Laporan/Prosiding

Hasil Lokakarya Kick Off Uji Coba Penerapan CLTS di Indonesia, Gedung BEJ Jakarta 24 Pebruari 2005

Th. 879

Lokakarya Kick Off Uji Coba Penerapan CLTS (Community Led total Sanitation) di Indonesia ini bertujuan untuk mensosialisasikan, dan mengkosultasikan dengan berbagai stakeholder (NGO/proyek lain) yang bergerak dalam pembangunan sanitasi perdesaan dan pemberdayaan masyarakat dalam uji coba CLTS. Selain itu dibicarakan pula rencan detail uji coba di tiga kabupaten (Bogor, Muaraenim, Sumbawa) yang terlibat dalam proyek WSLICK2 dan memfokuskan pada kesepakatan langkh - langkah yang perlu diambil dalam penerapan CLTS.

Ringkasan Pelaksanaan Lokakarya dan Pelatihan Operasionalisasi Kebijakan dan Penyusunan Rancana Strategis AMPL Daerah, Hotel Marannu - Makasar, 30 Mei - 3 Juni 2005, Green Hill Puncak, 6 - 10 Juni 2005

Th. 998

Lokakarya dan Pelatihan (lokalatih) Operasionalisasi Kebijakan dan Penyusunan program pembangunan AMPL daerah merupakan langkah persiapan bagi daerah dalam pelaksanaan kebijakan yahun 2005 yang akan diselenggarakan di 8 propinsi dan 21 kabupaten. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan bekal pemahaman mengenai kebijakan nasional AMPL berbasis masyarakat dan operasionalisasinya. Secara khusus kegiatan ini membahas teknis penyusunan rencana strategis pembangunan AMPL daerah dikaitkan dengan upaya pencapaian target layanan sebagaimana diamanatkan dalamMDG.

Secara umum tujuan lokakarya ini adalah meningkatkan pemahaman kebijakan dan operasional serta penyusunan renstra pembangunan AMPL daerah. Sedangkan tujuan khususnya adalah melakukan kajian dan kesamaan persepsi mengenai kebijakan dalam konteks daerah, rating dan signifikan pokok - pokok kebijakan sesuai dengan kebutuhan daerah. Melakukan analisis kebijakan terkini di masing - masing dalam kerangka mencapai target MDG.

Lokakarya dilaksanakan di dua wilayah, mencakup wilayah timur dan wilayah barat mempertimbangkan kedekatan dan kemudahan secara teknis. Wilayah timur mencakup; Gorontalo, Sulawesi Selatan, NTB dan Sulawesi Tenggara dilaksanakan di Hotel Marannu Makassar. Wilayah Barat mencakup Sumatera Bara, Bangka Belitung, Banten dan Jawa Tengah dilaksanakan di Green Hill Puncak.

Lokalatih ini dibagi menjadi dua bagian mencakup pemahaman kebijakan dan penyusunan rencana strategis pembangunan AMPL. Bagian pertama (hari ke 1 dan ke 2); ditekankan pada pemahaman kebijakan nasional pembangunan AMPL berbasis masyarakat dan proses operasionalisasinya dalam kerangka fasilitasi WASPOLA. Sedangkan bagian kedua (hari ke 3 sd ke 5) difokuskan pada peningkatan keterampilan teknis dalam proses penyusunan rencana strategis pembangunan AMPL daerah mencakup; analisis kebutuhan penyusunan program mencakup informasi program rencana pembangunan AMPL terkait dengan produk peraturan daerah yang telah ada untuk diketahui efektifitasnya, pengantar dan teori serta penjelasan langkah-langkah penyusunan renstra dilanjutkan praktek penyusunan renstra. Seluruh proses dilaksanakan secara partisipatif dengan memposisikan semua peserta sebagai narasumber mengenai kondisi daerah masing-masing.

Output dari lokakrya ini adalah adanya kesamaan persepsi mengenai setiap pokok kebijakan dalam konteks daerah dan prioritas serta signifikansinya sesuai dengan kondisi daerah, adanya kesadaran peserta mengenai isu dan permasalahan keberlanjutan pembangunan AMPL daerah, serta praktek secara partisipatif  penyusunan renstra pembangunan AMPL daerah.

Daftar Isi:

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Pelaksanaan Lokakarya
1.4 Topik
1.5 Proses
1.6 Peserta
1.7 Keluaran yang Dicapai

2. Pemahaman Kebijakan Nasional Pembangunan AMPL Berbasis Masyarakat
2.1 Memahami Kebijakan
2.2 Signifikasi Kebijakan di Daerah

3. Penyusunan Rencana Strategis AMPL Daerah
3.1 Kaji Ulang Kebutuhan dalam Penyusunan Program AMPL
3.2 Penyusunan Rencana Strategis AMPL Daerah

4. Evaluasi

5. Yang Perlu Ditindaklanjuti di Daerah

Road Mapping Operasionalisasi Kebijakan Nasional Pembangunan AMPL Berbasis Masyarakat Menuju Pencapaian Target MDG 2015 di Daerah
 
 

Pengolahan Limbah Cair Dengan Tumbuhan Scipus grossus L.f (Wastewater Treatment Using Scipus grossus L.f)

Th. 880

Makalah ini ada didalam JURNAL PURIFIKASI, VOL. 6, Desember 2005Air limbah hotel dan industri karet mengandung nitrat yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan jika tidak diolah. Penelitian ion menggunakan insatalasi tumbuhan Mensiang (Scipus grossus L.f) dengan variasilaju pembebaqnan hidrolis (HLR) 100 1/m2. hari dan 200 1/m2. hari dan konsentrasi COD 275 mg/l dan 490 mg/l. Parameter yang diukur adalah BOD, COD, TSS, Nitrogen dan pH. serta amoniak total khusu untuk limbah cair karet. Efisiensi penyisihan yang diperoleh yait BOD5 sebesar 82-89%, COD 87-97%, TSS 78-92%, nitrogen total 90-93 serta amoniak total 87, 91%. Secara keseluruhan tingkat penyisihan parameter pencemar pada limbah cair industri karet kecuali nitrogen total lebih tinggi dibandingkan tingkat penyisihan pada limbah cair hotel. HLR dan konsentrasi COD infleun optimum yaitu 100 1/m2 hari dan 215 - 275 mg/l

Lokakarya National Action Plan Air Minum Air Limbah Dan Persampahan: Kertas Kerja Bidang Air Limbah

18 Oktober 2006 914

Lokakarya National Action Plan Bidang air limbah disusun dengan harapan untuk dapat menjadi kesepakatan bersama mengenai kondisi awal tingkat pelayanan persampahan yang ada serta sasaran yang diinginkan sesuai dalam MDG 2015. Lokakarya National Action Plan Bidang air limbah juga akan menyamakan persepsi semua pihak mengenai kondisi dan sasaran yang harus dicapai pada masa yang akan datang dan juga merupakan acuan bagi semua pihak dalam pelaksanaan kegiatan peningkatan pelayanan air limbah baik dari unsur pemerintah, masyarakat, maupun dunia usaha.

Daftar isi:
Rencana Aksi Pengembangan Prasarana dan Sarana Air Limbah (2005 sampai 2015)

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Identifikasi Permasalahan

2. Kondisi yang Ada
2.1 Perkembangan Kebijakan
2.2 Pelayanan Prasarana dan sarana Air Limbah
2.3 Kondisi Kesehatan Masyarakat, Lingkungan Hidup dan Sosial Ekonomi
2.4 Kondisi Pembiayaan/ Keuangan
2.5 Kondisi Kelembagaan dan Peraturan Perundang-Undangan

3. Rumusan Kebijakan dan Strategi Pengembangan Prasarana dan Sarana Air Limbah
3.1 Rumusan sasaran
3.2 Rumusan Kebijakan Teknis
3.3 Rumusan Kebijakan Kelembagaan
3.4 Rumusan Kebijakan Pengaturan (Peraturan per-UU-an)
3.5 Rumusan Kebijakan Pembiayaan
3.6 Rumusan Kebijakan Pengembangan peran serta Masyarakat dan Swasta
3.7 Rumusan Kebijakan Pengembangan SDM

4. Rencana Aksi (Action Plan)
4.1 Teknis Teknologis
4.2 Pengembangan Kelembagaan
4.3 Pengembangan Peraturan
4.4 Peningkatan Biaya dan Pembiayaan
4.5 Peningkatan Peran serta Masyarakat dan Swasta
4.6 Pengembangan SDM

Prosiding Lokakarya Nasional Konservasi Sumber Air

-   Th. 842

Lokakarya Nasional Konvensi Sumber Air ini merupakan rangkaian kegiatan dari program air bersih dan penyehatan lingkungan. tujuan dan sasaran Lokakarya Nasional Konvensi Sumber Air adalah merumuskan best practice yang akan digunakan sebagai kegiatan dalam rangka pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan. Sedangkan sasarannya adalah mengkaji isu kelangkaan kepemilikan dan pengelolaan berdasarkan teoritis, empiris dan peraturan perundang - undangan serta merumuskan indiaktor kebersihan pengelolaan sumber daya air.

Lokakarya Pengelolaan Air Bersih Dan Penyehatan Lingkungan Yang Berkelanjutan, Solok 24 Desember 2002.

Th. 880

Lokakarya ini bertujuan untuk menjelaskan maksud dan tujuan ujicoba kebijakan air bersih dan penyehatan lingkungan, untuk mendapatkan gambaran umum pelaksanaan program air bersih dan penyehatan lingkungan khususnya di Kabupaten Solok selama ini, menggali isu - isu strategis tentang ABPL terutama yang menyangkut keberlamjutan dan efisiensi pelayanan air bersih, menyusu rencana kegiatan bersama ujicoba kebijakan nasional ABPL di Kabupaten Solok. Lokakarya ini juga sebagai proses pembelajaran dan menimba pengalaman bagi seluruh pihak tentang keberlanjutan program ABPL.

Lokakarya Uji Coba Kebijakan Nasional Air Bersih Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Pengelolaan Masyarakat, Hotel Sheraton Bandara Jakarta, 21 - 23 Mei 2003

Th. 941

Lokakarya pengelolaan air bersih dan penyehatan lingkungan tanggal 21 - 23 Mei 2003 di Hotel Sheraton, merupakan bagian penting dalam proses penyempurnaan draft kebijakan nasional ABPL di Indonesia. hasil pelajaran ujicoba di lapangan dan hasil lokakarya tersbut merupakan masukan yang berguna dalam penyempurnaan penyusunan kebijakan ABPL. Tujuan lokakarya untuk mendapatkan lesson learned dari proses ujicoba kebijakan nasional ABPL berbasis pengelolaan masyarakat di daerah terpilih sebagai masukan bagi perbaikan kebijakan nasional. Memperoleh masukan dalam formulasi strategi pemasaran kebijakan ke daerah yang lebih luas.

National Action Plan Bidang Persampahan, Hotel Bidakara, Jakarta 25 - 26 November 2004

Th. 887

Lokakarya ini dilatarbelakangi oleh (1). Amanat perundang - undangan yang ada: -air dan sumber - sumber air harus dilindungi serta diamankan, dipertankan dan dijaga kelestariannya. -pembangunan permukiman dikawasan perkotaan dan perdesaan harus didasarkan pada azas kelestarian lingkungan, dan memenuhi persyaratan ekologis. -perlindungan fungsi ruang, dilakukan dengan mencegah dampak negaTtif terhadap lingkungan. -setiap orang/kelompok wajib mencegah, menanggulangi pencemaran terhadap media lingkungan.(2). Kesepakatan world summit on sustainable development 2002 untuk kurangi hingga separuh jumlah penduduk yang belum memperoleh askes ke prasarana dan sarana air limbah yang telah diperbaiki.

National Action Plan Bidang Air Limbah, Hotel Bidakara Jakart 25 - 26 November 2004

18 Oktober 2006 914

Lokakarya ini dilatarbelakangi oleh (1). Amanat perundang - undangan yang ada: -air dan sumber - sumber air harus dilindungi serta diamankan, dipertankan dan dijaga kelestariannya. -pembangunan permukiman dikawasan perkotaan dan perdesaan harus didasarkan pada azas kelestarian lingkungan, dan memenuhi persyaratan ekologis. -perlindungan fungsi ruang, dilakukan dengan mencegah dampak negaTtif terhadap lingkungan. -setiap orang/kelompok wajib mencegah, menanggulangi pencemaran terhadap media lingkungan.(2). Kesepakatan world summit on sustainable development 2002 untuk kurangi hingga separuh jumlah penduduk yang belum memperoleh askes ke prasarana dan sarana air limbah yang telah diperbaiki.

Strategi Pengelolaan Sampah Permukiman Dengan Pola Pendekatan Larakteristik Kawasan (Studi Kasus Kecamatan Cakranegara Kota Mataram). Strategy Of Domestic Solid Waste Management Using Local Characteristic Pattern Approach (Case Study Of Cakranegara District In Mataram city)

Th. 883

Makalah ini ada didalam JURNAL PURIFIKASI, VOL. 6, Desember 2005Pada saat ini kondisi kawasan permukiman Kecamatan Cakranegara mulai terpengaruh oleh permasalahan sampah. Pelayanan yang diberikan oleh Dinas Kebersihan belum mampu menjangkau secara maksimal. Metode ini yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif eksploratif, dengan melakukan kajian terhadap konsep adat, budaya dan agama Hindu dalam kehidupan masyarakat di pusat kota kecamatan Cakranegara. Hasil penelitian menunjukan bahwa konsep adat, budaya danb agama hindu yang digunakan sebagai dasar dalam mengelola sampah di pusat kota kecamatan Cakranegara adalah tri hitta karana yang mengandung pengertian kesejahteraan dan keserasian. Secara sosial budaya program kegiatan pengurangan dan pemanfatan sampah dapat diterima untuk dilakukan dalam upaya menjaga keserasian hubungan manusia dengan lingkungannya. Dengan target keterlibatan masyarakat 2% per tahun di tingkat sumber sampah dan 10% per tahun do TPS maka dalam jangka waktu 5 tahun dapat merduksi sampah yang diangkut ke TPA mencapai 46,99% melalui program daur ulang dan produksi kompos.