Buku

Ekspedisi Citarum: Laporan Jurnalistik Kompas, Sejuta Pesona dan Persoalan

Janes Eudes Wawa (editor)   18 Juni 2012 1.442

Berbagai kegiatan  dilakukan para wartawan dalam menyusuri sungai Citarum, mulai dari kaki Gunung Wayang di Kabupaten Bandung sampai  ke titik terhilir di Muara Gembong Kabupaten Bekasi, baik dalam bentuk laporan maupun foto-foto terkumpul dalam buku ini.  Laporan dan foto foto ini memberikan gambaran menyeluruh dan utuh tentang kondisi sungai Citarum selama ekspedisi berlangsung.

Kawasan sungai Citarum merupakan daerah sungai utama di Provinsi Jawa Barat yang melewati dan mengairi Waduk Saguling di Kabupaten Bandung, Waduk Cirata di perbatasan Kabupaten Bandung Barat, Cianjur dan Purwakarta serta Waduk Jatiluhur di Kabupaten Purwakarta. Sungai Citarum ini merupakan sungai yang peran dan fungsinya sangat strategis, selain hasil listriknya digunakan untuk menerangi Pulau Jawa dan Bali, Citarum juga mengairi puluhan ribu hektar lahan pertanian dan perikanan, pemasok utama air untuk industri serta mensuplai air baku yang diolah menjadi air minum bagi 80 persen warga Jakarta.

Saat ini pencemaran dan sedimentasi menggerogoti sungai Citarum.  Kondisi ini dapat berakibat buruk pada kesehatan masyarakat dan lingkungan disekitarnya. Bila hal ini terus berlangsung dikhawatirkan peran dan fungsi citarum  akan turut tergerus. Untuk itu diperlukan langkah-langkah tepat untuk menanggulanginya.

Dari Limbah menjadi Rupiah: Mudah dan Praktis Mengolah Limbah Industri Skala Rumah Tangga

Emil Salim   16 April 2012 1.879

Era industrialisasi saat ini memberi berbagai dampak bagi kehidupan, baik dampak positif yang mampu memenuhi kebutuhan hidup dengan lebih mudah dan praktis  maupun dampak negatif yaitu tejadinya pencemaran lingkungan. 

Salah satu bentuk industri yang menghasilkan limbah yaitu industri pangan yang terdiri dari industi tahu, tempe, tapioka, industri makanan yang berbahan baku kelapa , nanas dan sebagainya, yang seringkali mencemari lingkungan karena limbahnya dibuang ke sungai atau area permukiman. Pembuangan limbah seperti ini mengganggu lingkungan sekitar seperti menimbulkan bau tidak sedap, mengurangi keindahan lingkungan, timbulnya penyakit bahkan dapat menyebabkan kematian habitat. 

Solusi yang dirasakan efektif untuk mengatasi limbah industri tersebut adalah  mengolahnya menjadi produk yang bernilai ekonomis yaitu memakai teknik pengolahan limbah industri pangan yang masih mengandung nutrisi menjadi produk nata dan membuat biogas. Nata merupakan bahan pangan berupa jeli yang biasa dijadikan campuran dalam produk minuman instan. 

Selain masyarakat umum, buku ini layak dibaca oleh pemerhati lingkungan yang akan merambah pada wirausaha, dimana limbah yang selama ini menjadi penyebab pencemaran lingkungan dapat dijadikan mata pencaharian. Selain  membahas pemanfaatan limbah industri pangan, dibahas juga perencanaan produksi, proses produksi, pengolahan, perawatan dan pengemasan serta analisis kelayakan usaha nata.

Kesehatan Lingkungan

Juli Soemirat   02 April 2012 1.041

Salah satu usaha untuk menyehatkan masyarakat adalah dengan melalui pengelolaan lingkungan. Hal ini tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja akan tetapi partisipasi seluruh anggota masyarakat turut menentukan. Penilaian kesehatan masyarakat dapat dilakukan dengan menilai lingkungannya, dimana kualitas lingkungan yang baik yakni dapat memenuhi baku mutu lingkungan akan mencerminkan perilaku masyarakat disekitarnya.

Air, udara, tumbuhan, hewan , tanah dan lingkungan sosial merupakan sumber daya bagi kehidupan manusia, sehingga perlu dijaga kesehatannya.  Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 60% sumber daya kehidupan ini sudah rusak, sehingga perlu segera diambil tindakan untuk memperbaikinya dan mengelola perilaku masyarakat agar kehidupan yang sehat dapat terus terjaga.

Buku ini tidak hanya mengungkapkan banyaknya usaha yang perlu dilakukan untuk menyehatkan lingkungan dan masyarakat, akan tetapi membahas pula tentang lingkungan air, bagaimana memanfaatkannya, berbagai konsekuensi dari pemanfaatan tersebut terhadap lingkungan  khususnya bagi kesehatan masyarakat, pencemaran dan berbagai penyakit yang disebabkan oleh pencemaran, penyakit bawaan lingkungan  dan lainnya.

Teknik Praktis Mengolah Air Kotor Menjadi Air Bersih Hingga Layak Minum

Fety Kumalasari, Yogi Satoto    20 Maret 2012 4.727

Air sangat penting untuk tubuh manusia, dimana air dapat mengatur suhu tubuh, melancarkan peredaran darah, membuang racun dan sisa makanan, baik untuk kulit, pencernaan, sendi dan otot dan pemulihan penyakit. Selain itu air pun diperlukan sebagai penunjang kehidupan manusia seperti kegiatan rumah tangga, pertanian, transportasi, industri dan lain sebagainya. 

Kecenderungan yang terjadi sekarang adalah berkurangnya ketersediaan air yang disebabkan oleh meningkatnya populasi, pembangunan yang tidak memperhatikan resapan air dan lainnya. Air bersihpun saat ini dirasakan kurang bahkan tidak aman untuk diminum karena adanya bakteri E-Coli dan mengandung logam berat sebagai akibat dari pencemaran. Oleh sebab itu diperlukan solusi untuk mengatasi pemenuhan kebutuhan air bersih ini.

Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan cara mengolah air limbah agar aman kalau dibuang ke lingkungan, mengolah air bersih agar menjadi air layak minum.  Pengolahan air ini dapat dilakukan baik secara fisika, kimia dan biologis.

Manual Pengelolaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)

Program Management Unit (PMU) dan Program Implementation Unit (PIU), Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) (Penyusun)   06 Maret 2012 2.119

Kondisi sanitasi di Indonesia masih relatif buruk dan jauh tertinggal dari sektor pembangunan lainnya. Buruknya kondisi sanitasi berdampak negatif dalam berbagai aspek kehidupan seperti turunnya kualitas lingkungan hidup masyarakat, tercemarnya sumber air minum, meningkatnya jumlah kejadian diare dan munculnya penyakit pada balita, turunnya daya saing maupun citra kabupaten/kota, hingga menurunnya perekonomian kabupaten/kota, hal ini terungkap dari berbagai kajian yang terkait  dengan sanitasi.


Kiprah Volume 47/Tahun XI/Nopember-Desember 2011 Menuju Konstruksi Yang Berkelanjutan.

Redaksi Kiprah    2011 833

KIPRAH edisi kali ini mengupas berbagai macam konstruksi khususnya mutu konstruksi yang berhubungan dengan pembangunan konstruksi yang berkelanjutan.  Hal ini berkaitan erat dengan kualitas sumber daya manusia, pemahaman terhadap kontrak konstruksi, sertifikasi tenaga kerja konstruksi dan perkembangan konstruksi di Indonesia.

Selain konstruksi, disini dibahas pula hijaunya kota Surabaya; banjir dan rob yang mengancam Jakarta; perkembanngan wilayah Suramadu; laporan khusus yang membahas pembangunan infrastruktur, empat kaleidoskop yaitu hunian, infrastruktur, kota dan lingkungan;  serta topik lainnya.

KIPRAH Volume 46/Tahun XI/September-Oktober 2011 Bersama Hadapi Perubahan Iklim

Redaksi Kiprah    2011 829

Dunia saat ini sedang menghadapi fenomena pemanasan global yang berakibat pada perubahan iklim. Dampak dari perubahan ini sudah dapat dirasakan seperti banjir, kekeringan, gagal panen, timbulnya berbagai penyakit dan sebagainya. Menyadari hal ini, berbagai upaya telah dilakukan diantaranya adalah gerakan menanam pohon, mengurangi pemakaian kendaraan bermotor, pemisahan sampah rumah tangga, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan lain sebagainya

Kiprah kali ini mengetengahkan laporan utama yang berhubungan dengan perubahan iklim. Selain itu topik lain yang dibahas adalah menahan erosi dengan vetiver, green road constuction untuk berkelanjutan, macet dan banjir problem utama Jakarta, menanggulangi kekurangan air bersih di Jawa Selatam, waspadai bencana kekeringan dan topik lannya yang tidak kalah menariknya untuk dibaca.

Jejak dan Langkah Pokja AMPL Memoar Periode 2002-2010

Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL)    21 Februari 2012 817

Sesuai dengan judulnya, dokumen ini berisikan rangkuman berbagai macam kegiatan yang telah dilaksanakan, berbagai konsep yang telah dirancang dan berbagai kemitraan yang telah dijalin oleh Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) beserta Sekretariat Pokja AMPL.

Pada awalnya sekitar tahun 1997, Pokja AMPL lebih merupakan suatu lembaga koordinasi yang dibentuk untuk mendampingi proyek Water and Environmental Sanitation Policy and Action Planning (WASPOLA), yang bertujuan untuk memfasilitasi penyusunan dan operasionalisasi kebijakan dalam bidang air minum dan penyehatan lingkungan di Indonesia.

Salah satu pencapaian penting dari keberadaan Pokja AMPL adalah tersusunnya Kebijakan Nasional Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat (AMPL BM) dan draf Kebijakan Kebijakan Nasional Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Lembaga.
Pokja AMPL pun berhasil menginisiasi beberapa pilot program/proyek AMPL yang dinilai berhasil, sehingga diadopsi oleh Kementrian untuk di upscalling menjadi program/proyek nasional. Program/proyek tersebut yaitu Sanimas, CLTS dan STBM.

Adapun isi dari “Jejak dan Langkah Pokja AMPL Memoar Periode 2002-2010” adalah mengenal Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL); sekilas Pokja AMPL; sumber dana; peran dan fungsi; anggota; Pokja AMPL Daerah dan Renstra AMPL Daerah; Sekretariat Pokja AMPL; jejak langkah Pokja AMPL; Inisiasi berbagai program/proyek AMPL; Pusat Informasi Nasional Air Minum dan Penyehatan Lingkungan; Kemitraan; menuju sinergi kelembagaan dan dokumen perencanaan AMPL; latar belakang sinergi; sinergi kelembagaan; sinergi dokumen perencanaan; rencana tindak lanjut sinergi; pembelajaran dalam kiprah Pokja AMPL dan Melanjutkan program AMPL.

Direktori Organisasi Internasional Non Pemerintah di Indonesia

Sunu M Soemarno (Kt Pengantar)    21 Februari 2012 4.099

UU No.37/19999 mengenai hubungan luar negeri  antara lain menyebutkan bahwa pelaksanaan kegiatan hubungan luar negeri, baik regional maupun internasional, melalui forum bilateral atau multilateral, diabdikan pada kepentingan nasional berdasarkan prinsip politik luar negeri yang bebas dan aktif.

Sebuah dinamika baru dalam perubahan politik global antara lain ditandai dengan peran Lembaga Non Pemerintah baik Lembaga Swadaya Masyarakat, Lembaga atau Badan Kerjasama Asing atau  Organisasi Internasional Non Pemerintah (OINP). Lembaga atau Badan ini pada awalnya sering diposisikan sebagai lawan atau oposisi pemerintah, kini telah menjadi mitra pemerintah dalam melaksanakan pembangunan di berbagai bidang, karena Lembaga atau Badan ini mampu menjembatani kebutuhan masyarakat.

Organisasi Internasional Non Pemerintah (OINP) merupakan salah satu Lembaga Bantuan Kerjasama Asing (LBKA). Mekanisme pendirian OINP saat ini dapat dikatakan dilakukan  atas kesepakatan antar instansi dan realtif belum memiliki ketetapan hukum yang memadai. Pengelolaan OINP ini baru diatur dalam Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Lembaga/Badan Kerjasama Asing (L/BKA) yang berlandaskan sejumlah prinsip umum dan prinsip khusus.  Sampai pertengahan tahun 2011, 109 OINP telah terdaftar di Kementrian Luar Negeri .  Semua OINP ini akan beroperasi di wilayah Indonesia.

Buku ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi semua instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/asosiasi/lembaga local yang bekerjasama dengan sebuah OINP.

Verifikasi ODF di Komunitas: Program SToPS Monitoring & Evaluasi

Tim STBM/TSSM Provinsi Jawa Timur    31 Januari 2012 1.276

Buku yang merupakan hasil karya rekan rekan Tim STBM/TSSM Provinsi Jawa Timur mengetengahkan verifikasi ODF yang dilaksanakan di masyarakat, hal ini penting untuk dilakukan dalam memastikan perubahan perilaku di masyarakat benar benar terjadi dan berkelanjutan hingga masyarakat benar benar  terbebas dari perilaku buang air besar sembarangan.

Disini dijelaskan batasan bahwa suatu komunitas sudah dapat dikatakan ODF (Open Defacation Free atau BAB hanya di jamban sehat) apabila semua masyarakat telah BAB hanya di jamban yang sehat dan membuang tinja/kotoran bayi hanya ke jamban yang sehat (termasuk di sekolah); tidak terlihat tinja manusia di lingkungan sekitar; ada penerapan sanksi, peraturan atau upaya lain oleh masyarakat untuk mencegah kejadian BAB di sembarang tempat; ada mekanisme monitoring yang dibuat masyarakat untuk mencapai 100 persen KK mempunyai jamban sehat; dan ada upaya atau strategi yang jelas dan tertulis untuk dapat mencapai Total Sanitasi.

Selain batasan suatu komunitas dikatakan ODF, buku ini menjelaskan pula tentang mengapa perlu dilakukan verifikasi ODF, apa itu verifikasi ODF, siapa yang melalukan verifikasi ODF, kapan verifikasi ODF dilakukan dan bagaimana verifikasi dilakukan.