Laporan/Prosiding

Kumpulan Makalah Tema Air Dan Budaya Dalam Seminar Nasional HAri Air Sedunia ke 14, Th. 2006, Jakarta, 25 April 2006 Gedung Sapta Taruna DPU.

Panitia Nasional HAD XIV Dan FAI III Tahun 2006   2006 1.130

Isi dari buku ini adalah makalah dalam seminar nasional hari air sedunia yang ke 14, dengan tema air dan budaya. Seminar ini diselanggarakan tanggal 25 April 2006 di Gedung Sapta Taruna, Departemen Pekerjaan Umum.Buku ini sangat bermanfaat bagi pemerhati lingkungan untuk dapat dijadikan referensi dalam penulisan buku atau makalah.

Orientasi Pemberdayaan Masyarakat Dengan Metode MPA / PHAST Bagi Tim Teknis Kabupaten Dan Propinsi Region 1 Surabaya

Community Water Services And Health Project Region 1 Surabaya.   2005 884

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat yang berpenghasilan rendah atau miskin di perdesaan, Pemerintah Indonesia bekerjasama dengan ADB melaksanakan pembangunan sarana penyediaan air minum dan penyehatan lingkungan permukiman bagi masyarakat berpenghasilan rendah melalui program community water sanitation and health meliputi propinsi Bengkulu, Jambi, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah yang seluruhnya mencakup 20 kabupaten, dan kegiatannya diarahkan pada perubahan perilaku dan penigkatan kesehatan lingkungan, penyediaan air minum dan sanitasi yang aman, murah dan terjangkau serta mengembangkan partisipasi masyarakat untuk menjamin kawsinambungan pemanfaatannya.Dalam rangka effektifitas pemberdayaan masyarakat dalam setiap tahap pengelolaan perogram CWSH, tim teknis kabupaten dan propinsi perlu diperkuat dengan meningkatkan kapasitas dalam memfasilitasi masyarakat emlalui orientasi pemberdayaan masyarakat dengan metode PHAST/MPA.Melalui orentasi ini diharapkan tim teknis kabupaten dan propinsi memiliki pemahaman yang cukup tentang pola pelaksanaan program CWSH dan mampu melakukan fasilitas pemberdayaan masyarakat dengan metode tersebut.

Air Untuk Kehidupan Demi Kelangsungan Peradaban.

Achmad Chumaidi, ST   2006 905

Makalah ini terdapat di dalam buku: Kumpulan Makalah Tema Air Dan Budaya Dalam Seminar Nasional HAri Air Sedunia ke 14, Th. 2006, Jakarta, 25 April 2006 Gedung Sapta Taruna DPU.abstrakKondisi air yang melimpah ketika banjir sekiranya perlu tindakan tepat guna untuk mengendalikan tingkat daya rusak air. tingkat pencemaran air yang sudah pada tingkat mengkwatirkan juga memerlukan tindakan tepat, manusiawi dan budaya, begitu halnya pemakaian air, dan bagaiman tata ruang sebagai tindakan pengendalian yang mengendalikan pada wawasan lingkungan. Tulisan ini memberikan gambaran fungsi atau arti air bagi kehidupan masyarakat, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan terjaga peradaban manusia.Terciptanya kondisi lingkungan yang berperadaban akan menjadi aman dari kerusakan dan bencana akibat perilaku manusia dan alam. Dengan tradisi budaya menjaga kelestarian sumber daya air akan menjamin kesejahteraan masyarakat, dengan bertumpu dan sistem pengelolaan pendekatan yang integratif partisipatif, serta berwawasan lingkungan.

Pengelolaan Sumber Daya Air Mendukung Ketahanan Pangan

Dirjen Pengolahan Lahan & Air, Depertemen Pertanian.   2006 1.739

Makalah ini terdapat di dalam buku: Kumpulan Makalah Tema Air Dan Budaya Dalam Seminar Nasional HAri Air Sedunia ke 14, Th. 2006, Jakarta, 25 April 2006 Gedung Sapta Taruna DPU.abstrakPangan merupakan komoditas strategis dengan trend permintaan terus meningkat tetapi belum dapat diimbangai dengan kemampuan pasokan yang proporsional akibat degradasi sumberdaya (lahan, air) akibat tekanan domografi yang melebihi daya dukungnya. Meningkatnya besaran kekeringan antar wilayah dan antar waktu merupakan fakta konkrit yang harus dicari solusi fundamentalnya, agar masalah ketahanan pangan tidak semakin bolasalju yang terus membesar.Dalam rangka mempertahankan momentum ketahanan pangan nasional, Indonesia dihadapkan kepada permasalahan pertumbuhan pangan yan glebih cepat dari penyediaannya.Untuk mengantisipasi kebutuhan tersebut, makanya pemerintah melouncing revitalisasi pertanian, perikanan dan kehutanan yang telah dicanangkan Presiden Republik Indonesia. Secara tegas revitalisas mengamanatkan, bahwa bangsa Indonesia perlu membangun ketahanan pangan yang mantap dengan memfokuskan pada peningkatan kapasitas prioduksi nasional untuk lima komoditas pangan strategis, yaitu padi, jagung, kedelai, tebu dan daging sapi.

Budaya leluhur untuk pelestarian sumber air serta keselamatan rakyat

Suparman ME   2006 827

Makalah ini terdapat di dalam buku: Kumpulan Makalah Tema Air Dan Budaya Dalam Seminar Nasional HAri Air Sedunia ke 14, Th. 2006, Jakarta, 25 April 2006 Gedung Sapta Taruna DPU.abstrakPada umumnya semua orang mengetahui khususnya para teknisi bahwa keberadaan air di dunia ini berada di dalam suatu siklus yang unik, yang disebut "sikuls hidrologi", diman air yang berada di berbagai tempat dimuka bumi ini sepertilaut, danau, sungai, permukaan tanah, pohonan dan lain sebagainya.Air bagi manusia dimanapun berada sangat diperlukan guna mendukung kelangsungan hidupnya. Jadi manusia akan selalu memelukan air yang merupakan kebutuhan dasar disamping kebutuhan dasar lainnya seperti pangan, dan ini bukanlah suatu kebudayaan, sedangkan bagaimana cara manusia mendaptkan air, melestarikan sumber air serta mengamankan diri dari ancaman yang ditimbulkan oleh air adalah merupakan kebudayaan.

Kolaborasi Pemerintah Dan Masyarakat: Sejarah Perjalanan Irigasi di Indonesia (Periode Kerajaan sampai reformasi)

Abi Prabowo, sigit Supadmo arif, Heddy T. ahimsa Putra dan Cahyono   2006 992

Makalah ini terdapat di dalam buku: Kumpulan Makalah Tema Air Dan Budaya Dalam Seminar Nasional HAri Air Sedunia ke 14, Th. 2006, Jakarta, 25 April 2006 Gedung Sapta Taruna DPU.abstrakIrigasi di Indonesia telah dikenal sejak jaman pemerintah kerajaan Jawa kuno sampai orde reformasi sat ini. Tulisan ini merupakan hasil penelitian pada th. 2005 dengan sampel wilayah penelitian di Jawa Timur, Jawa Tengah dan DI. Yogyakarta. Periodisasi perjalanan sejarah irigasi tersebut dibagi menjadi Periode Kerajaan Mataram Jawa Kuno, Periode pemerintah ORBA, periode pemerintah ORLA, periode pemerintah reformasi.Perbedaan tersebut digambarkan mulai dari pengelolaan irigasi yang sangat berbeda. Perbedaan tersebut digambarkan mulai dari kemunculan inisiatif murni pembangunan dan pengelolaan irigasi dari kolaborasi pengelolaan tripartit rakyat - pemuka agama - pemerintah kerajaan, kolaborasi sepihak dengan paksaan pada jaman pemerintah kolonial dan bentuk pemberdayaan masyarakat pada jaman ORBA sampai reformasi. Masing - masing bentuk kolaborasi berpengaruh pada bentuk kinerja komponen teknoplogi humanware, technoware, organoware, dan infoware. Dari bebepara pengalaman kolaborasi perjalanan sejarah yang ada akan dapat dipergunakan sebagai pedoman pembangunan irigasi di Indoensia.

Pengelolaan air di Wonogiri sebagai penyangga kehidupan dunia usaha dan masyarakat di DAS Solo

Taryanto Wijaya   2006 797

Makalah ini terdapat di dalam buku: Kumpulan Makalah Tema Air Dan Budaya Dalam Seminar Nasional HAri Air Sedunia ke 14, Th. 2006, Jakarta, 25 April 2006 Gedung Sapta Taruna DPU.abstrakKehidupan manusia dan usaha dan masyarakat selalu saja tergantung kepada air. Air menjadi urat nadi kehidupan. Banyak hal yan gbisa dilakukan dan dihasilkan saat ada air dalam jumlah cukup. Tetapi, kesulitan mulai muncul saat air tidak ada, atau jumlahnya melimpah tak terkendali. Kehidupan yang normal bisa terganggu karena permasalahan tersebut.DAS Solo memiliki penting dalam menopang kehidupan masyarakat di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Posisi dan perannya yang penting, menempatkan DAS ini dalam arus perhatian, di mana DAS ini termasuk dalam status DAS kritis di Indonesia. Sedangkan waduk Wonogiri sebagai bagian dari aset nasional memiliki pranan menentukan bagian pengdelian ketersediaan air secara cukup bagi kawasan hulu, tengah maupun hilir agar fungsi pengendalian air, penyedia kebutuhan air irigasi dan air minum, pembangkit listrik, perikanan darat dan pariwisata alam bisa diemban.

Ekoteknologi Sebagai Alternatif Pengelolaan Sumber Daya Air.

Ratna Hidayat, Simon Brahmana   2006 1.279

Makalah ini terdapat di dalam buku: Kumpulan Makalah Tema Air Dan Budaya Dalam Seminar Nasional HAri Air Sedunia ke 14, Th. 2006, Jakarta, 25 April 2006 Gedung Sapta Taruna DPU.abstrakKondisi kualitas air 32 sungi di Indonesia bervariasi, yaitu: memenuhi Baku Mutu Klas 2 PP82/2001, kombinasi antara cemar ringan, sedang dan berat (KLH, 2004)Pencemaran sungai disebabkan antara lain oleh buangan limbah industri dan penduduk. Berdasarkan Proper Prokasih KLH, 36 dari 122 industri yang dipantau belum memenuho BKU Mutu Limbah CAir (BMLC Kepmen LH 1/1995), yaitu industri tekstil, kertas, pulp, kimia dasar, MSG dan pupuk. Pengelolaan limbah black dan grey water dengan IPAL terpadu di Indonesia baru ada di 11 kota yang melayani 2,5 juta jiwa. Demikian dengan tengki septik di rumah tangga masih terbatas jumlahnya, sehingga berakibat black dan grey water dibuang ke sungai tanpa diolah, seperti di Jawa 11,30 juta m3/hari limbah dibuang ke pengairan umum dan tanah.Ekotenologi (pengolahan limbah menggunakan tanaman air untuk menyerap bahan pencemar) merupakan alternatif pengolahan limbah untukmengatasi pencemaran air sungai, keunggulannya karena biaya operasi rendah, tetapi butuh lahn luas. Unsur N dan P pada limbah penduduk nerfungsi untuk pertumbuhan tanaman. Industri limbah yang belum memenuhi BMLC, dapat dilengkapi dengan ekoteknogi selama tersedia lahan dengan target limbah industri sesuai BMLC.

Mengantisipasi Penyesuaian Sistem Irigasi Hemat Air Melalui System of Rice Intensification (SRI)

Soekrasno S   2006 872

Makalah ini terdapat di dalam buku: Kumpulan Makalah Tema Air Dan Budaya Dalam Seminar Nasional HAri Air Sedunia ke 14, Th. 2006, Jakarta, 25 April 2006 Gedung Sapta Taruna DPU.abstrakPengematan air irigasi dalam SRI dilakukan dengan menekan laju perkolasi mendekati 0 mm/hari dengan mengendalikan air di lahan tanpa genangan. air irigasi diberikan secara terputus hanya untuk memenhi kebutuhan evapotranspirasi maksimum tanaman setelah diperhitungkan terhadap hujan efektif. Dengan cara ini, dipadu dengan sistem pemupukan organik, air irigasi bisa dihemat 30% - 50% sedang produksi meningkat menjadi 140% - 220%. Sehingga dengan sistem irigasi konvensional dibutuhkan air irigasi kira - kira 1.60 m3/kg GKP, sedang cara dengan cara SRI diutuhkan air kira - kira 0.48 m3/kg GKP.Makalah ini menyajikan: pengelolaan hemat air irigasi di petak sawah SRI, keuntungan lain dalam metode SRI, telaan perlunya penyesuaian pengembangan dan pengelolan sistem irigasi, dan saran saran kegiatan studi dan penelitian dalam mengantisipasi penyesuaian tersebut.

Pengembangan Air Tanah Berkelanjutan Untuk Irigasi Di Cekungan Tukad Daya Barat, Jembrana, Bali

Soetrisno. S   2006 990

Makalah ini terdapat di dalam buku: Kumpulan Makalah Tema Air Dan Budaya Dalam Seminar Nasional Hari Air Sedunia ke 14, Th. 2006, Jakarta, 25 April 2006 Gedung Sapta Taruna DPU.abstrakair tanah telah memberikan kontribusi yang besar bagi peningkatan produksi pertanian trutama pada musim kemarau di Cekungan Tukad Daya Barat lewat sistem irigasi sumur pompa sejak dasa warsa 80an. Mengingat sistem irigasi air permukaan di cekukangan tersebut dari waduk Palasari dan Bendung Benel sering mengalami kekurangan air pada musim kemarau, maka pegnambangan air tanah tetap menjadi satu solusi untuk membantu para petani lokal mewujudkan pertanian sepanjang tahun dengan memanfaatkan sumber daya air tanah melalui Decentralized Irrigation System Improvement Project in Eastern Region of Indonesia DISIMP).Meskipun demikain, mengingat sistem akuifer dalam dan dangkal serta sistem sungai secara hidrologi saling berhubungan, bocoran ke bawah mungkin terjadi dari sungai dan akuifer dangkal ke akuifer dalam. Oleh sebab itu pengembangan air tanah berkelanjutan untuk irigasi dari akuifer Palasari perlu dilakukan secara hati - hati.