Buku
Jaringan Informasi, Pengetahuan, Teknologi Air Minum dan Sanitasi (JIPTAS): Organization Profile
26 Februari 2010
788
Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (PERPAMSI), Yayasan Pendidikan Tirta Darma (YPTD), Forum Komunikasi Kualitas Air Minum Indonesia (FORKAMI), dan Departemen Kesehatan (Depkes) bersepakat untuk membangun suatu kerangka kerjasama guna menyebarkan pembelajaran-pembelajaran yang ada dalam sector air minum dan sanitasi. Platform kerjasama ini dinamakan “Water Advisory and Service Center” (WASC) atau “Jaringan Informasi, Pengetahuan dan teknologi Air Minum dan Sanitasi” (JIPTAS).
Kerangka kerjasama ini tidak hanya diperuntukkan untuk sekitar 300 PDAM akan tetapi semua stakeholder (seperti Pemda, konsultan, dll) sector air di Indonesia.
Air Minum Edisi 173, Februari 2010 Air Bersih untuk MBR
Redaksi majalah Air Minum
Januari Th.
852
Bulan Februari 2010 ini, majalah Air Minum genap berusia 35 tahun. Usia yang cukup matang dan dapat dibanggakan untuk mampu yang mampu bertahan melampaui 3 dasawarsa. Sehubungan dengan hal itu, pada edisi ini dalam rubrik Persona, redaksi menampilkan salah seorang tokoh yang telah berjasa pada masa awal penerbitan Majalah Air Minum. Mungkkin tidak banyak yang menyangka bahwa beliau adalah Budiyati Abiyoga, tokoh penting perfilman Indonesia. Selama tujuh tahun antara 1979 hingga 1986, beliau pernah mengelola Majalah Air Minum sebagai Pemimpin Redaksi. Pada masa itulah, dasar-dasar karakteristik yang penting dari majalah ini mulai diletakkan.
Laporan utama edisi ini mengulas tentang program air bersih untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Program ini adalah salah satu kunci bagi upaya pengembangan cakupan pelayanan PDAM di bawah payung Millenium Development Goals dan penambahan 10 juta sambungan.
Informasi penting lainnya yaitu langkah maju 15 PDAM yang telah disetujui restrukturisasi ulangnya. Ini menjadi babak penting kebangkitan PDAM-PDAM tersebut dan pembuktian komitmen pemerintah dalam penyehatan PDAM. Serta tentunya banyak lagi artikel menarik lainnya yang harus disimak.
Reappraisal of the Urban Planning Process
A.C. Mosha (Ed)
24 Februari 2010
891
This book is an outcome of delibarations and papaers that were presented at the International Conference on Re-appraising the Urban Planning Process as an Instrument for Sustainable Urban development and Management that was held at Nairobi, Kenya, from 3 to 7 October 1994. The Conference was jointly organised by the United Nations Centre for Human Settlements (Habitat), the Urban Management programme (UMP) and the Housing and Urban Development Corporation (HUDCO) of India. In all thirty five papers were presented but only twenty one have been published, some after heavy editing.
Table of Contents:
Figures
Tables
Acknowledgments
About the Authors
1. Introduction
2. Re-appraising the Urban Planning Process as an instrument for Sustainable Urban Development and Management: A Review (Clarke, G)
3. Urban Planning in the Asian Region: An Evaluation (Dharmarajan, K., Kapoor; R.M. and Anand P.B)
4. Evaluative Review of Urban Planning Practice and Experiences in Africa (Akach, O.S)
5. An Evaluation of Physical Planning Strategies and Programmes for Housing the Urban Poor in Botswana (Mosha, A.C)
6. The Provision of Secure Tenure for Informal Urban Settlements in Namibia (De-Kock, J)
7. Urban Blight and Local Planning Strategies for the Metropolitan Centre: The Experience of Santiago, Chile (Valenzuela, J.G)
8. Non-Motorized Transport as a Sustainable Transport System in Nairobi (Obiero, S)
9. The Application of Urban Transportation Modelling Systems to the DEveloping World: The path to unsustainability (Zegress, C)
10. GTZ - Experience as Technical Co-Operation Agency Implementing Urban Planning Programmes and Projects (Reichenbach, E)
11. Integrating Disaster Mitigation and Recovery Concepts into the Physical Planning Process (Armillas, I)
12. The Reform of Urban Land POlicies in Developing Countries: A Review of Contemporary Policy Proposals with Special Reference to Belieze (Brown, D.F and Wolfe,J.M)
13. Imtegrating Environmental with Physical Planning (Mbogua, J.P)
14. Urban Environmental Problems, planning and Management: the case of Addis Ababa (Gebeyehu, Y)
15. INter-sectoral Coordination in the Planning and Implementation of Sustainable Human Settlements in DEvelopment and Management (Ribeiro, E.F.N and Lall, V.D)
16. Sustainable Cities Planning: The case of Dar es Salaam (Kessy, A.G)
17. Towards Participatory Planning for Urban Development (Town Planning Department, Kenya)
18. Development Plans - A Planning Tool for Sustainable Urban Development in Malaysia (Dato' Zainuddin Bin Muhammad)
19. A review of Regional Development in Malaysia (Salleh, G)
20. Towards a Framework for Spatial Development in the Baltic Sea Area (Lowendahl, B.et.al)
21. Education in Urban Environmental Planning - Conceptual and Contextual aspects (Kibe-Muigai)
22. Making Planning Education Relevant: Case Study from Kenya (Dr. E.N. Ndegwa)
23. Planning Education in Venezuela (Barios, S)
24. Planning Education in Sri Lanka (A. L.S. Perera)
25. Integrated Urban-Rural Regional Development Planning (Z.Z. Gigaw)
Majalah Air Minum No.79/Th.XVIII, Januari 1998 "Pertemuan Akbar MAPAM VIII Di Padang"
Th.
864
Edisi Majalah Air MInum kali ini berfokus pada Laporan dan hasil-hasil MAPAM VIII yang telah diselenggarakan di Padang pertengahan Desember 1997 lalu.
Dari Rubrik Manajemen, redaksi menampilkan makalah "Pelaksanaan Kerjasama PAM Jaya Dengan Pihak Swasta" yang disampaikan dalam forum pertukaran informasi MAPAM VIII.
Di Rubrik Lingkungan Hidup diketengahkan makalah dari Prof. Dr. H. Kalimardin Algamar dan Ir. Lili Mulyata dengan judul "Pengaruh Tataguna Lahan Daerah Tangkapan Terhadap Kualitas Air Baku Air Minum" juga dalam rangka presentasi pertukaran informasi di MAPAM VIII Padang.
Dari belahan paling timurb negara kita, propinsi termuda Timor Timur kita ikuti serah terima Pengelolaan Air Bersih dari Departemen PU kepada Pemerintah Daerah Tk.I Timor Timur/ Gubernur Tim Tim dilanjutkan dengan penyerahan kepada Pemerintah Daerah dan PDAM Kabupaten Daerah Tingkat II Dili. Kini BPAM Dili telah menjadi PDAM Kabupaten Daerah Tingkat II Dili.
Tak kalah menarik untuk disimak laporan redaksi dari ibukota mengenai kepedulian Perpamsi dalam mendukung GETAR, Gerakan Cinta Rupiah. Ketua Umum dan Direktur Eksekutif, beserta beberapa anggota DP. Perpamsi menukarkan US dolarnya di Bank DKI yang berlokasi di Kantor PAM Jaya, berharap menjadi panutan dan contoh bagi anggota Perpamsi lainnya.
Majalah Air Minum No.82/Th.XIX, Oktober 1998 "Rescue Program"
Th.
763
Pada saat ini situasi politik dan moneter Negara kita yang terus bergejolak dan berjalan amat cepat dan tidak mudah diantisipasi. Dampak negatifnya sudah menjangkau seluruh lapisan masyarakat, bahkan tak terkecuali melanda PDAM-PDAM di seluruh pelosok tanah air, ada yang ringan, namun banyak PDAM yang mengalami kesulitan yang berat untuk menjalankan perusahaan, disebabkan meningkatnya biaya operasional dan pemeliharaan.
Dalam edisi majalah Air Minum kali ini, redaksi menurunkan program penyelamatan PDAM atau rescue program, dapat dikatakan sebagai crash program untuk mengatasi keadaan.
Langkah yang tidak kalah urgen adalah upaya peningkatan bidang sumber daya manusia. Dalam kaitan ini PERPAMSI bekerjasama dengan beberapa instansi terkait sejak beberapa waktu lalu telah menyelenggarakan "Pelatihan Kemitraan dan Swasta" dikenal dengan "Purse Project" yang pembiayaannya dibantu dari USAID. INformasi mengenai penyelenggaraan "Purse Project" juga dapat dilihat pada edisi ini.
Selanjutnya hasil Raker DP. Perpamsi dan Raker dari 8 Komda disajikan berturut-turut, disamping rubrik-rubrik rutin lainnya, yaitu "Manajemen", "Sains & Teknologi" dan "Lingkungan Hidup" ditambah dengan Agenda IWSA/ ASPAC.
Field of Change: People’s Stories on Sustainable Livelihood Development
Bryony Jones & Primatmojo Djanoe (Editor)
17 Februari 2010
756
This publication intends to take the reader across Indonesia, from Aceh to Eastern Indonesia, to share over five years of experience from the Environmental Services Program (ESP). Each story is written by an ESP partner, stakeholder, or staff member and relays their personal experience working directly with ESP program activities. These voices from the field introduce you to their rural and urban communities, as well as their offices, treatment facilities, government agencies, and municipal water companies.
The following field stories have been carefully selected and pieced together to reflect ESP’s ‘Ridge to Reef’ approach. This approach ensures the availability of clen water by protecting upland sources, while working with water providers and users in the lowlands to increase access to water and sanitation services. This ‘Ridge to Reef’ approach emphasizes the intersection between the environment and health and, as a result, directly links upper watershed and urban poor poor communities.
The structure of this publication illustrates this ESP approach. The first National chapter introduces program management approaches and cross-cutting components that make up the backbone of ESP programming. This is followed by three chapter which take the reader from upland Ridge, to intermediary Village, to lowland Reef.
Each chapter begins with an introduction to guide the reader through the selected stories. By using local testimonies and pictures taken by stakeholders in the field, these stories capture the essence of ESP programming from every regional field location. Read as a whole, all four chapters are testament to how dynamic and innovative stakeholders have worked together to secure safe and affordable water and sanitation while protecting and conserving the environment.
Contents:
National
Four Integrated Approaches for A Thriving Watershed
Master Meter System: Water Access as an Entry Point for Community Empowerment
Turning On The Taps With Micro-Credit
Schools As An Entry Point For Health and Hygiene Behavior Change
Monitoring and Evaluation: From the People, For The People
Gender Mainstreaming: Integrating Awareness Into Everyday Activities
ESP Internship Program: Transforming Knowledge Into Practice
STBM: Coordinating An Integrated National Sanitation Strategy
Ridge
Forestry Education: Maximizing Reforestation Results
Field School Graduates: Never Stop Learning from Nature
Curbing Deforestation With Village Ordinance
Multi-Party Approach: Linking Upstream and Downstream
A Nursery Success: Seedling Development In Aceh
Creating An Energy Independent Village: Community-Based Biogas Initiative
Putting People In The Plan: A “Swakelola” Approach To Spatial Planning
Information Resource Center: Promoting Transparency
Village
Put Down The Guns, Pick Up The Pruning Shears: Cocoa Farming In Aceh
Field School Solutions: Raising Cattle Communally
Water Catchment Collaboration: Water Users Promote Conservation Efforts
Local Water Regulation: Cultivatinbg Understanding Through “Reboan” Forum
Living Problems: Field School Produces High Hopes
Building An Organization: Farmer Groups Develop Management Skills
Reef
The Urban Field School: tackling Sanitation And Solid Waste
Responding to Costumer Demands Water Companies Improve Their Image and The Quality of Services
Building Doesn’t Guarantee Use: Sustainable Sanitation Facilities
Mad About Garbage: Leadership In Recycling
Hygiene Champions: Leading Sanitation Efforts
Reducing Debt: Enabling Water Companies To Expand Services
An Environmental Education Curriculum Born Out Of Concern
Sanitasi Terpelihara Menuju Kota Wisata Dunia: Potret Pembangunan Sanitasi Kota Manado
Foort Bustraan, dkk (ESP Nasional)
17 Februari 2010
1.358
Kota Manado terletak d ujung Pulau Sulawesi dan merupakan kota terbesar di belahan Sulawesi Utara sekaligus sebagai Ibukota Propinsi Sulawesi Utara. Kondisi topografi dan geomorfologi kota Manado merupakan bagian dari gugusan pegunungan, perbukitan, lembah dan sungai yang bermula dari Minahasa, wilayah perairan Teluk Manado yang memiliki bathimetri yang bervariasi landai dengan kedalaman 2-5 meter di daerah pesisir, kawasan Taman Laut Bunaken yang memiliki variasi drop-off dengan kedalaman ratusan meter tempat tumbuhnya komunitas terumbu karang dengan ekosistem underwater yang spesial dan eksotis, kawasan Bisnis on Boulevard (B on B) merupakan pusat perdagangan dan bisnis, adalah merupakan potensi yang dimiliki kota Manado sehingga menarik pengunjung untuk datang dan tinggal di Kota Manado. Dinamika ini menyebabkan aktivitas kota menjadi sangat tinggi. Pembangunan kota yang belum terintegrasi dengan baik, belum lengkapnya sarana dan prasarana perkotaan menimbulkan permasalahan yang kompleks, antara lain masalah penyediaan air minum, pengelolaan persampahan, pengelolaan air limbah dan drainase, pengendalian pencemaran, kesehatan lingkungan dan sebagainya.
Rencana Strategi Sanitasi Kota Manado tahun 2010-2015 telah selesai disusun oleh Pokja Sanitasi kota Manado dan akan dijadikan sebagai acuan bagi pembangunan sanitasi di kota Manado. Pelayanan air minum saat ini sedang ditingkatkan, Pemerintahan kota Manado telah melakukan kerja sama dengan WMD (WaterleidingMaatchappij Drente) mendirikan PT. Air Manado yang mulai beroperasi Januari 2007. Terkait dengan bidang sanitasi, saat ini pemerintah kota sedang melakukan pembenahan dengan melakukan upaya-upaya perubahan perilaku masyarakat khususnya di bidang pengelolaan sampah dan air limbah, membangun sarana dan prasarana IPAL untuk kawasan komersial Boulevard, penanganan air limbah rumah tangga dengan membangun sarana septic tank komunal dan Sanimas yang diharapkan dapat menggantikan jamban dengan type cubluk dengan prioritas lokasi sekitar bantaran sungai dan pantai.
Buku ini disusun oleh Tim ESP (Environmental Services Program) dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan sanitasi di kota Manado, mendukung tercapainya visi misi kota Manado yaitu “Manado Kota Pariwisata Dunia Tahun 2010 menuju terwujudnya masyarakat kota Manado yang aman, berdaya saing, sejahtera, berkeadilan dan bermartabat”.
Daftar Isi:
Bab 1. Gambaran Umum Kota Manado
Kota Wisata Kelas Dunia
Bab 2. Kondisi Sanitasi Terkini Di Kota Manado
Tak Ingin Ketinggalan, Pembnagunan Sanitasi Mulai Diprioritaskan
Masyarakat Sadar Jamban Layak, Air Limbah Dikelola Swasta
80 Persen Sampah Terangkut ke TPA
Persoalan Air Limbah di Kota Manado
Persoalan Persampahan di Kota Manado
Persoalan Drainase di Kota Manado
Persoalan Kesehatan Masyarakat di Kota Manado
Bab 3. Rencana Kedepan
Masa Depan Sanitasi Kota Manado
Program Penanganan Air Limbah Domestik
Harapan Kondisi Air Limbah di Kota Manado
Harapan Kondisi Drainase di Kota Manado
Harapan Kondisi Persampahan di Kota Manado
Dari Open Dumping ke Sanitary Landfill
Gotong Royong Bersihkan Penyakit
Master Plan Kota Sudah Kadaluarsa
Bab 4. Masyarakat Berbicara dan Berupaya
MCK Plus-Plus Sehatkan Masyarakat Miskin
Program USAID ESP Jatim di Mata Pena: Mozaik program kemitraan yang sejajar dengan kalangan media dan jurnalis
17 Februari 2010
811
Media massa, baik cetak maupun elektronik, mempunyai kekuatan besar untuk bisa menyampaikan informasi. Ini selain mempunyai daya jangkau yang luas, juga karena bahasa yang digunakan sangat popular sehingga mudah dimengerti pembaca.
Informasi yang disampaikan juga bisa menginspirasi masyarakat untuk berbuat sesuatu. Tak salah jika kemudian banyak laporan media massa yang bisa dijadikan sebagai bahan referensi bagi kegiatan mendatang.
Buku ini adalah ulasan media yang menurunkan laporan pekerjaan lapangan United Stated Agency for Development Program (USAID) Environmental Service Program (ESP) Jawa Timur di wilayah hulu-hilir Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas selama enam tahun masa kerjanya. Pekerjaan lapangan ESP ini adalah untuk mempromosikan, mendukung, dan mendorong perbaikan pengelolaan DAS atau daerah tangkapan air guna menunjang peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Daftar Isi:
Kata Pengantar
Daftar Isi
1. Sosialisasi Program
2. Dari Hutan Hingga Biogas untuk Sumber Air
3. Menyulap Sampah, Mengelola Tinja Agar Sehat
4. Air Bersih untuk Kaum Bawah
5. Jurus Jitu Menangkal Diare
Monitoring Kualitas Air oleh Masyarakat
Alifah Sri Lestari, dkk
17 Februari 2010
2.083
Monitoring kualitas air oleh masyarakat merupakan hal penting yang perlu dilaksanakan mengingat air merupakan kebutuhan hidup sehari-hari yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat desanya. Dengan demikian, maka perlu dilakukan upaya-upaya untuk pelestarian sumber air ini. Penggunaan yang intensif dari sumber daya air ini akan berpotensi terhadap penurunan kualitas air, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Buku ini terdiri dari 3 bagian yang mengupas segala informasi yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan Monitoring Kualitas Air oleh Masyarakat. Secara rinci masing-masing bagian dapat diuraikan sebagai berikut:
- Bagian 1 berisi tentang pengertian kegiatan monitoring kualitas air oleh masyarakat, tujuan, pentingnya kegiatan ini dilakukan dan pelaku kegiatan ini.
- Bagian 2 berisi tentang pengalaman Tim ESP Jawa Barat dalam melaksanakan program monitoring kualitas air oleh masyarakat ini. Pada bagian ini dijelaskan setiap kegiatan yang telah dilakukan oleh Tim ESP Jawa Barat bersama masyarakat di 10 desa di Sub-DAS Cikapundung Propinsi Jawa Barat. Di akhir bagian ini dituliskan hasil kegiatan serta cerita langsung dari masyarakat tentang pengalaman mereka melaksanakan kegiatan ini.
- Bagian 3 berisi panduan penyelenggaraan kegiatan monitoring kualitas air oleh masyarakat. Panduan penyelenggaraan menjelaskan uraian lengkap tentang metode-metode pengukuran yang dilakukan pada kegiatan monitoring ini. Setiap metode dijelaskan berdasarkan latar belakangnya, tujuan yang ditetapkan tujuan, alat dan bahan yang diperlukan serta langkah-langkah melakukan monitoring ini. Selain itu juga dilengkapi dengan catatan penting yang menjadi dasar pemahaman dari setiap indikator pengukuran dan metode yang digunakan. Pemahaman ini dikhususkan pada keterkaitan indikator kualitas air yang diukur dengan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat. Pada penjelasan setiap metode juga disertakan contoh-contoh formulir untuk mencatat data hasil pengukuran. Beberapa formulir juga menjelaskan penghitungan untuk mendapatkan hasil akhir dari penilaian kualitas air. Hasil akhir yang dicatat bisa dalam bentuk kualitatif maupun kuantitatif.
Buku ini sangat mudah dibaca dan dipelajari oleh wakil masyarakat yang ingin melakukan kegiatan monitoring kualitas air di daerahnya masing-masing. Buku ini sangat cocok digunakan untuk kelompok masyarakat yang benar-benar ingin memantau kualitas sumber airnya dalam rangka mewujudkan perbaikan pengelolaan sumber daya air secara khusus dan secara lebih luas mendukung terwujudnya perbaikan pengelolaan konservasi daerah aliran sungainya.
Daftar Isi:
Kata Pengantar
Ringkasan Eksekutif
Penulis
Daftar Isi
Bagian I: Apa Itu Monitoring Kualitas Air oleh Masyarakat
Pengertian Monitoring Kualitas Air oleh Masyarakat
Pentingnya Melakukan Monitoring Kualitas Air oleh Masyarakat
Pelaku Monitoring Kualitas Air oleh Masyarakat
Bagian II: Pengalaman Pelaksanaan Monitoring Kualitas Air oleh Masyarakat Di Sub-Das Cikapundung
Kegiatan Pilot Monitoring Kualitas Air oleh Masyarakat
Suara dari Lapangan
Bagian III: Panduan Pelaksanaan Kegiatan Monitoring Kualitas Air oleh Masyarakat
Pendahuluan
Pengukuran Debit Air
Pengukuran Kekeruhan Air
Pengukuran Kandungan Bahan Organik dalam Air
Pengukuran Kandungan Garam dalam Air
Pengukuran Kandungan Zat Besi dalam Air
Pengukuran pH
Pengukuran Kualitas Air dengan Indikator Biologi
Promosi Kesehatan dan Higinitas: Praktik-Praktik Terbaik dan Pembelajaran
Alifah Lestari, dkk
17 Februari 2010
1.016
STBM mengidentifikasi 5 kunci utama; 1) Masyarakat yang bebas dari praktik Buang Air Besar sembarangan, 2) Makanan aman dan pengelolaan air minum, 3) Fasilitas yang lengkap untuk mencuci tangan dengan sabun, 4) Pengelolaan sampah basah dan 5) pembuangan sampah yang teratur. Lima perilaku utama ini, dengan pengecualian nomor 4, adalah pusat program dari Program Jasa Lingkungan atau Environmental Services Program (ESP) dalam strategi Health & Hygiene (H&H).
Tujuan dari buku ”Promosi Kesehatan dan Higinitas: Praktik Terbaik dan Pembelajaran” adalah untuk memberikan gambaran terhadap desain dan pelaksanaan Strategi Komunikasi Health & Hygiene (H&H) dari ESP yang didanai oleh USAID dan untuk berbagi pengetahuan tentang ’apa yang dapat dilakukan’ dengan Pemerintah Indonesia dan masyarakat luas. Publikasi ini ditujukan untuk pemerintah lokal di kecamatan dan kelurahan, pengelola inisiatif-inisiatif air dan sanitasi, organisasi akar rumput seperti LSM, kader posyandu, pejabat kesehatan dan pendidikan, dan mereka yang berminat dengan program peningkatan kesehatan. Dokumen ini juga ditujukan untuk donatur dan badan kerjasama yang dapat memanfaatkan pengetahuan dan informasi didalamnya ketika merancang program-program yang bertujuan mencapai kebersihan secara berkelanjutan dengan potensi perluasan program.
Kedua puluh dua Praktik Terbaik dan Pembelajaran yang ada di sini adalah hasil proses yang melibatkan refleksi, analisis, dan pemahaman mengenai Strategi Komunikasi H&H dan keefektifan penerapannya di lapangan. Dokumen ini adalah hasil kerjasama antara Pemerintah lokal, pejabat bidang pendidikan dan kesehatan, guru sekolah, pimpinan masyarakat, dan staf ESP yang semuanya merupakan bagian penting dalam suksesnya program ini. Pertemuan, perbaikan materi komunikasi dan dokumen-dokumen proyek, wawancara di lapangan, semua berkontribusi dalam mengidentifikasi 4 perilaku kunci higinitas yang dianjurkan oleh ESP. Keempat kunci tersebut adalah; 1) Cuci Tangan pakai Sabun (CTPS), 2) pengelolaan sampah padat, 3) pengelolaan tinja anak yang aman, dan 4) air bersih.
Daftar Isi:
Daftar Isi
Ringkasan Eksekutif
Pengantar
Kerangka Kerja Program Health and Hygiene
1.1 Siklus Perpindahan Kuman Penyebab Penyakit Diare
1.2 Kerangka Kerja Peningkatan Higinitas untuk Menurunkan Tingkat Diare
1.3 Model ESP untuk Promosi Higinitas untuk Pencegahan Diare
Pesan-Pesan Komunikasi Perubahan Perilaku Health & Hygiene Integratif dan Perilaku STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)
Praktik Terbaik dan Pembelajaran dari Promosi H&H
3.1 Sekolah Bersih Hijau Sehat (SBHS)
3.2 Kampung Bersih Hijau dan Sehat
3.3 Pengembangan Kapasitas Jejaring Lokal
3.4 Advokasi CTPS Di Tingkat Nasional dan Regional
3.5 Penelitian, Monitoring dan Evaluasi
Rekomendasi