Karya Ilmiah

Studi Potensi Ekonomi Pemanfaatan Limbah Minyak Tanah (Kerosene) Industri Tekstil Printing Sebagai Bahan Bakar Alternatif (Studi Kasus : PT. Sekar Bangawan, Karanganyar)

SUGIARTI, NIM. L2J002743   2007 1.118

PT. Sekar Bengawan di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah merupakan industri tekstil printing yang pada prosesnya dihasilkan limbah minyak tanah sebesar 1,25 m3 per hari . Berdasarkan uji teknis limbah minyak tanah memiliki karakteristik yaitu nilai kalor sebesar 42,772 MJ/kg, Emisi SO2 0,08359 mg/m3 dan NO2 0,13518 mg/m3, dan dapat digunakan sebagai bahan bakar dengan perbandingan lama waktu, volume dan berat jelaga dengan minyak tanah berturut – turut adalah 1,72 , 1, 6 dan 3, 1 kali lebih besar dari minyak tanah. Berdasarkan analisa pemaparan gas SO2 dan NO2, indeks bahaya untuk wanita dewasa adalah 0,412 ; pria dewasa 0,272 ; anak-anak usia 6-12 tahun 0,274 ; dan anak umur 2-6 tahun 0,2725. Dengan indeks bahaya kurang dari satu, maka limbah minyak tanah tidaka akan menimbulkan dampak kesehatan. Berdasarkan kondisi tersebut limbah minyak tanah dapat dimanfaatkan kembali (reuse) dan dicari potensi ekonominya dengan dijual ke pasar. Segmen pasar yang menjadi tujuan adalah rumah tangga dan pedagang kaki lima dengan harga jual Rp.1175 / liter akan menghasilkan keuntungan Rp. 22.643.437,5 per bulan dan jika dibuang ke pengolah limbah B3 akan menelan biaya Rp.50.625.000 per bulan.

Pustaka ini tersedia di Perpustakaan Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Telp. 024-76480678 (Ibu SRI)

 

Studi Evaluasi Dan Pengembangan Pengelolaan Persampahan Kota Banyuwangi

NIKEN RETNO W., NIM. L2J002732   2007 889

Constructed wetlands adalah salah satu teknologi alternative pengolahan air limbah dengan konsep natural treatment. Constructed wetlands adalah sebuah kolam dangkal yang didalamnya terdapat beberapa macam substrat seperti tanah atau kerikil dan tanaman air. Constructed wetlands ini memanfaatkan aktivitas mikroorganisme yang terdapat di dalam tanah dan tanaman untuk mengolah air limbah. Sistem constructed wetlands dapat digunakan untuk menurunkan parameter BOD, COD, TSS, Nitrogen, Fosfor, pathogen dan logam berat dalam air buangan domestik ataupun air buangan industri. Dalam penelitian ini menggunakan sistem free water surface dan menggunakan tanaman kangkung air. Konsentrasi air limbah domestik dan waktu tinggal digunakan sebagai variabel dan parameter yang diteliti yaitu COD, TSS dan Total Nitrogen. Efisiensi tertinggi pada penghilangan COD terjadi pada reaktor 100 % pada hari ke-10 sebesar 53,692%, pada penghilangan TSS, efisiensi tertingginya terjadi pada reaktor 100 % pada hari ke-10 sebesar 68,727 % dan pada penghilangan Total Nitrogen, efisiensi tertinggi terjadi pada reaktor 100 % pada hari ke-10 sebesar 42,728 %.

 

Pustaka ini tersedia di Perpustakaan Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Telp. 024-76480678 (Ibu SRI)

 

Pengaruh Waktu Reaksi Dari Waktu Stabilisasi Pada SBR (Sequencing Batch Reactor) Aerob Dengan Penambahan Karbo Aktif Terhadap Penurunan COD (Chemical Oxygen Demand)

NURSITA WIJAYANTI, NIM. L2J002734   2007 1.220

Sequencing Batch Reactor (SBR) merupakan proses pengolahan biologis yang umum digunakan untuk menghilangkan bahan–bahan organik terlarut dengan bantuan mikroorganisme terutama bakteri dalam proses degradasi materi organik tersebut. Sequencing Batch Reactor (SBR) aerob terdiri atas fase pengisian (fill), reaksi (react), pengendapan (settle), pengurasan (draw), dan fase idle. Penelitian ini, fase idle akan difungsikan sebagai proses stabilisasi, seperti pada kontak stabilisasi  dimana biomassa diareasi selama waktu tertentu agar zat organik yang tersimpan dioksidasi sehingga kapasitas penyimpanan kembali normal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui  pengaruh waktu reaksi dan waktu stabilisasi terhadap efisiensi penyisihan COD pada SBR aerob dengan penambahan karbon aktif. Dalam penelitian ini digunakan reaktor dari bahan plastik dengan diameter 25 cm dan tingginya 25 cm, volume air limbah dalam reaktor adalah 5 liter  dan volume lumpur adalah 35% dari volume air limbah yaitu 1,75 liter. Limbah yang digunakan adalah limbah artificial larutan glukosa dengan konsentrasi COD 1032,5 mg/l. Sebagai variabel bebas adalah waktu reaksi: ( 0,5 ; 1 ; 1,5 ; 2 jam) dan waktu stabilisasi: (3 ; 4; 5 ; 6 jam), sedangkan variabel terikatnya adalah penyisihan COD. Penambahan karbon aktif granular (GAC) sebagai adsorbent yang dikombinasikan dengan sistem tersuspensi (SBR) diharapkan dapat menyisihkan COD dengan lebih baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyisihan COD  yang paling optimum terjadi pada variasi waktu reaksi 1 jam dan waktu stabilisasi 6 jam yaitu sebesar 97,02 %. Penyisihan COD dengan GAC mampu lebih baik daripada tanpa GAC.

Pustaka ini tersedia di Perpustakaan Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Telp. 024-76480678 (Ibu SRI)

 

Penurunan Konsentrasi COD, TSS, Total Nitrogen Air Limbah Domestik Dengan Constructed Wetlands menggunakan Tanaman Kangkung Air (Ipomoea Aquatica)

NIA SAGITA, NIM. L2J002731   2007 1.098

Constructed wetlands is an alternative of wastewater treatment technology using natural treatment concept. Constructed wetlands is a shallow pond containing some sorts of substrate e.g dirt, gravel and water plant. Constructed wetlands employed activities of microorganisme in the soil and plants to treat the wastewater. Constructed wetlands system can be used to remove BOD, COD, TSS, Nitrogen, Phosphor, Pathogenes and heavy metals in domestic wastewater or in industrial wastewater. This research employed free water surface system and Ipomoea aquatica plant. Concentration of domestic wastewater and detention time were the variables and the parameters examined were COD, TSS and Total Nitrogen. The highest efficiency of COD removal which was 53,692 %, was achived in 100 % reactor on the 10th day. The highest efficiency of TSS removal, which was 68,727 %, was achived in 100 % reactor on the 10th day and the highest efficiency of Total Nitrogen removal, which was 42,728 %, was achived in 100 % reactor on the 10th day.

Pustaka ini tersedia di Perpustakaan Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Telp. 024-76480678 (Ibu SRI)

 

Pengaruh Gradien Kecepatan (G) Dan DO (Dissolved Oxygen) Terhadap Penyisihan COD Dan Ammonia (NH3) Dengan Simultaneous Nitrification Denitrification (SND) Pada Sistem Lumpur Aktif

NURMETA DIANA F., NIM. L2J002736   2007 1.426

Lumpur aktif merupakan proses pengolahan biologi yang memanfaatkan aktivitas mikroorganisme untuk mendegradasi materi organik tersuspensi,terkoloid dan terlarut dalam air limbah dalam kondisi aerobik Sistem lumpur aktif terdiri atas tangki aerasi, tangki pengendap dan recycle lumpur. Penelitian ini bertujuan untuk  mengetahui pengaruh gradien kecepatan (G) dan konsentrasi oksigen terlarut (DO) terhadap efisiensi penyisihan COD dan ammonia dengan Simultan Nitrifikasi-Denitrifikasi (SND). SND merupakan modifikasi pengolahan biologi nitrifikasi-denitrifikasi dimana zona aerobik dan anoksik terjadi dalam 1 proses. Dalam penelitian ini reaktor yang digunakan terdiri dari tangki aerasi dengan volume 5 liter dan tangki pengendapan dengan volume 2,5 liter. Limbah yang digunakan adalah limbah buatan larutan glukosa dengan konsentrasi COD 1025,82 mg/l. Sebagai variabel bebas adalah konsentrasi DO : (0,5-1), (1-1,5), (1,5-2), (2-2,5) mg/l) dan gradien kecepatan (10-40), (40-70), (70-100), (100-130)/ detik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyisihan ammonia yang paling baik, yaitu 80.51 % terjadi pada G (10-40) /detik dan DO (1.5-2) mg/l. Penyisihan COD terbaik  yaitu 98.91 % terjadi pada G (10-40) /d dan DO (2-2.5) mg/l.

Pustaka ini tersedia di Perpustakaan Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Telp. 024-76480678 (Ibu SRI)

 

Studi Potensi Pemanfaatan Gas (Biogas) Sanitary Landfill TPA Banyuurip Sebagai Sumber Energi Alternatif Gas Medium BTU Dan Pembangkit Listrik (Studi Kasus Kota Magelang)

MIRADIAN ISYANA W., NIM. L2J002724   2007 1.764

Biogas merupakan sumber energi alternatif yang berasal dari proses pembusukan sampah organik di suatu Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. Kota Magelang memiliki komposisi sampah dengan prosentase materi organik sebesar  69,65% sehingga TPA Banyu Urip memiliki potensi menghasilkan biogas untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif.
Studi ini bertujuan untuk mengetahui kuantitas dan potensi ekonomi biogas TPA Banyu Urip untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif, dua diantaranya adalah gas medium Btu untuk bahan bakar alternatif mesin boiler industri dan pembangkit listrik. Metode penelitian dilakukan melalui sampling timbulan dan komposisi sampah sesuai dengan SNI 19-3964-1994 dan kemudian diprediksi kuantitas biogas yang terbentuk menggunakan model LandGEM (Landfill Gas Emission Model) versi 3.02.
Dari hasil studi didapatkan bahwa biogas yang dihasilkan oleh TPA Banyu Urip tidak berpotensi untuk dimanfaatkan menjadi gas medium Btu karena kuantitasnya tidak memenuhi input minimum yang dibutuhkan mesin boiler industri, akan tetapi TPA Banyu Urip berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik skala kecil  53,09 kW.  Pemanfaatan biogas TPA Banyu Urip menjadi pembangkit listrik skala kecil dapat menghasilkan pendapatan sebesar Rp. 13.804.645.996,00.
 

Pustaka ini tersedia di Perpustakaan Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Telp. 024-76480678 (Ibu SRI)

 

Redesain Instalasi Pengolahan Lindi TPA Benowo Surabaya

MEILANI SAINTIFIKA, NIM. L2J000779   2007 1.259

Leachate treatment is a part of an integrated and environmentally solid waste treatment problems which could never be separated from them. Benowo landfill is the only solid waste landfill to Surabaya’s people, which is placed in the center area of Benowo’s potential shrimp and salt embankment. Leachate treatment plant which has built in Benowo landfill is expected to be able to treats leachate well even if safe for the environment. But the actual fact and the design evaluation show that the discharge of leachate have not meet the requirements of the wastewater treatment regulation on SK Gubernur Jawa Timur No 45 Tahun 2002 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Industri atau Kegiatan Usaha Lainnya ; especially for five major parameters, which are include : TDS (12195 mg/L), COD (2000 mg/L), BOD (840 mg/L), oil & grease (127,50 mg/L), and N (629,51 mg/L). Therefore, redesign of Benowo leachate treatment plant have to be done in order to minimizes the environmental problems which may be arisen. The redesign proccess of Benowo leachate treatment plant will be done by using several steps as follows : 1)evaluation and analysis of leahate quantity (leachate flowrates), 2)evaluation and analysis of leahate quality, 3)evaluation and analysis of pollutants removal procentation in each treatment unit, 4)evaluation and analysis of leachate treatment plant existing design condition, 5)optimation alternatives and improvement recommendation for each treatment unit. Benowo leachate treatment plant which has been redesigned must be able to treats leachate so that the leachate effluent discharge can be met the wastewater regulation on SK Gubernur Jawa Timur No 45 Tahun 2002 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Industri atau Kegiatan Usaha Lainnya.

Pustaka ini tersedia di Perpustakaan Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Telp. 024-76480678 (Ibu SRI)

 

Detail Engineering Design (DED) Instalasi Pengolahan Air Lindi TPA Muarareja Kota Tegal

KARTIKA RARAS H., NIM. L2J002713   2007 4.330

Pengolahan lindi merupakan salah satu alternatif untuk mewujudkan pengelolaan sampah secara terpadu dan berwawasan lingkungan. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Muarareja merupakan satu-satunya TPA bagi warga Kota Tegal yang terletak diantara area tambak yang masih potensial. TPA ini masih menerapkan sistem open dumping dan belum memiliki unit pengolahan air lindi sehingga perlu direncanakan unit pengolah yang dapat menangani air lindi tersebut secara baik dan menghasilkan kualitas lindi yang dapat memenuhi baku mutu sesuai Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah No. 10 Tahun 2004 Tentang Standar Kualitas Badan Air dan Kriteria Baku Mutu Limbah Cair untuk Kegiatan Industri atau Kegiatan Usaha Lainnya. Dari analisa laboratorium parameter-parameter yang melebihi baku mutu adalah TDS (15800 mg/L), Klorida (25264 mg/L), Phospat (22,06 mg/L), Sulfat (3,866 mg/L), Amonia (76,20 mg/L), BOD (684 mg/L), COD (1597 mg/L) dan MBAS (685 mg/L). Proses perencanaan unit pengolahan air lindi TPA Muarareja dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu : 1) Merencanakan pipa air lindi dari outlet TPA ke inlet IPAL, 2) Mengidentifikasi kualitas dan kuantitas air lindi, 3) Merencanakan dan menganalisis alternatif unit pengolahan air lindi, 4) Mendesain unit pengolahan air lindi serta menghitung biaya yang dibutuhkan untuk membangun unit pengolahan tersebut. Desain unit pengolahan air lindi tersebut harus mampu mengolah lindi sehingga efluennya memenuhi standar baku mutu tersebut dan diharapkan tidak mencemari lingkungan.

Pustaka ini tersedia di Perpustakaan Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Telp. 024-76480678 (Ibu SRI)

 

Desain Insinerator Sebagai Teknologi Pendukung Pengolahan Persampahan Di TPA Banyuurip Magelang

ENDAR ADI WIRAWAN, NIM. L2J002703   2007 1.229

Pengolahan persampahan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) akhir – akhir ini menghadapi banyak permasalahan, salah satunya adalah ketersediaan lahan yang terbatas untuk pengembangan TPA. Sehingga perlu dipikirkan alternatif pengolahan yang dapat digunakan unuk membantu pengolahan persampahan di TPA. Insinerasi adalah proses yang memungkinkan materi combustible (bahan mudah terbakar) pada limbah domestik perkotaan mengalami pembakaran. Type insinerator yang digunakan secara luas untuk pengolahan limbah domestik perkotaan adalah multiple chamber incinerator (insinerator dua ruang pembakaran), yang terdiri dari ruang bakar primer yang bekerja pada temperature 600 – 800oC yang berfungsi untuk membakar limbah padat menjadi abu, dan ruang bakar sekunder yang berfungsi untuk membakar gas dari hasil pembakaran pada ruang bakar pertama, ruang bakar ini berkerja pada temperature 800 – 1000oC. Selain itu insinerator dilengkapi dengan alat pengendali pencemaran udara yang berfungsi untuk mengolah gas buang sisa pembakaran sehingga gas yang diemisikan ke lingkungan memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan.

Pustaka ini tersedia di Perpustakaan Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Telp. 024-76480678 (Ibu SRI)

 

Pengolahan Limbah Cair Menggunakan AOP (Advanced Oxidation Processes) Ozon -UU Pada Limbah Cair Industri Minyak Terhadap Variasi Konsentrasi Ozon Dan Waktu Detensi

SITI SUPRIYATIN, NIM. L2J002741   2007 2.287

Research using AOP (Advanced Oxidation Processes) ozone-UV from oil industry  wastewater had been carried out. AOP (Advanced Oxidation Processes) method is an oxidation process using hidroxyl radical capable of oxidizing pollutant in wastewater. This research was conducted to investigate the efficiency of AOP ozone-UV by analyzing the impact of ozone concentration and detention time toward the removal of COD and TS. Ozone concentration yielded from gas source in the form of oxygen entered into ozone generator. The effect of ozone concentration and detention time were investigated. Variation of ozone concentration (1.4 mg/l, 2.0 mg/l, 2.8 mg/l, 3.4 mg/l and 3.5 mg/l) and detention time (5 minutes, 10 minutes, 15 minutes, 20 minutes and 25 minutes). Sampel analysed as much 25. Research showed that the highest efficiency of COD removal, which was 80,37% and TS was 65,52%, was achieved at 3.5 mg/l ozone concentration and 25 minutes detention time. It is concluded that the higher ozone concentration then the higher the COD and TS removal would be achieved. Similiarly, the longer

Pustaka ini tersedia di Perpustakaan Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Telp. 024-76480678 (Ibu SRI)