Buku
Strategies to Involve Women in Water Supply and Sanitation
Sarah Jean Halvorson
Nahida Aziz
Dr. Karim Alibhoy
17 Februari 2007
1.152
Strategi yang diterapkan mencakup 3 strategi, yaitu: (i) menggunakan metoda partisipatif dalam mengkoleksi data spesifik gender; (ii) membangun mekanisme institusional untuk partisipasi perempuan; dan (iii) menyediakan pendidikan kesehatan dan pelatihan hygiene untuk perempuan dan anak-anak.
Urban Water Conflicts
An Analysis of The Origins and Nature of Water-Related Unrest and Conflicts in The Urban Context
-
17 Februari 2007
937
Koleksi essay ini menggambarkan beberapa permasalahan air di wilayah perkotaan yang terdapat di beberapa negara, yaitu di Brazil, Argentina, Meksiko, Indonesia, India, Italia, Perancis, dan Jerman Timur. Setiap negara memiliki karakteristik tersendiri yang menyebabkan permasalahan air minum berbeda antara negara satu dengan lainnya. Sebagai contohnya pelayanan air minum yang dikomersialisasi, untuk negara-negara di benua Eropa hal tersebut tidak menjadi permasalahan namun di negara-negara berkembang justru masih diperdebatkan karena masih banyaknya penduduk miskin yang tidak mampu membayar tariff yang dibebankan kepada mereka.
Pada bagian akhir dari setiap essay yang ditampilkan, terdapat kesimpulan yang berisi tentang akar permasalahan yang menjadi konflik di setiap negara. Analisis untuk mendapatkan solusi terhadap permasalahan tersebut juga dipaparkan pada kesimpulan.
Water For Life: The Impact of The Privatization of Water Services on Child Mortality
Sebastian Galiani, Universidad de San Andres
Paul Gertler, University of California at Berkeley and NBER
Ernesto Schargrodsky, Universidad T
17 Februari 2007
1.024
Kesimpulan yang diperoleh ternyata menunjukkan bahwa kematian bayi turun 5-7% di daerah yang menerapkan privatisasi dalam pelayanan air dan dampaknya akan semakin besar pada wilayah yang miskin. Kenyataannya, estimasi yang dihitung adalah kematian bayi akan menurun sebesar 24% di permukiman penduduk miskin. Privatisasi berhubungan dengan pengurangan secara signifikan dari kematian yang disebabkan penyakit parasit/menular, namun privatisasi sangatlah tidak berhubungan dengan kematian dari kasus-kasus yang tidak berhubungan dengan kondisi air.
Water Privatization In Asia Pasific Region
-
17 Februari 2007
983
Dari pengalaman-pengalaman berharga yang didapat dengan adanya privatisasi, kesimpulan yang dijabarkan adalah bahwa justru banyak masyarakat miskin yang tidak dapat mengakses air bersih dikarenakan tingginya tarif air yang dibebankan kepada mereka. Air merupakan hak asasi manusia oleh karenanya privatisasi air harus dihentikan karena perusahaan air minum hanya mengambil untung tanpa memikirkan dampak lingkungan dari pengeksploitasian sumber-sumber air yang dimiliki oleh masyakarat.
Water Privatization in Ghana: Womens Right Under Siege
Rudolf Amenga-Etego
17 Februari 2007
911
Ini berarti bahwa air harus diidentifikasi sebagai benda sosial dan merupakan hak asasi manusia (human right) dan bukan hanya sekedar komoditas yang diperdagangkan dalam pasar bebas. Dalam menentukan mekanisme akses, reformasi harus juga mempertimbangkan kesetaraan perempuan dan hubungan yang kuat dalam keluarga, komunitas, dan negara.
Jakarta Water Supply:
How To Implement A Sustainable Process
Dr. Jing-sen Chang
Dr.Kusbiantoro
M. Kris Tutuko
Manfred Giggacher
Idris Maxdoni Kamil
17 Februari 2007
1.130
Yang cukup menarik untuk diperhatikan adalah bagian terakhir dimana terdapat diskusi yang terdiri dari kumpulan pertanyaan dan jawaban para penulis mengenai beberapa permasalahan, seperti: badan regulator dalam penyediaan air minum di Jakarta, hukum dan perundangan air, lingkup administrasi, desentralisasi, aspek sosial dan keterlibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, konsumsi air, serta program pembersihan sungai di Indonesia.
Water Privatization Fiascos:
Broken Promises & Social Turmoil
-
17 Februari 2007
963
Laporan yang dibuat oleh Public Citizen ini menjabarkan bagaimana korporasi/perusahaan air, IMF, dan Bank Dunia mengklaim bahwa menyertakan sektor swasta dalam pelayanan air dan sanitasi akan membuka akses bagi milyaran penduduk di seluruh dunia yang membutuhkan pelayanan air dan sanitasi yang bersih. Selain itu juga dengan adanya sektor swasta maka pelayanan akan lebih efisien, efektif (pembiayaannya), dan kompetitif.
Kenyataan yang terjadi di beberapa negara seperti Argentina, Amerika, Filipina, Indonesia, Bolivia, Afrika Selatan, dan Inggris dalam privatisasi air minum dan sanitasi dipaparkan dalam laporan ini. Tidak seperti yang diklaim oleh perusahaan air multinasional, privatisasi di negara-negara tersebut ternyata menunjukkan terjadinya kenaikan pada biaya air yang dikonsumsi oleh masyarakat, krisis kesehatan publik, regulasi yang semakin lemah, kurangnya investasi di bidang air minum, dan lainnya.
Pada akhirnya beberapa kelompok sipil menyatakan bahwa solusi permasalahan air dan sanitasi tidak datang dari korporasi/perusahaan air, namun dari inisiatif demokratis akar rumput (grassroots democratic initiatives) dan peningkatan akuntabilitas pemerintah sesuai dengan tuntutan masyarakat dan organisasi kelompok sipil (termasuk di dalamnya kelompok lingkungan, kelompok perempuan, organisasi agama, organisasi perdagangan, organisasi pertanian, akademisi, dan lainnya).
Outline : The Manila Water Privatization Fiasco And The Role Of Suez Lyonnaise/Ondeo
Carla A. Montemayor
17 Februari 2007
1.031
Tahun 1997 privatisasi sambungan air dan sistem penanganan air buangan Metro Manila mulai dilaksanakan dan merupakan proyek privatisasi air terbesar di dunia. Sebelum privatisasi, tarif air sebesar 8,78 peso per kubik meter, setelah privatisasi tariff air turun menjadi sebesar 4,96 peso. Hal ini menunjukkan bahwa privatisasi dianggap berhasil dalam menurunkan tarif bagi pelanggan air.
Namun sejak tahun 2001, tarif air meningkat tajam sebesar 500% atau sekitar 19,92 peso. Dengan biaya operasi yang besar, salah pengelolaan, dan inefisiensi, privatisasi ternyata menimbulkan permasalahan bagi pelanggan, khususnya masyarakat miskin yang makin berat dalam membayar tarif air yang semakin meningkat.
Perencanaan Strategi Komunikasi Advokasi; Manual Untuk Fasilitator
Chandra Kirana
17 Februari 2007
3.735
Buku manual ini dikembangkan untuk membantu organisasi pelaku advokasi untuk merencanakan strategi komunikasi yang efektif bagi kampanye advokasi. Manual ini dirancang untuk memperkuat kemampuan teknis di bidang komunikasi advokasi agar pembaca mampu memanfaatkan pengetahuan mengenai suatu isu untuk memengaruhi berbagai pihak penting dengan menggunakan berbagai pesan yang komunikatif.
Melalui buku manual ini pertama-tama pembaca akan diperkenalkan dengan pengertian dari advokasi, langkah-langkah dalam proses advokasi serta berbagai konsep sejenis yang berkaitan dengan advokasi. Dengan pengenalan seperti ini pembaca akan memahami bahwa proses advokasi selalu berupaya untuk mengubah kebijakan, alokasi dana atau pelaksanaan kebijakan, proses advokasi baru selesai jika penetu kebijakan menetapkan dan melaksanakan kebijakan sebagaimana diinginkan, pelaku advokasi mesti menerapkan pendekatan yang strategis terhadap upaya advokasinya dengan mengembangkan langkah dan kegiatan secara sistematis.
Kemudian selanjutnya pembaca akan diperkenalkan dengan cara mengembangkan tujuan advokasi jangka panjang, menetapkan tujuan strategis advokasi, melakukan identifikasi dukungan dan oposisi yaitu dengan membuat peta kekuasaan dan menganalisa pihak-pihak sasaran, teknik-teknik persuasi dan komunikasi advokasi beserta cara-cara mengembangkan dan menyampaikan pesan advokasi.
Di akhir buku manual pembaca akan diperkenalkan cara melakukan proses monitoring dan evaluasi dari kegiatan advokasi yang telah dilaksanakan beserta cara mengembangkan kerangka kerja monitoring.
Small-Scale Private Service Providers of Water Supply and Electricity
A Review of Incidence, Structure, Pricing and Operating
Mukami Kariuki
Jordan Schwartz
17 Februari 2007
1.000
Laporan ini merangkum berbagai temuan dan kesimpulan dari kajian literature mengenai penyedia air dan listrik skala kecil (SPSPs) yang dilakukan selama 6 bulan selama kurun waktu tahun 2003. Sebanyak hampir 7.000 penyedia listrik skala kecil beroperasi di 32 negara dan sekitar 10.000 penyedia air skala kecil teridentifikasi di 49 negara.
Dalam laporan ini terdapat tipologi umum dalam mengklasifikasi jenis SPSPs yang berbeda berdasarkan 2 parameter, yaitu : (i) hubungan dengan sumber air atau sumber listrik (apakah dependent atau independent); dan (ii) tipe teknologi yang diterapkan.
Pada akhirnya disimpulkan bahwa perlu studi analisis lebih lanjut untuk memutuskan seberapa jauh pengembangan penyedia layanan air dan listrik skala kecil di negara-negara yang telah mengembangkan SPSPs ini. Selain itu juga perlu dikaji lebih jauh jika terjadi kondisi dimana pelayanan publik telah meningkat (improved) dan dapat diakses oleh rakyat miskin, maka pemerintah juga perlu duduk bersama dengan SPSPs dalam mengembangkan exit strategy mengenai kemungkinan berkurangnya investasi dan pendapatan dari penyedia layanan air dan listrik skala kecil ini.