Laporan/Prosiding

Assessment of Resource Flows in the Water Supply and Sanitation Sector: Ethiopia Case Study (Water Supply & Sanitation Working Notes, no.2, January 2005)

Opeter L. Watson, Joseph Gadek, Eyob Defere, Catherine Revels   Th. 747

The background paper focused on analyzing WSS targets as set out in Ethiopian policy and strategy documents, the wishes of the population, and the Millenium Development Goals (MDGs), describing the current situation in the WSS sector in Ethiopia, examining expenditure patterns in the sector to determine, elaborating “development scenarios” for the sector for the next year 25 years, analyzing financial and other constraints on the government’s ability to meet its targets, suggesting options for removing constraints and improving  sector performance, and assessing the feasibility of achieving sectoral goals.
 
This study appears to have been the first attempt to consolidate all expenditures for the Ethiopian WSS sector to give an indicative picture of the level of funding, in both absolute terms and per capita figures. The results are alarming; the low levels of investment clearly explain why the levels of service are so dreadfully low. The results of the flow-of-financing study constitute a first step toward better tracking of investments, with the objective of setting realistic financing goals that would then translate into improved levels of service.

Table of Contents:

1. Introduction

2. Data Collection Methodology

3. Data Adequacy

4. Findings

5. Suggested Next Steps on Analyzing WSS Resources Flows in Ethiopia

6. Conclusion

Bibliography

Annexes:
1. Regional Population Data
2. Regional WSS Expenditure Data
3. Suggested Data Collection Templates
 

Kota-Kota Dalam Transisi: Tinjauan Sektor Perkotaan pada Era Desentralisasi di Indonesia (Working Paper No.7, Esat Asia Urban Working Paper Series)

Th. 763

 Lajunya urbanisasi dewasa ini memberikan beban bagi kota-kota di Indonesia, terutama bagi masyarakat miskin kota. Pelayanan kota yang ada tidak memadai untuk melayani penduduk yang terus berdatangan ke kota, yang pada akhirnya tersia-siakan selama bertahun-tahun semakin terlupakan terutama setelah adanya krisis. Desentralisasi menyediakan kesempatan dan juga ancaman dalam meningkatkan pelayanan kota. Kebijakan yang ada memungkinkan pengelolaan kota menyelesaikan permasalahan penduduk kota, namun di saat yang sama, implementasi yang terburu-buru serta kerangka yang belum lengkap dapat semakin menahan kemajuan kota. Agar kota-kota dapat menghadapi tantangan masa kini dan potensi masa depan, pemerintah pusat harus menyelesaikan agenda desentralisasi yang membuat pemerintah daerah dapat bertanggung jawab sepenuhnya, sementara kota-kota harus berjuang untuk menanggapi aspirasi masyarakat lokal dengan meningkatkan pelayanan kota, mengurangi kemiskinan, dan mempromosikan pengembangan ekonomi lokal.
 
Studi ini mencakup lokakarya stakeholder tingkt kota dan diskusi yang mendalam dengan perwakilan terpilih, birokrat, anggota dari pihak swasta, LSM  dan ormas (terutama yang terlibat dengan kelompok miskin perkotaan), dan konstituen yang relevan di kota-kota tersebut.  Data yang lebih lengkap tentang kasus studi kota-kota, membahas struktur kepemerintahan, pembiayaan pemerintah kota, pelayanan perkotaan, lahan dan perumahan, dan kemiskinan perkotaan juga dikumpulkan dan dianalisa. Dimensi tinjauan sektor perkotaan (Cities Speak) mempersembahkan bukti-bukti langsung dari kota-kota dalam hal penyebaran proses desentralisasi segera setelah periode pasca desentralisasi, dilengkapi dengan lokakarya tingkat nasional yang diselenggarakan di Jakarta merupakan aspek penting dan menjadi nilai tambah bagi studi ini.

Daftar Isi:

Kata Pengantar
Tanda Terimakasih
Pendahuluan
Ringkasan Eksekutif
Pengantar
Krismon

Bab I. Konteks bagi Perubahan
Latar Belakang
Perkembangan Terbaru
Desentralisasi: Sebuah “Big Bang”

Bab II. Desentralisasi dan Tata Pemerintahan Lokal
Desentralisasi: Kerangka Kebijakan dan Peraturan
Kerangka Kelembagaan yang Mengatur Urusan Perkotaan
Pendanaan Pemerintahan Lokal
Perubahan-Perubahan Lain yang Terjadi pada Pemerintah Daerah

Bab III. Urbanisasi: Tekanan Meningkat, Respon yang Tak Pasti
Kemiskinan Perkotaan di Indonesia
Lahan dan Perumahan Perkotaan
Penyediaan Pelayanan Kota
Pengembangan Ekonomi Daerah
Isu-Isu Lingkungan Perkotaan

Bab IV. Tinjauan Kegiatan Sektor Perkotaan
Gambaran Umum Bantuan Pembangunan
Kisah Dua Program
Pelajaran yang Dapat Diambil
Paradigma Baru Pinjaman Sektor Perkotaan: UPP dan USDRP

Bab V. Kerangka untuk Pertumbuhan Kota yang Berkelanjutan di Indonesia
Kebijakan Pengembangan Perkotaan Nasional
Prinsip-Prinsip Panduan dan Pendekatan
Tanggapan terhadap Tantangan: Perubahan Kota yang Lebih Lanjut
 

Ringkasan Studi Promosi Kegiatan-Kegiatan Lingkungan Berbasis Masyarakat di Indonesia (2007)

Th. 637

Studi ini bertujuan untuk mendukung kegiatan-kegiatan peningkatan lingkungan berbasis masyarakat di Indonesia, dimana sejumlah proyek pinjaman ODA telah dilaksanakan dengan membangun sebuah jaringan diantara organisasi-organisasi kunci, termasuk pemerintah pusat, pemda, dan LSM, untuk membagi pengalaman mereka, dan dengan melaksanakan proyek percontohan (pilot project) yang membantu kegiatan lingkungan setempat yang berkaitan dengan 3R (Reduce, Reuse, dan  Recycle) di DKI Jakarta.
 
Pustaka ini berisi laporan ringkasan proses studi JBIC tentang promosi kegiatan lingkungan berbasis masyarakat di Indonesia.
 

Laporan Akhir Studi Promosi Kegiatan-Kegiatan Lingkungan Berbasis Masyarakat di Indonesia

Th. 806

Studi ini bertujuan untuk mendukung kegiatan-kegiatan peningkatan lingkungan berbasis masyarakat di Indonesia, dimana sejumlah proyek pinjaman ODA telah dilaksanakan dengan membangun sebuah jaringan diantara organisasi-organisasi kunci, termasuk pemerintah pusat, pemda, dan LSM, untuk membagi pengalaman mereka, dan dengan melaksanakan proyek percontohan (pilot project) yang membantu kegiatan lingkungan setempat yang berkaitan dengan 3R (Reduce, Reuse, dan  Recycle) di DKI Jakarta.
 
Fokus utama studi adalah 3R pengelolaan sampah, oleh karena itu 15 dari 21 good practices berhubungan dengan pengelolaan sampah dengan 3R.

Daftar Isi:

1. Pendahuluan
2. Tugas 1: Survey Good Practices Kegiatan-Kegiatan Lingkungan Berbasis Masyarakat
3. Tugas 2: Membentuk Suatu Jaringan untuk Berbagi Pengalaman mengenai Pendidikan Lingkungan
4. Task 3: Mendukung Kegiatan-Kegiatan Lingkungan Berbasis Masyarakat
5. Lokakarya
6. Tugas 4: Pelajaran-Pelajaran yang Dapat Dipetik

Apendiks:

1-1. Lembar Survey Kuesioner
1-2. Daftar Organisasi-organisasi yang Dikontak
1-3. Database Organisasi-Organisasi yang Terkait dengan Kegiatan-Kegiatan Lingkungan Berbasis Masyarakat (CD)
2-1 Materi Presentasi tentang Rencana Pendirian Jaringan untuk Berbagi Penegtahuan dan Pengalaman Kegiatan Lingkungan diantara Organisasi-Organisasi yang terkait
2-2 Surat kepada Kelompok Kerja AMPL yang Diketuai oleh BAPPENAS
2-3 Rencana Implementasi Kegiatan-Kegiatan Jaringan (Draft)
3-1 Surat Perjanjian tentang Implementasi Proyek Percontohan, dikeluarkan oleh Kepala Departemen, Dinas Kebersihan
3-2 Laporan Pelatihan Kader-Kader Lingkungan (pada balai pertemuan umum RW 01 7 Oktober 2007)
3-3 Materi Pelatihan untuk Kader-Kader Lingkungan
3-4 Laporan Kunjungan Kerja 3R di DKI Jakarta (11 November 2007)
3-5 Laporan Survey Pemasaran Kompos
3-6 Materi-Materi Presentasi Para Pembicara pada Lokakarya 16 Januari 2008 dan daftar Peserta Lokakarya
3-7 Tantangan-tantangan dan Faktor-Faktor Pengkontribusi pada Kegiatan-kegiatan Peningkatan Lingkungan Berbasis Masyarakat (disarikan dari Booklet Good Practices Kegiatan-kegiatan Lingkungan Berbasis Masyarakat di Indonesia)
 

Pedoman Pelaksanaan PAMSIMAS Edisi Mei 2008

Th. 630

PAMSIMAS adalah kegiatan penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat yang dananya berasal dari kontribusi masyarakat, pemerintah daerah, pemerintah pusat dan Bank Dunia. Kegiatan ini didukung oleh Departemen Pekerjaan Umum sebagai executing Agency bersama dengan Departemen Dalam Negeri dan Departemen Kesehatan. Tujuan PAMSIMAS secara umum adalah meningkatkan akses pelayanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin perdesaan dan peri-urban serta menerapkan praktek perilaku hidup bersih dan sehat.

Buku Pedoman Pelaksanaan PAMSIMAS ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi para pelaksana yang terkait dengan pelaksanaan program ini dan apabila ada kendala dalam pelaksanaan di lapangan, pedoman ini dapat digunakan sebagai bahan untuk mempertimbangkan masukan-masukan yang ada berdasarkan kondisi di lapangan sepanjang disetujui oleh pihak executing agency maupun Bank Dunia.

Daftar Isi:

Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Lampiran
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Istilah

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Sasaran
1.4 Prinsip Pendekatan dan Replikasi
1.5 Buku-Buku Panduan
1.6 Client Nonnection Website

II. KOMPONEN PROGRAM
2.1 Komponen A. Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Kelembagaan Lokal
2.2 Komponen B. Peningkatan Kesehatan dan Perilaku Higienis dan Pelayanan Sanitasi
2.3 Komponen C. Penyediaan Sarana Air Minum dan Sanitasi Umum
2.4 Komponen D. Hibah Pengembangan Sosial-Ekonomi Lokal
2.5 Komponen E. Dukungan Pelaksanaan dan Manajemen Proyek

III. PENGELOLAAN PROGRAM
3.1 Dukungan Penyediaan Jenis-Jenis Bantuan/ Layanan
3.2 Langkah-Langkah Pelaksanaan Program
3.3 Dukungan Kelembagaan
3.4 Pengadaan Barang dan Jasa
3.5 Sistem Pengelolaan keuangan
3.6 Rencana Tindak Lanjut Anti Korupsi
3.7 Safeguarding
3.8 Operasional dan Pemeliharaan
3.9 Monitoring dan Evaluasi
3.10 Penanganan Pengaduan dan Relasi Publik
3.11 Pelaporan
3.12 Audit

IV. PENDANAAN PROGRAM
4.1 Sumber Dana
4.2 Penanganan Financial Management
4.3 Arus Dana dan Pengaturan Pencairan Dana
4.4 Mekanisme Penyaluran Dana PAMSIMAS di Tingkat Masyarakat

Lampiran

 

 

Laporan Pertemuan ke-6 Jejaring AMPL Diskusi Panel Media dan Kampanye Penyehatan Lingkungan

Th. 841

Buruknya perilaku penyehatan lingkungan (AMPL) merupakan kendala serius dalam mengurangi tingkat kemiskinan. Akibatnya masyarakat harus menanggung beban berupa menurunnya kualitas lingkungan, mahalnya biaya untuk mendapatkan air minum dan memburuknya tingkat kesehatan.
 
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan keterlibatan dan komitmen semua pihak. Jejaring AMPL yang merupakan jaringan komunikasi antar pelaku sektor Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) mengajak semua pihak yang tertarik melakukan upaya penyelamatan lingkungan untuk bertemu dan berbagi pengalaman yang telah dilakukan terutama dalam kaitannya dengan perubahan perilaku publik terhadap pencemaran lingkungan.

Tujuan dari pertemuan ini adalah diharapkan para peserta bersama-sama dapat saling berbagi pengalaman untuk menggali dan menemukan metode dan strategi-strategi alternatif dalam rangka perubahan perilaku yang lebih efektif dan upaya pencegahan pencemaran lingkungan, berbagi pengalaamn dalam metode-metode kampanye penyehatan lingkungan dan media yang digunakan, serta sebagai pertemuan regular para anggota jejaring dan kesepakatan program kerja 2008.

Pertemuan Jejaring AMPL ke-6 ini bertema “Media dan Kampanye Penyehatan Lingkungan” yang terkait dengan Hari Lingkungan Hidup tanggal 5 Juni dan Tahun Sanitasi Internasional 2008, dilaksanakan tanggal 12 Juni 2008 di Ruang Sapta Taruna Departemen Pekerjaan Umum. Acara dimulai dengan perkenalan seluruh peserta pertemuan, dilanjutkan dengan sambutan oleh Jan T.L Yap dari IHE Indonesia, Direktur Perumahan dan Permukiman Bappenas (diwakili oleh Nugroho Tri Utomo), dan Departemen Pekerjaan Umum (diwakili oleh Bambang Purwanto). Acara dilanjutkan dengan presentasi bergulir, yaitu sesi pameran produk media (metode pemanfaatan media untuk membumikan isu AMPL). Peserta dibagi menjadi 5 kelompok, lalu masing-masing berkunjung ke stand pameran untuk mendapatkan penjelasan dari masing-masing perwakilan institusi peserta pameran. Acara berlanjut ke presentasi diskusi panel, dengan narasumber Setyo Sarwanto (dari Program Studi Lingkungan UI), Irena Retika (DAAI TV), Wiwit Heris (WASPOLA), dan Manfred Oepen (JAS). Terakhir, acara ditutup  secara bersama-sama dengan komitmen bersama.

Output dari pertemuan Jejaring ke-6 ini adalah adanya penemuan metode dan strategi-strategi alternative dalam rangka perubahan perilaku yang efektif, serta komitmen bersama untuk fokus, saling mendukung dan mensukseskan pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan di Indonesia.

Daftar Isi:

I. Latar Belakang
II. Tujuan
III. Tema Kegiatan
IV. Jadwal dan Tempat Pelaksanaan
V. Peserta
VI. Diskusi Panel
VII. Proses Penyelenggaran 
 

Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Hasil Perikanan

Ir. Mohd. Gempur Adnan, dkk (Ed)   Th. 1.287

Panduan ini bermaksud untuk menggambarkan tentang langkah-langkah yang harus dipersiapkan dan diketahui dalam melakukan inspeksi terhadap industri pengolahan ikan bagi petugas pengawas di lapangan yang akan melakukan inspeksi industri. Selain menyajikan informasi secara deskriptif (proses produksi, sumebr, jenis dan karakteristik limbah industri pengolahan ikan, obyek amatan yang harus diperhatikan pada industri pengolahan ikan, serta rangkaian kegiatan pengawasan mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan dan pasca pengawasan), panduan ini juga dilengkapi dengan daftar periksa (check list) kegiatan pengolahan air limbah, pengendalian pencemaran udara, dokumen administrasi dan hal-hal lain yang terkait dengan kegiatan inspeksi lainnya.
 
Ruang lingkup bahasan jenis industri yang disampaikan dalam panduan ini adalah industri pengalengan ikan, kerang-kerangan, pengolahan ikan beku, pembuatan tepung ikan, minyak ikan dan produk olahan ikan lainnya. Selain itu panduan ini juga memuat tentang hal-hal penting yang harus dilakukan dalam pengawasan pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, pengdokumentasian dan penyusunan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dan juga daftar periksa pengawasan.

Daftar Isi:

Tim Penyusun
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar

Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Ruang Lingkup

Bab II Industri Pengolahan Ikan
2.1 Proses Produksi
2.2 Sumber dan Karakteristik Limbah

Bab III Pelaksanaan Inspeksi
3.1 Persiapan Inspeksi
3.2 Pelaksanaan Inspeksi
3.3 Penyusunan Laporan
3.4 Lain-lain

Lampiran
Daftar Pustaka

 

Laporan Akhir Studi Preferensi Masyarakat terhadap Model Pembangunan Pelayanan Air Minum Berbasis Masyarakat

Th. 753

Kajian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat preferensi masyarakat terhadap model pembangunan prasarana air minum berbasis masyarakat yang selama ini telah dicoba untuk diterapkan sehingga diperoleh masukan dalam pelaksanaan pendekatan pembangunan berbasis masyarakat ke depan. Selain itu, diharapkan dengan ditemukenali model yang sesuai dengan preferensi masyarakat akan memperbaiki efektifitas investasi pembangunan prasarana dan sarana air minum.
 
Kegiatan studi ini menghasilkan keluaran sebagai berikut, yaitu 1) Penilaian terhadap proyek pembangunan pelayanan air minum berbasis masyarakat yang telah dan sedang dilaksanakan, 2) Evaluasi jenis pendekatan pembangunan air minum berbasis masyarakat berdasarkan data yang dikumpulkan, dan 3) Rekomendasi bagi stakeholders terkait, terutama para pengambil kebijakan mengenai preferensi masyarakat terhadap model pembangunan penyediaan air minum yang berbasis masyarakat.
 
Kegiatan studi yang dilakukan meliputi beberapa aspek yang menjadi fokus dari studi. Aspek-aspek tersebut meliputi aspek proses pembangunan prasarana dan sarana yang berbasis masyarakat, aspek esensi dari pembangunan prasarana dan sarana air minum berbasis masyarakat, aspek investasi, serta aspek preferensi masyarakat terhadap model pembangunan prasarana dan sarana air minum berbasis masyarakat.

Daftar Isi:

Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar

Bab I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Studi
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan Studi
1.4 Output/ Keluaran Studi
1.5 Ruang Lingkup/ Fokus Studi
1.6 Rangkaian Kegiatan Studi
1.7 Sistematika Penulisan Laporan

Bab II. Tinjuan Pustaka
2.1 Pelayanan Publik dan Pelayanan Air Minum
2.2 Model Pelayanan Air Minum Berbasis Masyarakat
2.3 Konsep dan Model Pemberdayaan Masyarakat

Bab III. Metodologi
3.1 Kerangka Pendekatan Studi
3.2 Metode Pengumpulan Data/ Informasi
3.3 Metode Analisa Data/ Informasi
3.4 Penentuan Wilayah/ Lokasi Studi dan Sampel

Bab IV. Hasil Survei Di Lima Wilayah Penelitian
4.1 Instrumen Survei
4.2 Deskripsi Hasil Survei di Lima Wilayah
4.3 Analisa Lebih Lanjut dari Hasil Survei

Bab V. Analisa Hasil
5.1 Spesifikasi Model
5.2 Hasil Regresi
5.3 Hasil Regresi Lebih Lanjut terhadap Kondisi Eksisting

Bab VI. Penutup
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran/ Rekomendasi Kebijakan
6.3 Keterbatasan Studi

Daftar Pustaka
Lampiran
 

Panduan Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Minyak Sawit

Ir. Mohd. Gempur Adnan, dkk (Ed)   Th. 807

Salah satu cara untuk mengetahui tingkat ketaatan industri adalah melakukan evaluasi diri (self evaluation) dari ekgiatan pengelolaan lingkungan yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pelaku industri. Kegiatan tersebut merupakan salah satu kegiatan untuk mengukur sejauh mana peran pengelola lingkungan dan penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan mentaati semua ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang pengelolaan lingkungan hidup yang berlaku.
 
Buku ini menyajikan secara singkat dan tepat beberapa acuan peraturan yang diikuti oleh industri dalam pengelolaan lingkungan serta beberapa ketentuan teknisnya.  Pedoman ini dilengkapi dengan formulir check list pengelolaan lingkungan dan aturan atau baku mutu yang menjadi acuan dalam penataan pengelolaan lingkungan, serta format laporannya.
 
Buku ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan rujukan bagi para penanggungjawab industri minyak sawit, serta pemerintah daerah untuk melakukan evaluasi ataupun pemeriksaan terhadap pengelolaan lingkungan di industri minyak sawit.

Daftar Isi:
Tim Penyusun
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Lampiran
I. Pendahuluan
II. Proses Produksi pada Industri Minyak Sawit dan Pengelolaan Lingkungannya
III. Persyaratan Teknis Pengelolaan Lingkungan Industri Minyak Sawit
IV. Penutup
 

Panduan Praktis Pengelolaan Lingkungan Industri Gula

Th. 1.036

Panduan praktis pengelolaan lingkungan industri gula disusun sebagai salah satu instrumen yang daapt membantu meminimalkan terjadinya pencemaran akibat limbah yang dihasilkan.
 Panduan praktis ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi industri sejenis untuk mengupayakan pengelolaan lingkungan yang lebih baik sehingga dapat diupayakan adanya efisiensi dalam proses produksi.
 
Panduan ini memuat langkah-langkah pencegahan, pengendalian dan penanggulangan pencemaran sejak dari proses produksi, pengelolaan limbah (cair, emisi udara, limbah padat) dan teknologi pengolahan limbah, serta analisis biaya untuk peningkatan nilai tambah industri gula.

Daftar Isi:

Sambutan
Daftar Isi

I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Ruang Lingkup

II. Proses Produksi Gula
A. Bahan Baku
B. Bahan Kimia Tambahan
C. Kebutuhan Air
D. Produksi Gula

III. Limbah Industri Gula
A. Limbah Padat
B. Limbah B3
C. Air Limbah
D. Limbah Gas/Emisi

IV. Teknologi Pengolahan Limbah
A. Limbah Padat
B. Limbah B3
C. Air Limbah
D. Limbah Gas/Emisi
E. Acuan Penanganan dan Pengolahan Limbah Industri Gula
F. Analisis Ekonomi Pemanfaatan Air Lmbisis
G. Analisis Ekonomi Pemanfaatan Ampas sebagai Bahan Bakar

V. Persyaratan Penataan Pengendalian Pencemaran Air dan Udara
V.1 Pengendalian Pencemaran Air
V.2 Pengendalian Pencemaran Udara

VI. Sistem Pengolahan Lingkungan
A. Produksi Bersih
B. Prosedur Desain dan Implementasi Sistem Pengelolaan Lingkungan

VII. Community Development

Daftar Pustaka