Buku
Catatan Tentang: Perumahan dan Permukiman Indonesia pada masa Transisi 1998-2004
Tjuk Kuswartojo
19 Agustus 2010
967
Sebelum terjadinya krisis moneter tahun 1997, selama hampir dua puluh lima tahun, Pemerintah terus menerus berusaha membangun perumahan secara sistematis dan terorganisasikan agar lebih banyak masyarakat Indonesia menjangkau perumahan yang layak. Selain membentuk organisasi pembangun perumahan dan memprakarsai terbentuknya lembaga pembiayaan perumahan, juga mendorong hadirnya perusahaan pembangun perumahan.
Rumah yang dibangun secara terorganisasikan oleh perusahaan pembangun perumahan swasta ternyata meningkat lebih cepat. Banyak perusahaan yang kemudian mampu membangun perumahan dalam skala kota dengan kualitas yang makin tinggi. Di satu sisi ini adalah suatu potensi, tapi di sisi lain juga menimbulkan tantangan baru. Pembangunan perumahan yang dibangun oleh usaha swasta tersebut dihantar kepada masyarakat dan mencapai konsumen melalui mekanisme pasar. Pada akhirnya masyarakat yang memperoleh rumah adalah mereka yang mampu dan tidak selalu mereka yang perlu. Rumah menjadi komoditas, atau barang dagangan, yang lepas dari tujuan Pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Lebih menjadi persoalan lagi karena perkembangan ini antara lain harus menggunakan sumber daya yang tidak mungkin diperbanyak seperti misalnya tanah dan air. Oleh karena itu mengiringi perkembangan tersebut, Pemerintah juga melakukan regulasi.
Undang-Undang Perumahan dan Permukiman yang diterbitkan tahun 1992, antara lain merupakan upaya untuk menjamin hak setiap warga negara untuk memperoleh rumah yang layak dan mengupayakan agar tanah yang akan menjadi langka dapat dimanfaatkan secara adil dan efisien.
Dalam masa transisi yang kondisinya digambarkan pada bab dua, perumahan memang kurang mendapatkan perhatian dari semua pihak. Walaupun demikian Pemerintah menerbitkan beberapa kebijakan dan melakukan kajian untuk pengembangan kebijakan yang akan datang seperti digambarkan pada bab tiga. Kondisi perumahan sendiri diungkapkan pada bab keempat. Akhirnya pada bab kelima, dicoba digambarkan apa yang harus dilakukan untuk masa datang.
Daftar Isi:
Sambutan
Pengantar
Daftar Isi
Pendahuluan
Masa Transisi
Kebijakan Masa Transisi
Pelaksanaan Pembangunan Perumahan dan Pengembangan Permukiman
Langkah Ke depan
50 Community Upgrading Projects: CODI Update, No.5, March 2008
Th.
1.013
The Baan Mankong Program was launched by the Thai Governmnets
Contents:
How the BAAN MANKONG Upgrading Program Works
On-site UPGRADING projects
On-site REBLOCKING projects
On-site RECONSTRUCTION projects
LAND SHARING projects
NEARBY RELOCATION projects (within 5 kms)
RELOCATION projects (more than 5 kms away)
Debt for Nature Swap: Peluang Pendanaan Alternatif, Mangurangi Utang, Menyelamatkan Lingkungan
Jenni Shannaz (ed)
18 Agustus 2010
1.339
Tulisan ini mengeksplorasi beberapa hal diantaranya (1) perkembangan konversi utang global, (2) konsep Debt for Nature Swaps, (3) penerapan Debt for Nature Swaps di beberapa negara; dan (4) peluang Debt for Nature Swaps di Indonesia. Melalui tulisan ini diharapkan Debt for Nature Swaps dapat menjadi inspirasi bagi pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha untuk mengembangkan peluang-peluang pendanaan untuk pengurangan utang, khususnya bagi penyelamatan lingkungan.
Daftar Isi:
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Grafik
Daftar Singkatan
Perkembangan Konversi Utang Global
- Utang Luar Negeri dan Alternatif Penyelesaian Utang
- Debt Swaps
Konsep Debt for Nature Swaps
- Pengertian Debt for Nature Swaps
- Tipologi Debt for Nature Swaps
- Struktur Kelembagaan Internal
Penerapan Debt for Nature Swaps di Beberapa Negara
- Bolivia
- Filipina
- Ghana
- Peru
- Ekuador
- Kosta Rika
- Brazil
- Guatemala
- Polandia
- Chile
Peluang Debt for Nature Swaps di Indonesia
- Kondisi Perekenomian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Indonesia
- Program Penyelesaian Utang Luar Negeri melalui Mekanisme Debt for Nature Swaps
- Peluang Konversi Utang
- Arahan Kebijakan Nasional
Penutup
Daftar Pustaka
Sisipan Rumah Edisi 190-VIII/ 25 Juni-8 Juli 2010 117 Ide Kreatif Selamatkan Bumi
Garnisia Lestari (Redaksi Tabloid Rumah)
Januari Th.
801
Sadarkah bila kebiasaan hidup sehari-hari kita berefk besar bagi keselamatan bumi Setiap orang sedikitnya bertanggung jawab atas ketimpangan yang terjadi. Andai kita tak mengubah perilaku dan terus melakukan tindakan bodoh yang merusak lingkungan, maka siklus kehidupan di bumi tak lagi seimbang dan akan semakin membahayakan penghuninya. Kini saatnya kita bertindak konkret, mulai dari bersikap ramah terhadap bumi, terhadap lingkungan mulai dari pribadi sendiri. Dengan berpartisipasi untuk bergaya hidup ‘hijau’ dalam berbagai bentuk kegiatan sehari-hari yang gampang di terapkan dan tentunya menyenangkan.
Buklet 80 halaman tentang Green Living ini merupakan sisipan dari tabloid rumah edisi 190, yang berisi tips ringan dan praktis tentang upaya yang dapat kita lakukan sehari-hari untuk mengurangi bumi yang makin panas. Buku inspiratif ini berisi beragam informasi ‘hijau’ mengajak kita untuk peka lingkungan, bergaya hidup sehat, plus berhemat secara finansial.
Daftar Isi:
Memanfaatkan Lingkungan
Hemat Air
Mereduksi Polusi
Hemat Ketika Memasak
Pentingnya 5 R
Mengelola dan Mengurangi Sampah
Kemasan Aman
Pembersih Alami
Mencuci dengan Bijak
Memilih Produk Rumah Tangga
Berhemat Listrik
Dunia Tzu Chi Vol.10, No.2, Mei-Agustus 2010 Menghormati Alam Menghargai Kehidupan
Januari Th.
898
Majalah Dunia Tzu Chi kali ini mengangkat tema mengenai Menghormati Alam Menghargai Kehidupan dan Gaya Hidup yang Melestarikan sebagai sajian utama. Selain itu juga mengangkat cerita mengenai pemanfaatan kertas bekas menjadi barang yang lebih bernilai, pembuatan deterjen organik dari sisa kulit buah atau sayur, serta kisah lainnya yang sayang untuk dilewatkan. Maka, mari membaca dan menghargai alam!
Daftar Isi:
Sajian Utama:
- Menghormati Alam Menghargai Kehidupan
- Alat Makan Nan ramah Lingkungan
- Hobi Ramah Lingkungan yang Menguntungkan
Ruang Hijau:
- Kertas yang ”Terlahir Kembali”
- Ekoenzim: Larutan Ajaib dari Sampah Organik
Lensa :
- Gaya Hidup yang Melestarikan
A Rapid Assessment of Septage Management in Asia: Policies and Practices in India, Indonesia, Malaysia, the Philippines, Sri Lanka, Thailand, and Vietnam
AECOM International Development, Inc
05 Agustus 2010
1.612
According to the WHO/ UNICEF 2008 Joint Monitoring Program, urban access to improved sanitation has risen to 57 and 78 percent in South Asia and Southeast Asia, respectively, due in large part to investments in onsite sanitation systems such as septic tanks and pour-flush latrines. However, the management of onsite sanitation remains a neglected component of urban sanitation and wastewater management. Only recently have national governments, cities, and wastewater utilities begun to address the management of septage, or the sludge that accumulates inside septic tanks. Rather, most sanitation programs have focused on toilet installation and sewerage development, viewing onsite sanitation as an informal, temporary form of infrastructure. As a result, septic tanks and latrines in urban areas have become major sources of groundwater and surface water pollution, with significant environmental, public health, and economic impacts.
To better understand the status of septage management policy and practice in Asia, Environmental Cooperation-Asia (ECO-Asia), a regional program of the United States Agency for International Development (USAID), conducted a rapid assessment of septage management in India, Indonesia, Malaysia, the Philippines, Sri Lanka, Thailand, and Vietnam. This assessment report summarizes the institutional and infrastructure capacity of these countries to manage septage, identifies the common challenges that prevent better service provision, and provides recommendations for program improvements based on good practices across the region. Given the prevailing focus on physical infrastructure in this field, this report focuses principally on the enabling conditions that help cities better manage septage, including private sector participation and stakeholder awareness.
Table of Contents:
Executive Summary
Acknowledgments
Glossary
Acronyms
Introduction
Overview of Septage Management
Regional Challenges and Good Practices
Regional Recommendations and Opportunities
Country Assessment
- Country Assessment: India
- Country Assessment: Indonesia
- Country Assessment: Malaysia
- Country Assessment: The Philippines
- Country Assessment: Sri Lanka
- Country Assessment: Thailand
- Country Assessment: Vietnam
List of Tables
List of Figures
Berani No.74/Th.5/ 23 Juli 2010 Memperingati Hari Anak
Januari Th.
1.174
Koran anak pertama di Indonesia, Berani kali ini menyajikan cerita mengenai peringatan hari anak nasional 2010 sebagai halaman sampul. Sejumlah anak berkumpul dan bernyanyi bersama di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Kamis (22/7). Mereka berkumpul dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2010, yang jatuh pada tanggal 23 Juli 2010. Selain itu ada juga artikel mengenai festival lima gunung di Magelang, lomba bercocok tanam di Yogyakarta, program Aku Cinta Produk Indonesia, taman ferrari terbesar di Abu Dhabi, Arab, dan lain-lain.
Berani No.76/Th.5/ 27 Juli 2010 Kunjungan Menteri ke Taman Cerdas
Januari Th.
853
Koran anak pertama di Indonesia, Berani kali ini menyajikan cerita mengenai kunjungan Menteri ke Taman Cerdas sebagai halaman sampul. Sejumlah siswa SD berbincang-bincang dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari Gumelar, Senin (26/7). Ini merupakan kunjungan menteri ke Taman Cerdas Sumber, Surakarta, Jawa Tengah. Dalam kunjungan ini, Ibu Menteri juga memberikan sumbangan peralatan dan buku bacaan untuk 6 taman cerdas di sana. Selain itu ada juga artikel mengenai kampanye makanan hijau di Green Food Festival di Taman Menteng, Jakarta, belajar mencegah demensia, hotel untuk kucing, boneka barbie China, sejarah musik dangdut, berkenalan dengan supermodel cilik yang jenius, Fatima Ptacek, dan lain-lain.
Berani No.77/Th.5/ 28 Juli 2010 Lomba Cipta Seni Pelajar
Januari Th.
893
Koran anak pertama di Indonesia, Berani kali ini menyajikan cerita mengenai lomba cipta seni pelajar sebagai halaman sampul. Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyaksikan para peserta lomba lukis yang digelar di Istana Kepresidenan Tampaksiring, Bali, Senin (26/7). Lomba lukis merupakan salah satu lomba yang termasuk dalam rangkaian Lomba Cipta Seni Pelajar Tingkat Nasional. Tujuannya lomba ini digelar adalah untuk membangun dan membnetuk karakter bangsa. Selain itu ada juga artikel mengenai launching homeschooling Kak Seto, festival boneka internasional, water springs in danger, pertemuan para ilmuwan ATBC (Association for Tropical Biology and Conservation) 2010, keanekaragaman hayati, ikan pemanah (archerfish), dan lain-lain.
Berani No.78/Th.5/ 29 Juli 2010 Tari Saman
Januari Th.
937
Koran anak pertama di Indonesia, Berani kali ini menyajikan cerita mengenai tari saman sebagai halaman sampul. Sejumlah perempuan menarikan tari saman di City of Tomorrow, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (27/7). Tari Saman merupakan tarian yang berasal dari Suku Gayo, Nanggroe Aceh Darussalam. Tari yang juga disebut tari seribu tangan ini merupakan salah satu cara untuk menyampaikan berbagai macam pesan. Tari ini juga mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan, dan kebersamaan. Selain itu ada juga artikel mengenai plastik ramah lingkungan, robot komunikasi, kunang-kunang, udon, kasuari, kapten pilot wanita pertama di Jepang, Ari Fuji, dan lain-lain.