi lokal; (d) mengetahui status terbaru pelaksanaan MDG yang telah dilakukan oleh negara-negara lain.

Daftar Periksa (Checklist) Gender
Penyediaan Air Dan Sanitasi

-   17 Februari 2007 1.263

Laporan ini dibuka dengan pertanyaan : Mengapa gender penting dalam proyek-proyek penyediaan air dan sanitasi Dari beberapa proyek yang ditangani oleh ADB terlihat bahwa terdapat hubungan positif yang kuat antara perhatian pada gender dan partisipasi kaum perempuan dengan tingkat keberhasilan proyek dan kesinambungan pengelolaan penyediaan air dan sanitasi.

Dalam laporan daftar periksa (checklist) gender ini, diuraikan tujuan dari adanya daftar periksa, pertanyaan-pertanyaan penting dan langkah aksi utama dalam siklus proyek, studi kasus di beberapa negara dalam pembangunan air minum dan sanitasi, analisis gender untuk sebuah proyek, desain proyek dan dialog kebijakan.

Gender Checklist: Water Supply and Sanitation

-   17 Februari 2007 1.124

Laporan ini dibuka dengan pertanyaan : Mengapa gender penting dalam proyek-proyek penyediaan air dan sanitasi Dari beberapa proyek yang ditangani oleh ADB terlihat bahwa terdapat hubungan positif yang kuat antara perhatian pada gender dan partisipasi kaum perempuan dengan tingkat keberhasilan proyek dan kesinambungan pengelolaan penyediaan air dan sanitasi.

Dalam laporan daftar periksa (checklist) gender ini, diuraikan tujuan dari adanya daftar periksa, pertanyaan-pertanyaan penting dan langkah aksi utama dalam siklus proyek, studi kasus di beberapa negara dalam pembangunan air minum dan sanitasi, analisis gender untuk sebuah proyek, desain proyek dan dialog kebijakan.

Seputar EPANET 2.0

-   17 Februari 2007 2.106

EPANET2.0 dikembangkan oleh Water Supply and Water Resources Division USEPAs National Risk Management Research Laboratory. EPANET2.0 merupakan suatu perangkat lunak yang dapat memberikan informasi kepada user mengenai simulasi hidrolika dan perilaku kualitas air didalam suatu sistem jaringan pipa bertekanan dalam rentang waktu tertentu. Jaringan itu sendiri terdiri dari kombinasi antara pipa, node, pompa, valve dan tanki atau reservoir. EPANET2.0 akan menelusuri aliran air didalam pipa, tekanan ditiap node, tinggi muka air didalam tanki/reservoir dan konsentrasi bahan kimia (mis. desinfektan klor) selama rentang simulasi tersebut.

EPANET2.0, yang dijalan dibawah OS Windows, menyediakan suatu lingkungan yang terintegrasi untuk melakukan pengeditan terhadap input data, running hydraulic dan simulasi kualitas air serta kemudian menampilkannya dalam berbagai format seperti jaringan pipa dengan kode warna, tabel, grafik terhadap waktu dan plot kontur sesuai dengan kebutuhan analisis user.