Laporan/Prosiding

Pedoman/Petunjuk teknik Dan Manual, Edisi Pertama, Desember 2002: Bagian 1: Tanah (Panduan Geoteknik)

Indonesia. Departemen Kimpraswil, Badan Penelitian Dan Pengembangan.   2002 1.333

Daftar isi: Buku 1. Proses Pembentukan dan Sifat Sifat Dasar Tanah Lunak. Buku 2. Penyelidikan Tanah Lunak. Buku 3. Pengujian Tanah Lunak: Pengujian Laboratorium. Buku 4. Pengujian Tanah Lunak: Disain dan Kontruksi.Buku NSPM Kimpraswil terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok SNI sebanyak 13 bagian dan kelompok pedoman, petunjuk manual teknis sebanyak enam bagian yang keseluruhannya merupakan standar atau bagian dari norma, standar, pedoman dan manual dalam penyelenggaraan bidang permukiman dan prasarana wilayah (DPU). SNI disahkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) sedang pedoman, petunjuk, manual teknis ditetapkan oleh menteri Kimpraswil.NSPM ini diharapakan dapat digunakan oleh setiap penyelenggara bidang Kimpraswil dalam rangka mencapai mutu pekerjaan yang diharapakan melayani masyarakat

Laporan Pelaksanaan Lokakarya Operasionalisasi Kebijakan Nasional Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat di Daerah (7 Propinsi)

Indonesia. Dirjen PMD. Departemen Dalam Negeri   2005 783

Lokakarya ini bertujuan untuk memahami kebijakan serta memetakan kondisi, potensi, cakupan, dan permasalahan pembangunan AMPL yang berkelanjutan. Sedangkan secara khusus lokakarya ini bertujuan untuk melakukan diseminasi mengenai kebijakan nasional pembangunan AMPL, mendapatkan gambaran prioritas permasalahan AMPL yang perlu ditangani sebagai masukan dalam perencanaan pembangunan AMPL di propinsi maupun kabupaten/kota, mendapatkan gambaran mengenai data cakupan dan investasi AMPL di propinsi maupun kabupaten/kota, melakukan identifikasi pelaksanaan pembangunan AMPL yang tersedia, membangun kepedulian dalam upaya mengatasi permasalahan pelayanan AMPL, serta menemukan strategi penanganan permasalahan AMPL di propinsi maupun kabupaten/kota dalam jangka pendek, menengah dan panjang menuju layanan AMPL 2015.

Lokakarya ini dirancang secara partisipatif dengan proses yang memungkinkan setiap peserta untuk menyampaikan sumbangan pikirannya secara kondusif. Materi lokakarya mencakup pengenalan program AMPL daerah, pengenalan penyusunan kebijakan AMPL, substansi ekbijakan, konsep pemberdayaan masyarakat dan peran stakeholders dalam dukungan pengembangan kebijakan AMPL daerah.

Keluaran yang tercapai dalam lokakarya ini adalah dipahaminya bahwa sektor AMPL merupakan isu penting dan memerlukan perhatian secara proporsional, kesadaran bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan kunci keberlanjutan pelayanan AMPL, diperolehnya pemahaman pentingnya kebijakan daerah yang mengatur pelaksanaan pembangunan AMPL yang berkelanjutan, diperolehnya gambaran mengenai data cakupan dan investasi AMPL, komitmen daerah dalam upaya penerapan kebijakan nasional pembangunan AMPL yang berkelanjutan, gambaran permasalahan dan keberhasilan pembangunan AMPL berbasis masyarakat, daftar prioritas permasalahan pembangunan AMPL, serta strategi penanganan permasalahan AMPL di provinsi maupun kabupaten/kota dalam jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang menuju layanan AMPL 2015.

Laporan Kegiatan Pelatihan Orientasi Community Led Total Sanitation (CLTS) Regional Tengah Tahun 2006

Direktorat Penyehatan Lingkungan Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes   Th. 850

Panduan Praktis Pelatihan Fasilitator: Catatan Ringkas dari Rangkaian Pelatihan PKPM(2004-2006)

Yohannes Ghewa, dkk (Team PKPM)   Th. 835

Buku kerja ini merupakan suatu ringkasan dari serangkaian Pelatihan dalam Negeri (In Country Training) yang dilakukan oleh Proyek PKPM, dengan fasilitator adalah Mr. Wada Nobuaki (SOMNEED India), yang ditugaskan sebagai tenaga ahli jangka pendek JICA untuk proyek PKPM. Sebagaimana yang menjadi tujuan proyek yaitu pengembangan kapasitas untuk para pelaku yang bekerja dalam bidang pemberdayaan masyarakat, maka serangkaian Pelatihan dalam negeri (di Indonesia) telah dirancang bagi para fasilitator. Mereka berasal dari pemerintah daerah dan organisasi non-pemerintah (LSM).

Pelatihan diadakan selama 5 tahap sesuai dengan tahapan mikro pemberdayaan masyarakat: (1) Pengembangan Kemitraan, (2) Analisa Isu Berbasis Masyarakat (Community Based Issue Analysis - CBIA), (3) Rencana Aksi, (4) Implementasi-Monitoring, dan (5) Evaluasi dan Umpan Balik. Sejak pelatihan CBIA-tahap 2, setiap tahap dibagi ke dalam 2 bagian, sehingga telah dilaksanakan 9 kali pelatihan secara keseluruhan. Buku kerja ini mencakup 8 dari 9 pelatihan (hingga evaluasi dan umpan balik bagian I).

Buku ini terdiri dari 8 bab utama. Setiap bab membahas pelatihan yang dilakukan dengan judul yang sama. Pada halaman depan setiap bab, tujuan-tujuan secara umum, beberapa saran, langkah-langkah dan latar belakang yang dikemukakan, yang telah ditulis ulang berdasarkan berbagai rekaman proses pelatihan. Di halaman utama, anda akan menemukan pertanyaan-pertanyaan diskusi (latihan/ exercise) yang dikembangkan dalam latihan oleh Mr. Wada dan diikuti oleh tahapan-tahapan pembahasan setiap topik dan juga tips yang diambil berdasarkan pengalaman dan berkembang dalam pelatihan. Kotak 'Apa Kata GURU' merujuk pada cuplikan-cuplikan pernyataan dan hal-hal dasar dari apa yang Mr. Wada jelaskan dalam pelatihan pada berbagai topik yang berkaitan dengan isi buku ini.

Daftar Isi:

Kata Pengantar

Tentang Buku Kerja Ini

Daftar Isi

Bab I: Membangun Kemitraan

Bab II. Analisis Issue Berbasis Masyarakat

Bab III. Rencana Aksi

Bab IV. Implementasi & Monitoring

Bab V. Evaluasi dan Feedback

Lokakarya Pelaksanaan Kegiatan Proyek Community Water Service and Health (CWSH)

Th. 789

Dalam upaya meningkatkan akses masyarakat terhadap air minum dan penyehatan lingkungan serta meningkatkan derajat kesehatan melalui perubahan perilaku hidup bersih dan sehat, Pemerintah Indonesia melakukan kerjasama dengan Asian Development Bank (ADB) yang tertuang dalam Proyek Community Water Services and Health (CWSH).
  
Proyek ini diharapkan dapat membantu penduduk berpenghasilan rendah di perdesaan dan pinggiran kota, peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan melalui peningkatan akses terhadap air bersih dan sarana sanitasi serta perubahan perilaku hidup bersih dan sehat.
  
Persiapan proyek telah dilakukan berupa penyiapan lokasi proyek, persiapan dana pendamping, pembentukan Tim koordinasi Kabupaten dan Propinsi. Daerah yang ikut dalam proyek ini adalah propinsi yang terdiri dari 20 kabupaten. Lokasi proyek terutama ditujukan pada desa cakupan air bersih dan penyehatan lingkungan masih rendah, tingginya angka penyakit yang disebabkan oleh air serta daerah yang rawan air.
  
Pada tahun 2006 merupakan tahun pertama pelaksanaan proyek CWSH, kegiatan yang dilaksanakan antara lain berupa kegiatan sosialisasi pelaksanaan proyek kepada Tim Koordinasi Kabupaten dan Propinsi. Pelaksanaan sosialisasi tersebut ditujukan guna memberikan pemahaman pelaksanaan proyek CWSH di daerah.
  
Tujuan dari Lokakarya Pelaksanaan Kegiatan Proyek Community Water Services and Health (CWSH) ini adalah untuk memperoleh kesamaan persepsi dan pemahaman tentang proyek CWSH yang akan dilaksanakan melalui kunjungan lapangan pada salah satu lokasi proyek yang dikelola oleh masyarakat.
  
Output dari lokakarya ini adalah adanya pemahaman peserta mengenai pelaksanaan proyek CWSH di daerah.

Daftar Isi:

Kata Pengantar
Daftar isi
Pertemuan/Lokakarya Pelaksanaan Kegiatan CWSH
Sambutan Direktur Penyehatan Lingkungan, Ditjen PPPL, Depkes
Pemaparan Direktur Permukiman dan Perumahan, Bappenas
Selayang Pandang Penjelasan Sarana Air Bersih di Desa Cibodas
Gambaran Desa Cibodas
Expose Air Bersih di Desa Cibodas Badan Pengelola Air Bersih dan Sanitasi Pedesaan (BPABS) Desa Cibodas
Gambaran Proyek CWSH kerjasama Pemerintah Indonesia dan Bank Pembangunan  Asia
Pengarahan Direktur SDA dan Teknologi Tepat Guna, Rirjen PMD

 

Laporan Hasil Pelatihan Community Led Total Sanitation (CLTS) di Gorontalo - Nopember 2006

Direktorat Penyehatan Lingkungan Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes   Th. 774

Petunjuk Teknis Pembuatan Sumur Resapan

Bappedal Propinsi Jawa Timur   14 Desember 2006 4.610

Sumur resapan adalah salah satu rekayasa teknis konservasi air berupa bangunan yang dibuat sedemikian menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu, diisi dengan bahan - bahan resapan (pasir, batu, dan ijuk) secara berlapis sampai rata dengan permukaan tanah yang berfungsi sebagai tempat penampungan dan sekaligus peresapan air kedalam tanah. Pembuatan sumur resapan upaya memberikan imbuhan air secara buatan dengan cara menginjeksi air hujan ebagai media infiltrasi kedalam tanah yang dapat diterapkan dikawasan permukiman, pertokoan, industri, sarana dan prasarana olah raga serta fasilitas umum.Adapun tujuan pembangunan sumur resapan untuk mengurangi erosi, menyimpan dan menaikan permukaan air tanah dalam rangka penyelamatan sumberdaya air.

Municipal solid Waste Incineration: Requirements For A successful Project

T.Rand, J.Haukohl, U.Marxen   2000 851

This report should be used with coution since both technical and financial feasibility are very site-specific. Readers with general interest and technical specialists will find this report useful in making their assessments. A comprehensive solid waste management program may include several options phase in over a long period of time during which refuse quantities, constituents, and the overall economic picture may change significantly. This uncertainty and associated risk must be incorporated into the planning process.

Contents:
Foreword
Acknowledgments
Abbreviations and Symbols
Part 1  -- Assessment
1. Introduction
2. Waste as Fuel
3. Institutional Framework
4. Incineration Plant Economics and Finance
5. The Project Cycle
Bibliography

Plan

PlansLtd   2004 846

There is a clear link between poverty, poor water quality and a lack of environmental sanitation facilities. This working paper aims to position Plans approach to water and environmental sanitation withi contex of the broader international development goals and within Plans own commitment to child cntred community development. From this standpoint, it then looks in more detail at themain challengers linked to water and environmental sanitation and in each case details how Plan staff can put our approach into practice and the main issues to bear in mind while doing so. Further importanat issues to consider are also included. The underlying theme of this paper is that the long-term sustainability of water and environmental sanitation programs is interrelated with and dependen on community development and institutional support.

Contents:
Abbreviations and Glossary of Terms
Plan's Vision and Mission
Introduction
Guiding Principles
Challenges and Plan's Approach
Other Issues
Annotated Bibliography
Annex

Jurnal National Geographic Indonesia, April 2006

National Geographic Indonesia   2006 852

Jurnal National Geographic Indonesia, April 2006 memuat tentang penelitian, penjelajahan, dan ekspedisi ilmiah di berbagai belahan dunia. Jurnal ini dimaksdukan untuk menyebarkan pengetahuan geografis.