Buku

Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bantul Tahun 2010

11 September 2012 1.271

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bantul disusun untuk mengetahui gambaran mengenai kondisi sanitasi (persampahan, air limbah, dan drainase), fasilitas sanitasi, program/kegiatan sanitasi, alokasi anggaran sanitasi, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan resiko kesehatan lingkungan di Kabupaten Bantul.

Data dan kondisi sanitasi Kabupaten yang dimuat dalam Buku Putih Sanitasi ini diperoleh dari berbagai sumber, baik berupa data primer maupun data sekunder. Data primer diperoleh melalui survei Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health and Risk Assessment/ Ehra), Sanitation Supply Assessment, dan melalui kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Jender dan Kemiskinan (PMJK). Sedangkan untuk data sekunder diperoleh dari beberapa SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul yang membidangi/menangani permasalahan sanitasi.

Buku ini merupakan dasar bagi penyusunan Rencana Strategi Sanitasi Kota (City Sanitation Strategy) yang melibatkan semua pihak yang terlibat dalam sanitasi tingkat daerah, serta menjadi dasar yang kuat bagi pembahasan mengenai tahap, kebutuhan dan prioritas peningkatan sanitasi.

 

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Purworejo

Medi Priyono, SH,MM (kata pengantar)   11 September 2012 1.480

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Purworejo Tahun 2010 merupakan salah satu sumber informasi yang sangat penting dalam upaya peningkatan kualitas pemetaan permasalahan sanitasi tingkat kabupaten. Penyusunan Buku Putih Sanitasi merupakan gambaran awal dalam menyusun Strategi Sanitasi Kabupaten Purworejo untuk jangka menengah.

Data dan kondisi sanitasi tingkat kabupaten yang tersaji dalam buku ini diperoleh dari data sekunder dari Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait dan data primer dari masyarakat Kabupaten Purworejo. Proses dan penyempurnaan Buku Putih Sanitasi ini merupakan suatu proses menerus  serta masih membutuhkan banyak data sekunder yang up to date dari berbagai sumber. Buku Putih Sanitasi ini dilengkapi dengan informasi dari hasil kajian kelembagaan, keuangan, priority setting, studi media serta survei Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan (EHRA) yang merupakan salah satu data base yang didasarkan pada indikator data penduduk, rumah tangga miskin, ketersediaan air bersih dan layanan air kotor perkelurahan.

 

Buku Putih Sanitasi Kota Lhokseumawe

T.Sofyansyah (kata pengantar)   04 September 2012 1.065

Buku Putih Sanitasi Kota Lhokseumawe merupakan gambaran kondisi saat ini tentang  sanitasi Kota Lhokseumawe, baik ditinjau dari tingkat pelayanan, tantangan dan hambatan serta isu sentral yang ada di masyarakat melalui pemetaan kondisi awal yang harus berdasarkan data valid dan empiris.

Permasalahan sanitasi akan timbul seiring dengan meningkatnya aktifitas pembangunan dan bertambahnya penduduk yang memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Apabila hal ini tidak dikelola dengan baik akan merugikan masyarakat sendiri, misalnya  pencemaran lingkungan, menurunnya kualitas lingkungan, serta kemungkinan timbulnya penyakit.

Penyusunan buku ini merupakan hasil kerjasama yang melibatkan lintas instansi dan multistakeholder sehingga diharapkan dapat memberikan suatu panduan penentuan kebijakan dan skala prioritas terhadap arah pengembangan dan percepatan pembangunan sanitasi Kota Lhokseumawe.

 

Buku Putih Kota Balikpapan

Imdaad Hamid,SE (kata pengantar)   04 September 2012 1.641

Buku Putih Sanitasi Kota Balikpapan merupakan dasar dan acuan dimulainya pekerjaan sanitasi yang lebih terintegrasi, karena buku putih sanitasi merupakan hasil kerja berbagai komponen dinas atau kelembagaan lain yang terkait dengan sanitasi.

Buku Putih Sanitasi menyediakan data dasar yang esensial mengenai struktur, situasi dan kebutuhan sanitasi kota Balikpapan. Buku ini akan menjadi panduan kebijakan Pemerintah Kota Balikpapan dalam manajemen kegiatan sanitasi. Berdasarkan analisis situasi dengan mengakses data data dari buku ini pula Kelompok Kerja (Pokja) sanitasi membuat pemetaan sanitasi Kota Balikpapan.

 

Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Serang

H.A.Taufik Nuriman (Kata Pengantar)   04 September 2012 2.188

Sanitasi merupakan salah satu aspek pembangunan yang memiliki fungsi menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat karena berkaitan erat dengan kesehatan, pola hidup, kondisi permukiman dan lingkungan.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Serang merupakan potret sanitasi kabupaten saat ini yang menggambarkan tingkat layanan, potensi dan permasalahan sektor sanitasi di Kabupaten Serang. Sektor sanitasi yang tertuang di buku ini mencakup limbah cair, limbah padat (persampahan), drainase dan air bersih.

Kebutuhan air bersih di Kabupaten Serang baru terpenuhi sebesar 59,70 % berasal dari berbagai sumber antara lain sumur gali, perlindungan air hujan, sumur pompa tangan dan mata air.
Total layanan PDAM baru menjangkau 8,6 % penduduk. Sebagian penduduk memanfaatkan air minum kemasan/isi ulang untuk memenuhi kebutuhan air minumnya.

Di buku ini dijabarkan pula kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan lingkungan masih kurang. Hal ini terlihat dari jumlah keluarga yang memiliki jamban keluarga baru sebesar 38 %, pada umumnya masyarakat membuang limbahnya di sungai, kali, kebun, kolam, sawah, dan lain-lain. Masyarakat yang sudah memiliki jamban dengan tangki septiknya pun jika dilihat dari segi kualitas masih kurang memadai terutama pembuangan lumpur tinja. 
Layanan persampahan pun masih sangat terbatas yaitu hanya 3,3 %. Hal ini dikarenakan keterbatasan sarana dan prasarana penunjang seperti truk sampah, gerobak, dan kontainer, serta belum memiliki TPA sendiri karena lokasi dan layanannya masih bergabung dengan Kota Serang. Masih ada rumah yang tidak memiliki saluran drainase sendiri sehingga limpahan air hujan dan limbah rumah tangga dialirkan ke tanah-tanah kosong yang berada di belakang rumah penduduk yang  menyebabkan terbentuknya genangan air.

 

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjar

04 September 2012 1.558

Salah satu masalah yang dirasakan berat oleh pemerintah Kabupaten Banjar adalah mengatasi masalah lingkungan yang terlanjur kumuh akibat ulah manusia yang tidak memiliki kesadaran yang baik akan pelestarian lingkungan. Akibat yang ditimbulkan bukan hanya berpengaruh terhadap menurunnya kesehatan manusia, akan tetapi yang jauh lebih memprihatinkan adalah kondisi kualitas lingkungan yang cenderung terus menurun. Jika melihat masa mendatang berarti anak cucu kita akan mewarisi lingkungan yang lebih buruk dari yang kita rasakan saat ini.

Sanitasi adalah perpaduan dari empat komponen prasarana dasar yaitu penyediaan air bersih, penanganan drainase, pengelolaan sampah dan penanganan air limbah domestik. Selain empat komponen tersebut diatas terdapat pula  komponen non fisik yang merupakan bagian dari kegiatan sanitasi yaitu upaya-upaya untuk perubahan perilaku. Dimana perilaku yang diharapkan adalah perilaku hidup cinta bersih dan sehat serta perubahan budaya bagi terciptanya lingkungan permukiman yang bersih dan sehat.  Untuk mewujudkan semua ini diperlukan keterlibatan semua pihak baik pemerintah, swasta maupun masyarakat.

 

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Toba Samosir

Pandapotan Kasmin Simanjuntak (kata pengantar)   04 September 2012 1.132

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Toba Samosir Tahun 2010 secara umum memuat gambaran dan uraian data sekunder yang bersumber dari laporan/dokumen SKPD terkait Sanitasi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Toba Samosir dan data primer tentang sub sektor air limbah, persampahan, drainase, air bersih dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Toba Samosir Tahun 2010 ini merupakan salah satu sumber informasi penting bagi peningkatan kuantitas dan kualitas pembangunan sanitasi. Isi Buku Putih Sanitasi ini selalu berubah sesuai dengan pembaharuan data-data dari laporan tahunan, status sanitasi Kabupaten dari SKPD-SKPD terkait, hasil survey, diskusi, kajian seminar dan lain sebagainya. Dengan demikian diharapkan kebijakan pelaksanaan pembangunan sanitasi dapat menyelesaikan permasalahan sanitasi yang terjadi di masyarakat. Adapun permasalahan sanitasi yang dihadapi yaitu masalah perilaku masyarakat yang meliputi peningkatan pengetahuan, pembentukan sikap serta masalah sarana, prasarana dan menejerial.

 

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Timur

31 Agustus 2012 1.339

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Timur merupakan paparan tentang kondisi sanitasi saat ini yang  digunakan sebagai rujukan dalam penyusunan Strategi Sanitasi (City -wide Sanitation Strategy).  Buku ini memuat strategi secara terpadu dan komprehensif tentang perencanaan pembangunan dan pengembangan sanitasi di Kabupaten Aceh Timur.

Disini disebutkan pula pula bahwa Kabupaten Aceh Timur telah mempunyai program sanitasi yang sebagian besar dikelola oleh Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pemadam Kebakaran, Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Kesehatan.; kondisi penanganan air limbah domestik masih belum memadai, hal ini ditandai dengan belum adanya data dasar dan master plan tentang air limbah domestik; pengelolaan persampahan sudah dilakukan secara terpadu yaitu dengan dibangunnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Birem Bayeun; pengelolaan drainase lingkungan belum menjadi fokus dikarenakan  master plan drainase kabupaten perlu dijabarkan dalam  rencana detail yang memberikan fokus dan arahan yang jelas dalam aspek drainase lingkungan; keberadaan PDAM masih belum dapat memberikan pelayanan yang optimal, hal ini dikarenakan kualitas air bersih yang disalurkan lewat PDAM masih belum sepenuhnya memenuhi kriteria layak minum; dan pengelolaan pola hidup sehat yang berbasis pada kesadaran tentang pengelolaan sanitasi yang sehat perlu dikembangkan dan disosialisasikan sampai ke  masyarakat.

 

Buku Putih Sanitasi Kota Langsa

Zulkifli Zainon,MM (kata pengantar)   31 Agustus 2012 1.342

Buku Putih Pembangunan Sanitasi Kota Langsa memberikan informasi tentang profil sanitasi kota Langsa yang meliputi kondisi umum sanitasi kota, pengelolaan limbah cair, pengelolaan persampahan, pengelolaan drainase dan penyediaan air bersih.

Permasalahaan sanitasi yang dialami Kota Langsa yaitu sebagian besar penduduk belum terakses pelayanan air bersih jaringan PDAM terutama jaringan perpipaan, penanganan air limbah masih menggunakan sistem on site, sehingga sangat besar peluang terjadinya pencemaran air tanah, pengelolaan persampahan terbatas pada daerah pusat kota, permukiman padat, pertokoan, perkantoran, jalan-jalan umum serta area pasar dan sistem drainase masih jauh dari memadai, terutama untuk menanggulangi genangan air dalam wilayah kota serta pengendalian banjir.

 

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sleman

31 Agustus 2012 2.481

Buku Putih ini disusun oleh Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Sleman dengan memanfaatkan data sekunder dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait hasil survey Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment atau EHRA), studi persepsi SKPD dan kajian media atas program-program sanitasi di Kabupaten Sleman. Adapun maksud dari penyusunan buku ini yaitu untuk memberikan gambaran kondisi terkini sistem sanitasi perkotaan di kawasan perkotaan Kabupaten Sleman, baik sarana-prasarana sanitasi, cakupan layanan hingga kelembagaan terkait.

Buku ini memuat hasil pemetaan kondisi dan profil sanitasi (Sanitation mapping) dimana didalamnya terdapat penetapan zona sanitasi prioritas berdasarkan urutan potensi resiko kesehatan lingkungan (priority setting) yang berisikan aspek teknis dan non teknis terkait layanan prasarana sanitas.  Layanan prasarana sanitasi ini mencakup sektor air limbah, persampahan, drainase dan penyediaan air minum, serta kesehatan dan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Gambaran mutakhir tentang sanitasi perkotaan yang terdapat dalam buku putih ini digunakan untuk mendukung penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) di kawasan perkotaan Kabupaten Sleman yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif, untuk memberikan arah yang jelas, tegas dan menyeluruh bagi pembangunan sanitasi di wilayah perkotaan Kabupaten Sleman secara berkelanjutan.