Buku

Berani No.68/Th.5/ 15 Juli 2010 Seni Jawa Amerika

Januari Th. 891

Koran anak pertama di Indonesia, Berani kali ini menyajikan cerita mengenai seni Jawa Amerika sebagai halaman sampul. Kelompok kesenian Sumunar dan Minnesota, Amerika Serikat, bermain karawitan di Pendopo Rumah Dinas Bupati Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu (14/7). Kelompok yang terdiri dari sejumlah pegiat seni tersebut melaksanakan misi kesenian untuk persahabatan Amerika Serikat dan Indonesia. Selain itu ada juga artikel mengenai perubahan iklim tingkatkan risiko penyakit, seminar lingkungan hidup yang diselenggarakan oleh ATBC (Association for Tropical Biology and Conservation), from slump to family recreation park in Tangerang, mengenal bulan, kumbang hercules, dan lain-lain.

Berani No.32/Th.5/ 25 Mei 2010 Belajar Olahraga Basket

Januari Th. 1.173

Koran anak pertama di Indonesia, Berani kali ini menyajikan cerita mengenai belajar olahraga basket sebagai halaman sampul. Pebasket NBA, Sam Perkins bersama pebasket WNBA (Womens National Basketball Association), Sue Wicks memberikan pelatihan olahraga basket di Jakarta, Senin (24/5). Kedua duta olahraga tersebut memberikan klinik bola basket kepada anak-anak panti asuhan. Selain itu ada juga artikel mengenai kegiatan kunjungan Hijau Peduli Lingkungan Finalis Miis Indonesia 2010 di Taman Wisata Mekarsari Bogor, Jawa Barat, penyakit DBD, pentingnya CTPS, dan lain-lain.

Squatting With Dignity: Lessons From India

Alok, K   28 Juli 2010 831

This is the story of the successes and challenges faced in building the fast expanding rural sanitation network in India. The book presents an historical account of the importance attached to sanitation and hygiene in ancient India and the evolution of sanitation policy in the last decade. The book captures in detail the key debates and challenges faced in making policy makers and programme managers across the states accept the reform principles in the Total Sanitation Campaign (TSC), the process of involving different key stakeholders in developing faith and conviction in TSC strategy and the development of key building blocks for programme management. The key factors which influenced the success of the programme and the lessons learned have been critically analyzed. The book outlines a vision for the future of the sanitation programme in India and offers innovative ideas for launching a second generation of sanitation initiatives, based upon the analysis of the weaknesses in the programme and the scope for improvement. The lessons from India are equally relevant for other countries in the world that are struggling with similar issue.

Greywater Use In The Middle East: Technical, Social, Economic and Policy Issues

Mcllwaine, S. (ed.); Redwood, M. (ed.)   28 Juli 2010 898

Freshwater scarcity is an environmental fact in the Middle East and North Africa (MENA) region. The MENA region is also faced with geopolitical problems that naturally end up affecting natural-resource equity. In water-scarce areas of the Middle East, grey water (household wastewater excluding toilet waste) is commonly used by poor communities to irrigate home gardens. This both supplements the water available to the household and improves food security. This book draws together material presented at a conference in Jordan in 2007, and examines the technical approaches to treating and using grey water for irrigation, including its associated risks to health and the environment. It discusses many of the non-technical issues that influence effectiveness and sustainability of grey water use. It also takes a hard look at economic issues, arguing that more clarity and consistency from policymakers is essential if low-income, water-stressed communities are to make better and safer use of their existing water supplies. The book concludes by offering suggestions for where donor efforts and research could best be focused in the near future.

Wastewater Irrigation And Health: Assessing And Mitigating Risk In Low-Income Countries

Drechsel, P   28 Juli 2010 790

This book approaches the serious problem posed by very low coverage or poor performance of wastewater treatment systems in most developing countries.Its perspective is practical and realistic, addressing the issues of health risk assessment and reduction in developing country settings. The book moves the debate forward by covering also the common reality of untreated wastewater, grey water and excreta use. It presents the state-of-the-art on quantitative risk assessment and low-cost options for health risk reduction, from treatment to on-farm and off-farm measures, in support of the multiple barrier approach of the 2006 guidelines for safe wastewater irrigation  published by the World Health Organization. The chapters highlight experiences across the developing world with reference to various case studies from sub-Saharan Africa, Asia, Mexico and the Middle East. The book also addresses options for resource recovery and wastewater governance, thus clearly establishes a connection between agriculture, health and sanitation, which is often the missing link in the current discussion on ‘making wastewater an asset’.

Desentralisasi Kesehatan di Indonesia dan Perubahan Fungsi Pemerintah: 2001-2003 (Apakah Merupakan Periode Uji Coba?)

Laksono Trisnantoro (Ed)   26 Juli 2010 2.620

Buku ini merupakan yang pertama ditulis oleh para pakar ilmu kebijakan dan manajemen kesehatan mengenai konsep dan pengalaman tahun-tahun awal pelaksanaan kebijakan desentralisasi di Indonesia. Pengalaman tahun-tahun awal  pelaksanaan kebijakan desentralisasi dapat menjadi bahan pelajaran menarik untuk perbaikan kebijakan dan pelaksanaannya di masa mendatang.

Sebagai karya akademik yang menjadi bagian dari catatan sejarah kebijakan desentralisasi di sektor kesehatan, buku ini sebaiknya tidak dilewatkan oleh para penyusun kebijakan desentralisasi, para pelaku kegiatan di sistem pelayanan kesehatan, peneliti, dosen-dosen, dan mahasiswa.

Daftar Isi:

Pengantar

Bagian 1. Tinjauan Pustaka Mengenai Desentralisasi Kesehatan dan Berbagai Hal Terkait

Bab 1. Desentralisasi dan Tinjauan Sejarah Desentralisasi Kesehatan di Indonesia
Bab 2. Reposisi Dinas Kesehatan Akibat Kebijakan Desentralisasi dan Sistem Kesehatan Wilayah

Bagian 2. Desentralisasi dan Fungsi Regulasi
Bab 3. Desentralisasi dan Sistem Regulasi Pelayanan Kesehatan: Sebuah Tinjauan Pustaka
Bab 4. Desentralisasi dan Perkembangan Peraturan perundangan di Sektor Kesehatan

Bagian 3. Desentralisasi dan Pendanaan Kesehatan
Bab 5. Desentralisasi, Pembiayaan Kesehatan dan Politik Alokasi Anggaran
Bab 6. Perubahan dalam Pembiayaan Desentralisasi, Pola Tarif, dan Jaminan Kesehatan Sosial

Bagian 4. Desentralisasi dan Pelayanan Kesehatan oleh Lembaga Pemerintah
Bab 7. Studi Kasus Pelaksanaan Desentralisasi Balai Pelatihan Kesehatan
Bab 8. Desentralisasi Manajemen Sumber Daya Manusia Kesehatan: Pengalaman Implementasi Di Daerah Istimewa Yogyakarta
Bab 9. Tiga Tahun Perjalanan Desentralisasi dan Pengaruhnya terhadap Promosi Kesehatan di DIY
Bab 10. Desentralisasi dan Sistem Informasi Kesehatan Pusat, Provinsi dan Kabupaten/ Kota
Bab 11. Desentralisasi dan Pelaksanaan Program P2M
Bab 12. Dampak Desentralisasi terhadap Balai Laboratorium Kesehatan di Indonesia

Bagian 5. Isu Penting Dalam Pelaksanaan Desentralisasi Kesehatan di Indonesia
Bab 13. Partisipasi Masyarakat dalam Sistem Desentralisasi Kesehatan LSM dan Media
Bab 14. Implikasi Desentralisasi Sistem Kesehatan Masyarakat dan Paket Agenda Reformasi Kesehatan: Pelajaran Menarik dari Filipina bagi Indonesia

Penutup

Indeks

Tentang Penulis

Delivering As One: Asia-Pacific Regional MDG Road Map 2008-2015

26 Juli 2010 906

The main objective of the regional MDG road map is to provide a framework for 'delivering as one' - in the form of a regional partnership - in adding value to national development strategies and processes in the 'off-track' countries and in those below teh Asian average in achieving the MDGs. In identifying these countries, both the trends and the absolute levels of their performance have been considered. Attention is also given to 'on-track' countries so that they do not fall behind, and lessons learnt from their successful experiences can be studied and disseminated. It should be emphasized that this is not a road map for teh countries to reach its MDG targets. Each country, given its own circumstances, is expected to have in place a variety of development strategies, plans and programmes. The regional MDG road map takes these policies, strategies and processes as 'given' and aims to add value to national-level efforts by regional-level action.

The revised and refined regional MDG road map presented here is expected to serve as a platform for 'Delivering as One' in harnessing the knowledge, resources and expertise available within teh UN system, the regional development bank, the regional organizations and other partners in support of the Millenium Development Goals by adding value to national-level strategies and processess. In focusing on the the off-track countries and those falling below the Asian average, the regional MDG road map presents five types of products and services that could be offered at the regional level: (a) knowledge and capacity development, (b) expertise, (c) advocacy, (d) regional cooperation in delivering regional public goods, and (e) resources. The regional MDG road map also contains monitoring, evaluation and reporting mechanisms to assess its impact on country-level outcomes. The regional MDG road map is a results based programme which is expected to be financed through three principal channels: (a) the existing partnership between ADB, ESCAP and UNDP, (b) UN organizations and agencies which have agreed to engage in specific partnerships, and (c) teh UN's Development Account. Extra-budgetary resources can also be sought, depending on country needs and priorities within teh framework of this regional road map.

Contents:

Foreword

Executive Summary

I. Introduction

II. Regional MDG Road Map to 2015: a platform for harnessing the power of partnerships
A. An Inclusive approach
B. The five major categories of deliverables

III. Implementing the Regional MDG Road Map

IV. Monitoring, Evaluation, Reporting and Financing the Regional MDG Road Map
A. Monitoring and evaluating the implementation of the regional MDG road map: a results-based approach
B. Reporting
C. Financing the regional MDG road map

List of Tables
1. Regional MDG Road Map: A demand-driven process
2. Delivering as One: Partnering for the implementation of the regional MDG road map (2008-2015)

List of Figures
1. Millenium Development Goals: path to 2015
2. Regional MDG Road Map: Delivering as One
3. Virtual regional advisory service mechanism
4. Global MDG process: the big picture

Annexes:
1. Needs assessment
2. Consultation process in the formulation of the regional MDG road map

Daftar Lokasi dan alokasi Bantuan Langsung Masyarakat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri) Tahun Anggaran 2008: edisi perbaikan

26 Juli 2010 1.317

PNPM Mandiri atau Program Mandiri adalah komitmen nasional sebagai wujud kerangka kebijakan dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat. Program mandiri ini dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan. Pendekatan yang digunakan dalam PNPM Mandiri ini menggunakan basis kecamatan sebagai fokus program. Penetapan prioritas kegiatan di tingkat kecamatan ditetapkan melalui Musyawarah Antar Desa/ Kelurahan (MAD/K). Nilai-nilai terhadap keberpihakan kaum miskin, desentralisasi, transparansi, maupun partisipasi masyarakat miskin termasuk perempuan dalam proses perencanaan hingga implementasinya merupakan ciri dari PNPM Mandiri ini.

Sebagai acuan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program, buku Daftar lokasi dan alokasi BLT PNPM Mandiri tahun 2008 ini disusun, untuk menjadi acuan pelaksanaan program-oprogram penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh berbagai kementerian/ lembaga.

Daftar Isi:

Surat Menteri KOordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat RI tentang Penetapan Lokasi Kegiatan PNPM Mandiri Tahun 2008

Kata Pengantar

Jumlah Total Secara Nasional Loaksi dan Alokasi BLM PNPM Mandiri

Rekapitulasi Lokasi dan Alokasi BLM per Propinsi

Rekapitulasi Lokasi dan Alokasi BLM Berdasarkan Program

1. Nanggroe Aceh Darussalam

2. Sumatera Utara

3. Sumatera Barat

4. Riau

5. Jambi

6. Sumatera Selatan

7. Bengkulu

8. Lampung

9. Kep. Bangka Belitung

10. Kep. Riau

11. DKI Jakarta

12. Jawa Barat

13. Jawa Tengah

14. DI Yogyakarta

15. Jawa Timur

16. Banten

17.  Bali

18. Nusa Tenggara Barat

19. Nusa Tenggara Timur

20. Kalimantan Barat

21. Kalimantan Tengah

22. Kalimantan Selatan

23. Kalimantan Timur

24. Sulawesi Utara

25. Sulawesi Tengah

26. Sulawesi Selatan

27. Sulawesi Barat

28. Sulawesi Tenggara

29. Gorontalo

30. Maluku

31. Maluku Utara

32. Papua

33. Papua Barat

Database Daftar Alokasi Dana Pembangunan Kabupaten/ Kota TA 1994/1995 sd 2000

Sekretariat Tim Pembina Pusat DPKK   26 Juli 2010 821

Pustaka ini berisi database daftar alokasi dana pembangunan kabupaten/ kota tahun anggaran 1994/1995 sd 2000.

Desentralisasi Fiskal dan Keuangan Daerah dalam Otonomi

Juli Panglima Saragih   26 Juli 2010 6.327

Otonomi daerah tidak hanya berhenti pada aspek politik semata, tetapi mempunyai banyak segi, seperti aspek ekonomi, sosial, budaya, dan lain-lain. Dalam proses pelaksanaan otonomi daerah membutuhkan dukungan sumber daya (resources) yang memadai dan cukup agar otonomi berhasil. Oleh karena itu, kebijakan otonomi daerah dibarengi dengan kebijakan desentralisasi fiskal, sebagai langkah untuk mendukung dan meningkatkan kemampuan keuangan pemerintah daerah dalam melaksanakan otonomi. Kebijakan desentralisasi fiskal berimplikasi langsung terhadap keuangan daerah, dalam hal ini Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Buku ini antara lain menggambarkan  tentang aspek ekonomi dan politik dari kebijakan otonomi daerah -- terutama yang berkaitan dengan persoalan desentralisasi fiskal saat ini. Selain itu, juga diuraikan dan dianalisis tentang perimbangan keuangan antara pusat - daerah, serta perlunya reformasi pengelolaan keuangan daerah dalam konteks desentralisasi fiskal guna mewujudkan good governance dalam penyelenggaraan pemerintah daerah. Karena dengan desentralisasi fiskal, sumber pendapatan daerah akan semakin banyak dimana hal ini cenderung dapat mengundang munculnya penyalahgunaan anggaran daerah (APBD) untuk kepentingan pribadi pejabat daerah atau pihak ketiga.

Buku ini disusun secara sistematis dan menggunakan bahasa yang lugas dan populer sehingga memudahkan pembaca untuk memahaminya. Isu-isu yang dibahas dalam buku ini adalah ekonomi dan politik kebijakan otonomi daerah; otonomi, desentralisasi, dan kewenangan pemerintah daerah; desentralisasi fiskal, perimbangan keuangan, dan permasalahannya; dan reformasi pengelolaan keuangan daerah.

Daftar Isi:

Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel

Bab I. Pendahuluan

Bab II. Ekonomi dan Politik kebijakan Otonomi Daerah
2.1 Membangun Ekonomi Lokal
2.2 Menggenjot Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Bab III. Otonomi, Desentralisasi, dan Kewenangan Pemerintah Daerah
3.1 Definisi Otonomi Daerah dan Desentralisasi
3.2 Wewenang Pemerintah Daerah
3.3 Kewenangan Pemerintah Daerah Bidang Keuangan
3.4 Sumber Pendapatan Daerah
3.5 Struktur Anggaran Daerah (APBD)

Bab IV. Desentralisasi Fiskal, Perimbangan Keuangan, dan Permasalahannya
4.1 Desentralisasi Fiskal
4.2 Konsep Perimbangan Keuangan Pusat-Daerah
4.3 Sistem Perimbangan Keuangan di beberapa Negara
4.4 Dana Alokasi Umum (DAU)

Bab V. Reformasi Pengelolaan Keuangan Daerah
5.1 Prinsip-prinsip Pengelolaan Keuangan Daerah (APBD)
5.2 Tanggung jawab Pengelolaan Keuangan Daerah (APBD)
5.3 Kebijakan dan Fungsi APBD di Era Otonomi

Bab VI. Penutup

Daftar Pustaka
Riwayat Hidup Penulis
Lampiran