Laporan/Prosiding

Petunjuk Teknis Perencanaan Sarana Air Bersih dan PLP di Pondok Pesantren

Th. 1.436

Perencanaan sarana air bersih dan PLP di Pondok Pesantren dimaksudkan sebagai pegangan bagi perencana dan pelaksana yang bergerak dalam pengelolaan pesantren.Petunjuk teknis ini merupakan perencanaan sarana air bersih, sampah, drainase, air limbah dan MCK di Pondok Pesantren. Petunjuk Teknis ini berisi kriteria perencanaan sarana air bersih dan PLP yang meliputi: penentuan kebutuhan minimum sarana, pemilihan teknologi dan kapasitas layanan.

Petunjuk teknis bertujuan untuk memberikan dasar-dasar dalam perencanaan penyediaan sarana air bersih dan PLP di Pondok Pesantren.

Daftar isi:

Pendahuluan
1.Ruang Lingkup
2.Acuan
3.Definisi dan Istilah
4.Perencanaan Sarana Air Bersih di Pondok Pesantren
5.Perencanaan Sampah di Pondok Pesantren
6.Perencanaan Drainase di Pondok Pesantren
7.Perencanaan sarana Air Limbah
8.Perencanaan MCK

Petunjuk Teknis Perencanaan Saluran Air Hujan Pracetak Berlubang untuk Lingkungan Permukiman

Th. 898

Petunjuk teknis ini berfungsi sebagai acuan dalam penyelenggaraan pembangunan saluran air hujan untuk di lingkungan permukiman, dan bertujuan untuk memberikan masukan dalam prosedur pelaksanaan pambangunan dengan ukurandalam batas perencanaan, guna menentukan kebutuhan minimum fasilitas saluran air hujan untuk di lingkungan permukiman.

Daftar isi:

Pendahuluan
1.Ruang Lingkup
2.Acuan
3.Istilah dan Definisi
4.Persyaratan
5.Dasar Perencanaan
6.Tahap Perencanaan

Petunjuk Teknis Tata Cara Pemanfaatan Produk Teknologi Air Bersih dan PLP Melalui UKM

Th. 816

Petunjuk teknis ini dimaksudkan sebagai pegangan atau pedoman bagi masyarakat/ pengusaha kecil dan menengah (UKM) dalam upaya pengembangan usahanya serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan melalui pemanfaatan potensi sumber daya yang ada (SDA dan SDM) di daerah.

Petunjuk teknis ini bertujuan untuk memberikan masukan dalam prosedur pengembangan usaha produksi teknologi tepat guna bidang air bersih dan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP) bagi masyarakat/ pengusaha kecil dan menengah (UKM) di daerah berupa volume satuan kerja untuk Saluran air hujan pracetak, Sumur resapan air hujan, Saringan air rumah tangga (SARUT), serta Komposter rumah tangga.

Daftar isi:

1.Ruang Lingkup
2.Acuan Normatif
3.Istilah dan Definisi
4.Pemberdayaan UKM
5.Persyaratan
6.Pemasaran Produk
7.Pelaksanaan Produksi

Petunjuk Teknis Operasional: Program Pengembangan Kecamatan (PPK)

Tim Koordinasi PPK   Th. 2.844

Dalam rangka penanggulangan kemiskinan dan menindaklanjuti surat Menteri Dalam Negeri Nomor: 410/2918/SJ tanggal 29 Oktober 2004 tentang Program Pemberdayaan Masyarakat dengan transparansi dan akuntabilitas publik, pemerintah pusat akan melanjutkan Program Pengembangan Kecamatan (PPK) tahun 2005.

Petunjuk teknis operasional ini merupakan acuan langkah-langkah teknis pelaksanaan program di lapangan yang menyangkut tentang peran pelaku, proses kegiatan dan pengendalian.

Contracting for Public Services: Output-based aid and its Applications

Penelope J. Brook and Suzanne M.Smith (Ed)   Th. 862

Daftar isi:

Acknowledgments
Foreword

Part 1 Output-based aid: precedents, promises, and challenges

Part 2
Chapter 1 Expanding Rural Telephony Output-based contracts for pay phones in Peru
Chapter 2 Making water Affordable Output-based consumption subsidies in Chile
Chapter 3 Easing Tariff Increases Financing the Transition to cost-covering water tariffs in Guinea
Chapter 4 Maintaining Roads Experience with output-based contracts in Argentina
Chapter 5 Extending Rural Electrification A Survey of innovative schemes
Chapter 6 Educating Mothers for Health Output-based incentives for teaching oral rehydration in Bangladesh
Chapter 7 Promoting Preventive Health Care Paying for performance in Haiti
Chapter 8 Improving Primary Health Care Output-based Contarcting in Romania
Chapter 9 Pursuing Output-Based Education The Evolution of contracts for schools in the United Kingdom

Part 3 Designing Output-based Aid Schemes: a Checklist
Suggested Readings
 

Indonesia water Supply and Sanitation Policy Formulation and Action Planning Project WASPOLA 2: Annual Plan 4, May 2007

Th. 821

Table of contents

Glossary, abrreviations, acronyms, definitions, conversions

1.Introduction
2.Activity Description
3.Review of Progress and Implementation Approach
4.Implementation Strategy and Work Program for 2007

World Habitat Day 1 October 2007: A Safe City is a Just City

2007 760

The United Nations has designated the first Monday in October every year as World Habitat Day to reflect on the state of human settlements and the basic right to adequate shelter for all. It is also intended to remind the world of its collective responsibility for the future of the human habitat.

This document describes report on World Habitat Day 2006 in Naples, Italy and celebrations around the world.

Daftar isi:

Introduction
Raise Awareness in Your City – Organize a World Habitat Day 2007 event
World Habitat Day Global Observances from 1986 to 2006
UN-Habitat Scroll of Honour Award Winners 1989 to 2006
Cities, Magnets of Hope: Report on World Habitat day 2006
Global Observances of World Habitat Day 2006, Naples, Italy
Global Observances of World Habitat Day 2006, Kazan, Russian Federation
Scrool of Honour Award Winners 2006
Celebrations Around the World

Menjadi Sekolah Hijau, Siapa Takut?: Pembelajaran Empat Sekolah Model GGS (Go Green School)

Kiki Anggraini & Christien Ismuranty (Tim Penyusun)    Th. 2.479

Konsep Sekolah Hijau mendorong pengembangan metode sederhana namun inovatif yang memanfaatkan lingkungan sekolah dan sekitar sebagai bahan pembelajaran untuk menjembatani apa yang dipelajari dengan apa yang terjadi di sekitar siswa. Konsep Sekolah Hijau mendorong keterlibatan semua komponen warga sekolah dan komunitas luar sekolah. Selain itu, konsep ini juga memberi ruang untuk mengapresiasi apa yang telah dilakukan dan dicapai oleh siswa dan warga sekolah.

Laporan ini berisi penjelasan mengenai konsep sekolah hijau (GGS), serta pengalaman konsep sekolah hijau dari beberapa sekolah (SMK Al-Muslim, Bekasi, SMA 69, Pulau Pramuka Kepulauan Seribu, SMA 13, Jakarta Utara, dan SMK Wikrama Bogor).

Go Green School: Menuju Sekolah Hijau

Tim Perumus Konsep Go Green School (GGS)    06 Februari Tahu 8.514

Masalah lingkungan hidup adalah masalah bersama. Hanya dengan menjadikan ini kepedulian dan upaya bersama, sumberdaya alam, manusia masih dapat berharap bahwa alam dan sumberdayanya bisa terselamatkan. Di sinilah sekolah diharapkan dapat menjalankan peran kunci, untuk membangkitkan kepedulian lingkungan pada generasi muda sebagai calon pengambil keputusan di masa mendatang.

Untuk mendukung upaya-upaya sekolah di Indonesia menuju Sekolah Hijau dan mendorong perilaku ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari yang dimulai dari sekolah, maka digulirkannya program Go Green School. Program ini ditujukan bagi sekolah di perkotaan dengan pertimbangan bahwa pertumbuhan masyarakat perkotaan sangat pesat.

Buku ini berisi penjelasan mengenai Sekolah Hijau, kerangka program Sekolah Hijau (indikator dan tahapannya) serta satu buah contoh program Sekolah Hijau serta kegiatannya.

Perjalanan Si Hijau: Modul Panduan untuk Siswa Mata Pelajaran Muatan Lokal Sekolah Dasar Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, DKI Jakarta (Materi Sampah)

Tim Modul “Perjalanan Si Hijau”   15 Juni 2007 931

Paket modul “Perjalanan si Hijau” terdiri dari 2 buku, yaitu modul untuk siswa dan modul untuk guru atau fasilitator. Modul ini merupakan modul untuk siswa yang berisi gambaran kegiatan dan informasi yang terkait dengan persoalan sampah. Modul yang diperuntukkan bagi siswa kelas 5 dan 6 Sekolah Dasar ini dikemas dengan sangat menarik dan disertai ilustrasi serta warna yang full colour.