Buku

This study led by Mercy Corps Indonesia, Urban Program, period April-August 2007, location in municipality of North Jakarta, Kecamatan Cilincing, Kelurahan Kalibaru, and Municipality of Central Jakarta, Kecamatan Johar Baru, Kelurahan Kampung Rawa.
 
The research examined macro and micro-level conditions through; a review of national and regional land law, policy, and administration, and a community level survey and case studies on land use, land market, and land tenure conditions in DKI Jakarta.

Table of Contents:

Section I. Urban Land Study Overview

Section II. Current Conditions: Land Law, Administration & Use

Section III. Mercy Corps’ Urban Case Study Research

Section IV. Research Findings

Section V. Research Conclusions

This bulletin is excerpted from the final chapter of the book Nineteen: The Lives of Jakarta Street Vendor, a Mercy Corps Indonesia publication. The chapter was developed to step back and consider key issues that are shared by the urban poor. Each issue highlights challenges and opportunities commonly experienced by the vendors, along with supporting national or international data.

Table of Contents:

Prologue 

Land Tenure Insecurity

Personal Legal Status

Basic Urban Services

Access to Capital and Financial Services

Social Relationships and Networks

Women’s Working Roles

References

Table of Contents:

Major Cities of Indonesia

JABODETABEK (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi)

The Evolution of Jakarta

DKI Jakarta Profile

DKI Jakarta Poverty Map

DKI Jakarta Slum Areas

DKI Jakarta Illegal Settlements (Squatters)

DKI Jakarta Flood Map (2002 & 2007)

Flood Affected Poor Households (2007)

Flood Affected Slum Areas (2007)

DKI Jakarta Vulnerable Areas: Slum, Flood Prone, High Density of Poor

DKI Jakarta Industrial Areas

Poor Households in Industrial Areas

Slum Settlements in Industrial Areas

Mercy Corps – Urban Program Working Areas in DKI Jakarta - 2008

Sudah menjadi rahasia umum bahwa pemerintah kota tidak selalu sanggup menangani sampah yang ada di kawasannya. Mereka masih membutuhkan dukungan keterlibatan dari banyak pihak. Termasuk juga keterlibatan masyarakat penghuni dari kawasan-kawasan permukiman di wilayahnya. Suatu sistem Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (PSBM) dicirikan oleh adanya keterlibatan masyarakat penggunanya dalam perencanaan dan pengoperasiannya. Sustu sistem PSBM akan memiliki pola operasi yang sesuai dengan kemampuan dan kemauan masyarakat penggunanya. Kesesuaian ini tentu akan membuat keberlanjutan dari suatu PSBM dapat lebih terjaga.
 
Buku ini menjabarkan tentang sistem PSBM berikut tahap-tahap pengembangannya. Buku ini ditujukan untuk para pemangku kepentingan (stakeholders) urusan persampahan kota. Termasuk di dalamnya adalah kelompok-kelompok masyarakat yang ingin mengembangkan PSBM dan pihak-pihak lain yang ingin membantu masyarakat.
 
Buku ini dibagi menjadi 4 bagian. Bagian pertama berisikan beragam informasi seputar klasifikasi sampah permukiman, prinsip Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat, komponen teknis PSBM terpadu, dan pola PSBM. Bagian kedua menjelaskan tentang tahap-tahap awal yang harus dilakukan untuk menyiapkan masyarakat dalam pengembangan dan pengoperasian PSBM. Bagian ketiga menjelaskan beberapa potensi kawasan permukiman yang harus diketahui sebelum perencanaan PSBM dapat dilakukan. Bagian empat berisikan tentang proses menyusun rencana PSBM. Kelompok penggerak bersama-sama dengan warga menyusun suatu rencana pengelolaan sampah. Menentukan jenis pewadahan sampah terpilah, pola pengumpulan sampah, teknik pengolahan sampah, dan pengomposan. Termasuk menentukan sumber dana untuk membiayai PSBM dan administrasi pengelolaan sistem ini.
 
”Saatnya Masyarakat Berkawan“ merupakan lanjutan dari buku ”Kalau Sulit Dilawan Jadikan Kawan“ yang sudah lebih dulu diterbitkan.

Daftar Isi:

Bagian 1. Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat
Klasifikasi Sampah Permukiman
Prinsip Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat
Komponen Teknis PSBM Terpadu
Pola Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat

Bagian 2. Menyiapkan Masyarakat
Membentuk Kelompok Penggerak
Membangkitkan Kesadaran Masyarakat
Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat

Bagian 3. Menaksir Potensi Wilayah
Potensi Fisik
Potensi Sampah
Potensi Masyarakat
Potensi Kemitraan

Bagian 4. Menyusun Rencana Pengelolaan Sampah
Strategi Pengelolaan Sampah
Pengolahan Sampah
Pengumpulan Sampah
Pembiayaan

Bagian 5. Penutup

Tanggal 29 November hingga 3 Desember ini dapat dipastikan perhatian seluruh tukang ledeng, seluruh jajaran PDAM di Indonesia, bahkan juga para stakeholdernya, tertuju ke Pulau Batam di Riau Kepulauan. Di kota pulau yang saling berhadapan dengan Singapura itu berlangsung Musyawarah Antar Perusahaan Air Minum (MAPAM) ke-11. Tema MAPAM XI yakni ”Meningkatkan Profesionalisme PDAM Menjawab Peluang dan Tantangan Pembangunan Berkelanjutan di Bidang Air Minum dan Pencapaian MDGs“.
 
Tak lepas dari tema itu, patut pula kita simak best practice beberapa PDAM yang diangkat sebagai laporan utama MAM edisi ini. Menampilkan keberhasilan, kelebihan, prinsip dasar dan kiat-kiat PDAM yang sehat untuk keteladanan bagi PDAM yang lainnya.

Percik Yunior kali ini kembali mengajak teman-teman untuk memperhatikan lingkungan sekitar rumah, terutama mengenai air di rumah. Betapa pentingnya menggunakan air yang bersih untuk semua keperluan sehari-hari, juga mengelola air limbah buangan bekas mandi, cuci, dan masak supaya tidak mencemari lingkungan sekitar kita.

Selain itu, di edisi ini kita juga diajak berkenalan dengan hydrilla verticillata, si tumbuhan air yang bermanfaat untuk rehabilitasi air yang tercemar, tempat yang dikenal keramat, Sendang Senjoyo di Semarang, serta percobaan membolak-balik air (Reverse Osmosis). Selamat membaca teman-teman...

Bumi semakin panas. Teman-teman pasti merasakannya. Terasa kalau sinar matahari lebih panas. Terasa kalau asap kendaraan bermotor semakin membuat kita sulit bernafas. Terasa kalau musim sudah sulit ditentukan. Petani pun bingung menentukan masa tanam dan nelayan tak kunjung mendapat ikan. Ya, semua penghuni bumi merasakan pemanasan global.

Hmmm, kenapa ya terjadi pemanasan global Semua terjadi akibat ulah manusia sendiri. Manusia memang sangat pintar membuat teknologi, tapi tidak bisa mengendalikannya. Akibatnya terjadi polusi udara hingga menyebabkan pemanasan global.
 
Mombi SD  kali ini mengungkap tema mengenai polusi dan pemanasan global. Selain itu juga akan dibahas tentang efek rumah kaca, kebakaran hutan, ozon, fungsi pohon, kampanye penyelamatan bumi dan lingkungan, serta tidak ketinggalan aneka cerita dan dongeng yang menarik juga disajikan di edisi ini. Selamat membaca...

 Knowledge Links is a development consultancy organization having its core competence in the area of capacity development for community led change initiatives. Rural water supply and sanitation, disaster management, sustainable livelihoods and health constitute the domain expertise of the organization. Capacity building, action learning, research and studies, development of monitoring and evaluation and knowledge management systems, making documentary films on development issues are the core activities. Knowledge Links is the pioneering institutional agency in India to start capacity building in Community Led Total Sanitation (CLTS).

Contents:

About Knowledge Links

Our Experience

CLTS Training on Scale: An exercise in action learning

Our Approach to training

Modules of the CLTS training

Other CLTS Initiatives

 Pustaka ini berisi materi presentasi acara Pertemuan Nasional AMPL-BM Ditjen Pembangunan Daerah, Depdagri di Hotel Mercure Rekso, Jakarta tanggal 2-4 November 2009 lalu.

Daftar Isi:

 Pelaksanaan Kebijakan Nasional AMPL Berbasis Masyarakat di Daerah: Adopsi Prinsip Keberlanjutan Pembangunan AMPL

 Sanitasi Sekolah Program WES – UNICEF (Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat)

 Kontribusi Program AMPL-BM Terhadap Pencapaian Sasaran Pembangunan Air Minum dan Sanitasi

 Pengelolaan Data AMPL: Masalah, Capaian dan Manfaat (Pokja AMPL Kab. Bangka)

 Implementasi STBM di Kabupaten Sumedang (Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang)

 Program Water and Sanitation for Low Income Communities (WSLIC Pola Mandiri) Kabupaten Sumenep Tahun 2006-2009

Ketika kita membaca atau mendengar berita kerusakan lingkungan, masalah kesehatan atau masalah pembangunan, seringkali kita tidak menyadari bahwa masalah gender berada didalamnya. Kesempatan, peran dan beban sosial berbeda antara perempuan dan laki-laki. Perbedaan ini tidak menjadi masalah sepanjang tidak mengarah kepada ketidak-adilan dalam pembangunan dan kehiduapan. Namun dalam kenyataan, perempuan lebih banyak dirugikan. Situasi ini yang dikenal dengan ketidak-adilan gender langsung atau tidak langsung terkait dan mengait dengan masalah kesehatan dan masalah lingkungan.
 
Sesuai dengan misi G-help meningkatkan pemahaman tentang saling keterkaitan antara masalah gender, kesehatan dan lingkungan, buku ini merupakan kumpulan 53 tulisan pendek yang mengangkat fakta keterkaitan masalah-masalah tersebut di Indonesia. Kumpulan tulisan disusun menurut dua tema besar, yaitu lingkungan dan kesehatan, dan gender. Sumber pokok tulisan berasal dari berita surat kabar nasional, terutama Kompas dan Media Indonesia, serta surat kabar daerah tahun 2007-2009 dan bahan terkait lain tentang masalah gender, kesehatan dan lingkungan.

Daftar Isi:

Kata Pengantar

1. Lingkungan dan Kesehatan

Pengantar I.

Kerusakan Lingkungan Akibat Ulah Manusia (Man-made Disaster), dan Dampaknya Bagi Kesehatan
- Potret Kerusakan Lingkungan
- Dampak Kerusakan Lingkungan terhadap Kesehatan

2. Gender

Pengantar II.

Ketidaksetaraan dan Ketidakadilan gender di Indonesia

Penutup

Pembangunan Berwawasan Gender