Buku

Buku Putih Sanitasi Kota Tebing Tinggi

26 September 2012 1.483

Buku Putih Sanitasi merupakan dokumen awal dalam menangani masalah sanitasi Kota Tebing Tinggi. Buku ini berisi data dasar esensial mengenai struktur, situasi dan kebutuhan sanitasi tahun 2010, diantaranya meliputi limbah cair rumah tangga yang belum dikelola secara maksimal dimana 1 (satu) unit Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal yang ada saat ini untuk memfasilitasi 70 (tujuh puluh) kepala keluarga, hal dikarenakan keterbatasan dana selain itu Pemerintah masih menyewa tanah milik masyarakat untuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Kepedulian masyarakat dalam penanganan drainase perlu ditingkatkan dan diperlukan panduan pengelolaan drainase lingkungan yang terkoordinasi agar tidak tekesan tumpah tintih antar SKPD. Adapun kualitas air sungai Kota Tebing Tinggi semakin tercemar akibat pembuangan limbah industri yang  tidak memiliki IPAL.
Untuk memasyarakatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) selain pemerintah, dilibatkan pula LSM dan Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM), saat ini sudah berhasil mensosialisasikan penggunaan bak sampah yang disediakan di pinggir jalan.

 

Buku Putih Sanitasi Kota Tegal

26 September 2012 1.569

Buku Putih Sanitasi Kota Tegal Tahun 2008 merupakan dokumen yang mencerminkan karakateristik daerah dan kondisi sanitasi pada saat ini. Buku ini memaparkan kebutuhan air bersih penduduk yang sebagian besar sudah tercukupi.  Namun dalam hal sarana air minum dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) belum mampu menjangkau seluruh penduduk dimana masih dijumpai penduduk yang membeli air  dari gerobak penjual air untuk dikonsumsi.  

Selain air minum permasalahan yang dihadapi Kota Tegal yaitu masih rendahnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesehatan lingkungan yang terlihat dari ketika turun hujan masih banyak daerah yang tergenang air, belum maksimalnya pengolahan sampah baik rumah tangga maupun industri dan masalah sanitasi lainnya.

 

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Deli Serdang

Drs.H Amri Tambunan (kata pengantar)   26 September 2012 1.587

Dengan tersusunnya Buku Putih Sanitasi Kabupaten Deli Serdang diharapkan dapat memperdalam kajian untuk perencanaan dan implementasi pembangunan sektor sanitasi yang tergambar dalam Strategi Sanitasi Kota (SSK). Disamping itu beberapa hal yang dipandang perlu dimasukkan adalah: lembaga yang menangani sanitasi agar dapat terlaksana dengan baik, fokus, tidak parsial, serta berkelanjutan, mengikutsertakan berbagai pihak baik pemerintah dan swasta serta pengusaha dari berbagai bidang untuk kontribusi  swasta dalam pembangunan sanitasi.Pasokan air bersih dari 22 kecamatan baru 11 kecamatan yang sudah menikmati air PDAM dengan jumlah yang belum signifikan hal ini dikarenakan tidak tersedianya jaringan perpipaan dan kapasitas produksi yang tidak mencukupi akibat debit terbatas dan fluktuatif.Menurunnya kualitas air tanah dan air permukaan akibat pencemaran air limbah permukiman, belum ada upaya terencana untuk pengurangan timbunan sampah melalui upaya 3R (reduce, reuse, recycle).Terjadinya genangan pada saat musim hujan, dibeberapa saluran (drainase) sering dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah oleh masyarakat sehingga terjadi penumpukan sampah dan menghambat laju alir air (debit  air).

Buku Putih Sanitasi Kota Padang

26 September 2012 2.311

Kondisi sanitasi suatu daerah dapat dilihat dari tingkat layanan dan akses masyarakat terhadap ketersediaan sarana yang erat kaitannya dengan kemiskinan disuatu daerah.  Di Kota Padang tahun 2008 terdapat 29.661 rumah tangga miskin atau 118.644 jiwa, di kecamatan Koto Tangah berjumlah 5.027 rumah tangga atau 20.108 jiwa dan terendah di Kecamatan Nanggalo berjumlah 1.230 rumah tangga atau 4.950 jiwa (Badan Pusat Statistik, 2008).

Masyarakat umumnya menggunakan onsite system (sistem pengolahan setempat) dalam penanganan limbah rumah tangganya. Bentuk penanganan black water (air limbah yang berasal dari toilet) adalah cubluk (lubang yang digunakan untuk menampung air limbah manusia dari jamban) dan septic tank (sistem sanitasi yang terdiri dari pipa saluran dari kloset, baik penampungan kotoran cir dan padat, baik resapan, serta pipa pelepasan air bersih dan udara).

Dari laporan tahunan bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan kota (DKK) Padang tahun 2008, secara umum kesehatan masyarakat kota sudah lebih baik dibandingkan tahun 2007.  Sumber air bersih perpipaan diambil dari 5 (lima) Water Treatment Plan (WTP) dengan sumber air baku berasal dari air permukaan, mata air, dan sumur bor. Kapasitas terpasang sampaia tahun 2008 adalah 1.393 liter/detik dengan kapasitas produksi 945 liter/detik. Sumber air non perpipaan, terdapat di beberapa bagian kota yang tersebar di daerah pantai dan pinggiran kota seperti di keluran kampung Baru, Limau Manis Bungus, Tarantang, Parupuk Tabing dan sebagainya yang mengandalkan sumber air pada pompa listrik, sumur, mata air dan sungai/kali.

Terdapat beberapa model penanganan sampah di tingkat masyarakat berdasarkan Potensi Desa (Podes) 2005, yaitu sampah dibuang di tempat penumpukan sampah sementara kemudian diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA ), adapun daerah yang membuang sampah ke penumpukan sampah sementara yaitu Kelurahan Patupuk Tabing, Air Tawar timur, Purus, Padang Pasir, Olo, Limau Manis Selatan, dan Indarung; sampah  dibuang dalam lubang kemudian setelah penuh lobang ditutup (Kelurahan Lubuk Buaya, Tunggul Hitam) dan sampah dibakar kemudian sisa pembakaran di buang (Kelurahan  Lubuk Buaya dan pinggiran kota).

Drainase di Kota Padang tidak hanya digunakan sebagai pembuangan air hujan namun digunakan juga sebagai saluran pembungan air limbah sehingga menyebabkan lingkungan sekitarnya menjadi kotor.                                                                                            

 

Buku Putih Sanitasi Kota Solok

Irzal Ilyas (Kata Pengantar)   26 September 2012 1.241

Buku Putih Sanitasi Kota Solok disusun dengan tujuan memberikan gambaran umum mengenai profil sanitasi dan situasi infrastruktur dan layanan sanitasi saat ini, mengetahui sejauh mana peran pemerintah dan stakeholder, mengidentifikasi permasalahan yang berkaitan dengan sanitasi, sebagai bahan perumusan strategi pengembangan sanitasi dan penyehatan lingkungan yang berkelanjutan, sebagai pedoman penanganan dan pengembangan pembangunan sanitasi Kota Solok sehingga penanganan sanitasi dapat terintegrasi dengan proses perencanaan pembangunan lainnya.

Materi buku putih ini mencakup profil pemetaan sanitasi (sanitation mapping).  Hal ini berguna untuk menetapkan prioritas zona sanitasi (priority setting) yang terlebih dahulu ditinjau melalui survei lapangan EHRA. Hasil survei lapangan EHRA yang dilaksanakan secara langsung  di 13 Kelurahan di Kota Solok  in,i akan memperkuat dan melengkapi penyusunan buku putih sanitasi kota Solok.

 

Kiprah Volume 50/Tahun XII/Mei-Juni 2012 "Sanitasi, Bukan Hanya Sekedar Urusan Belakang"

Redaksi Kiprah   2012 965

Diantara negara-negara ASEAN, Indonesia menduduki peringkat tiga di dunia untuk penduduk yang melakukan buang air besar sembarangan (BABS) setelah China dan India.  Perilaku BABS ini tidak bisa dianggap sepele, sebab “kebiasaan jorok  itu dapat menyebabkan kerugian Rp 58 triliun pertahun.  Angka tersebut dihitung dari hilangnya produktifitas orang yang sakit, gaji yang hilang, biaya rumah sakit, serta biaya pengobatan yang dikeluarkan oleh penduduk” kata Direktur Permukiman dan Perumahan Nugroho Tri Utomo.

BABS ini secara langsung dapat menyebarkan penyakit diare, demam tifus, kolera, muntaber dan penyakit lainnya. Selain itu BABS menyebabkan puluhan sungai di Jawa, Sumatera, Bali dan Sulawesi yang tercemar berat oleh bahan organik dan zat ammonium. Pencemaran ini menjadikan turunnya kualitas air yang menyebabkan air tidak berfungsi sesuai dengan peruntukkannya.

Masih berkaitan dengan sanitasi dan air bersih, Kiprah edisi kali ini  memaparkan pula mengurai sampah dengan perilaku 3R (reduce-reuse-recycle), melindungi badan air dari pencemaran, jambore sanitasi, mencuci tangan pakai sabun, dan dan topik lainnya.

Buku Putih Sanitasi Kota Jambi

Drs.M.Sitanggang,MM (kata pengantar)   18 September 2012 1.775

Buku Putih ini berisi hasil pengkajian  dan pemetaan sanitasi yang mencakup semua data dan informasi sarana sanitasi yang ada, termasuk aspek peraturan, insitusi dan keuangan, dan berasal dari seluruh pemangku kepentingan di kota Jambi (umumnya dari SKPD terkait).

Buku ini diperbaharui secara berkala, yang berarti buku ini mengikuti kemajuan sesuai perkembangan implementasi rencana-rencana pengembangan sanitasi kota dan menjadi dasar penyusunan Strategi Sanitasi Kota.

Buku ini berisi penanganan sanitasi di tingkat kota yang dilakukan secara sektoral oleh SKPD kota dengan arah yang terpadu dan terencana dengan baik dalam mengantisipasi dampak buruknya sanitasi  yang akan timbul, perilaku masyarakat kurang tertib dalam membuang sampah di TPS sehingga sampah berserakan sedangkan pembangunan TPS baru banyak mendapatkan penolakan dari masyarakat masyarakat yang bermukim di dataran rendah sekitar sungai Batanghari rutin terkena banjir.

Untuk mendapatkan air sebagai salah satu kebutuhan pokok, sebagian penduduk Kota Jambi telah mendapatkan pelayanan air bersih dari PDAM Tirta Mayang  dengan cakupan pelayanan 60%. Sedang sisanya sebanyak 40% penduduk mendapatkan air untuk keperluan sehari-hari dari sumur-sumur dangkal, sumur dalam dan sumber air lainnya.

 

Percik Edisi I Tahun 2011 "Semarak KSAN 2011"

Redaksi Air Minum   2011 958

Sanitasi dan air minum merupakan salah satu dari delapan tujuan Sasaran Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals/MDGs) yang diupayakan dapat dicapai tahun 2015. Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengatakan “masih rendah akses air minum dan sanitasi yang layak mencerminkan bahwa laju penyediaan infrastruktur air minum dan sanitasi belum dapat mengimbangi laju pertumbuhan penduduk. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan pendanaan pengembangan air minum dan sanitasi dan belum optimalnya pengelolaan sarana dan prasarana yang sudah dibangun”. Untuk hal ini Deputi Sarana dan Prasarana Bappenas Dedy S Priatna mengingatkan “perlunya ada mekanisme pendanaan yang terintegrasi yang melibatkan semua pihak baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, swasta dan masyarakat dalam pembangunan sarana  air minum dan sanitasi.

Untuk dapat mencapai tujuan MDGs di tahun 2015 “pemerintah harus menyediakan layanan air minum untuk hampir 60 juta rakyat dan layanan sanitasi untuk 35 juta penduduk. Ini tantangan yang luar besar dan membutuhkan kerja ekstra. Jelas air minum dan sanitasi itu penting” kata Nugroho Tri Utomo selaku Direktur Perumahan dan Permukiman Bappenas.

Semua pendapat diatas dipaparkan dalam perhelatan akbar seluruh pemangku kepentingan dibidang sanitasi dan air minum nasional yang bertajuk Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) 2011 dengan tema “Tangani Sanitasi Amankan Air Minum” yang diselenggarakan di Hotel Grand Sahid Jakarta pada tanggal 11-13 Oktober 2011.

Selain mengetengahkan Semarak KSAN 2011, Percik kali ini menampilkan juga manfaat air minum, artikel anak sehat Indonesia kuat, sampah listrik Indonesia menjadi contoh Negara C-40, air dan sanitasi buruk musuh kemanusiaan,, air minum dan sanitasi dalam satu tarikan nafas, Bakosurtanal berganti nama Badan Informasi Geospasial dan topik lainnya terkait dengan air minum dan sanitasi.

 

Buku Putih Sanitasi Kota Bandung

18 September 2012 5.051

Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Kota Bandung yang terkait sanitasi tahun 2009 yaitu: penggunaan air bersih sudah mencapai 99,4%, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sudah mencapai 96,49%, menggunakan jamban sehat sudah mencapai 95,46% dan memberantas jentik nyamuk dirumah 95,16%. Meskipun demikian masih terdapat beberapa permasalahan yang perlu diatasi diantaranya adalah air limbah dalam hal pelaksanaan sambungan langganan masih  terdapat kendala, belum tersedianya data pengelolaan air limbah (off site dan on site), pemanfaatan jaringan air (eks irigasi), masih adanya limbah non domestik yang masuk ke dalam jaringan air limbah, dan belum optimalnya pemanfaatan pelayanan tangki tinja.

Sedangkan permasalahan dalam pengelolaan sampah yaitu belum terakomodirnya kepentingan pengelolaan sampah dalam Rencana Tata Ruang Wilayah sehingga penempatan prasarana penunjang seperti lokasi Tempat Pembuangan Sementara (TPS),  Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan Tempat Pemrosesan sampah skala lingkungan sulit dilaksanakan.  Saat ini Kota Bandung tidak memiliki lokasi TPA khusus untuk menampung dan memproses sampah yang dikelola sendiri. TPA yang ada saat ini adalah TPA bersama yang diperuntukkan untuk 3 Kabupaten Kota yaitu Kota Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung.  Jauhnya lokasi TPA mengakibatkan peningkatan biaya operasional dan pemeliharaan yang sangat tinggi karena jumlah sarana pengangkutan harus ditambah untuk mengimbangi aliran sampah dari sumber sampah ke TPS yang berpengaruh pada siklus pengangkutan sampah sehingga dapat terjaga dan tidak banyak tumpukan sampah di TPS-TPS.

Permasalahan drainase antara lain banjir Cileuncang yang terjadi di beberapa ruas jalan Kota Bandung pada saat musim hujan,  kurangnya prasarana drainase mikro dan tidak berfungsinya drainase yang ada, pendangkalan dan penyempitan drainase makro, tidak terintegrasinya satu wilayah dengan wilayah lain, Dan berubahnya fungsi saluran irigasi menjadi drainase.

Penyediaan air minum  masih menjadi masalah yang perlu diselesaikan dimana kapasitas produksi terbatas, rendahnya volume air yang tercatat di meter pelanggan, kebocoran di jaringan perpipaan, dan kualitas air sumur bor tidak sesuai standar.

 

Berani Mag, 15 Agustus 2012, No.16/I "Gaudi Sang Arsitek Kota Barcelona"

Redaksi Berani   2012 1.043

Keindahan bangunan Kota Barcelona menjadi salah satu tempat yang menarik untuk di kunjungi wisatawan. Tidak sedikit bangunan tua nan megah ini merupakan hasil karya Antoni Gaudi Cornet (1852-1926) seorang arsitek sekaligus seniman yang lahir dari keluarga sederhana. Karya Gaudi ini bercirikan corak mozaik penuh warna yang mencerminkan kemewahan lingkungan bangsawan Barcelona diantaranya adalah Casa Mila atau La Pedrera, bangku-bangku mozaik di Parc Guell,gereja La Sagrada Familia atau The Sacred Family yang sampai saat ini masih belum selesai tahap pembangunannya.

Berani kali ini menampilkan juga tema tentang stop bullying di Sekolah, manfaat gizi mikro, masjid tuo Kayu Jao, tanah tujuh warna yang terdapat di Chamarel Riviere Noire District, cara membuat asinan, berkemah dan tema lainnya yang menarik…. Selamat membaca!