Laporan/Prosiding
Laporan Pertemuan Pro Air dan Serah Terima Asset, Kupang, 16 sd 19 Nopember 2009
Th.
892
Tujuan dari pertemuan Proair adalah melanjutkan pengelolaan sarana air bersih dan penyehatan lingkungan kepada Pemerintah Daerah, dengan berakhirnya pelaksanaan proair diharapkan ini akan menjadi tugas daerah dalam keberlanjutan proair. Untuk keberlanjutan ada komponen dasar yang harus disusun secara matang dan harus dapat diakomodir oleh proyek, meskipun pada kenyataannya terdapat keterbatasan dana, waktu dan sumber daya manusia.
Pilar dari komponen dasar tersebut antara lain; kelembagaan, pembiayaan, lingkungan, sosial, dan teknis. Kelima aspek ini hendaknya menjadi acuan bagi proyek yang akan berakhir. Di pertemuan ini juga mendiskusikan progress yang telah dicapai oleh Kabupaten dan rencana tindak lanjut yang akan dilakukan oleh daerah.
Daftar Isi:
Kata Pengantar
Daftar Isi
I. Latar Belakang
II. Tujuan
III. Peserta
- Laporan Panitia Pelaksana oleh Kasubdit Pengembangan Wilayah Khusus, Dit. FPRLH, Depdagri
- Arahan dari Tim Pengarah Pusat, Direktur Penyehatan Lingkungan, Departemen Kesehatan
- Presentasi Strategi Kesinambungan Bidang Kesehatan Lingkungan Pasca Kegiatan Proair, Direktur Penyehatan Lingkungan
Diskusi
Presentasi Laporan GTZ dan KFW
Expose Daerah
- Kabupaten Sumba Barat dan Sumba Barat Daya
- Kabupaten Sumba Timur
- Kabupaten Timor Tengah Selatan
- Kabupaten Alor
- Kabupaten Ende
Lampiran-Lampiran
Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS): Panduan Bagi Investor dalam Investasi Di Bidang Infrastruktur/ Public Private Partnership (PPP) Investors Guide: What Private Investors Should Know About Investing in Indonesias Infrastructure
Januari Th.
1.794
Panduan untuk para investor ini merupakansuatu tinjauan terhadap kerangka Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) mili Pemerintah Indonesia. Panduan ini merupakan pemetaan ke depan (road map) terhadap pengembangan proyek-proyek KPS di Indonesia dengan menggarisbawahi prinsip-prinsip yang dianut oleh Pemerintah dan fasilitas yang disediakan untuk mitra swasta dalam kerangka KPS. Dengan memberikan tinjauan tentang bagaimana program KPS dioperasikan di Indonesia, panduan ini dapat mengarahkan investor untuk melakukan tinjauan akan adanya peluang dalam proyek tertentu.
Panduan ini tidak bermaksud untuk mengidentifikasi peluang-peluang KPS secara spesifik, tidak juga dengan cara apapun menyediakan uji tuntas yang harus dilakukan oleh investor swasta untuk mempertimbangkan peluang KPS. Panduan ini tidak menyediakan tinjauan hukum tentang peraturan-peraturan yang mengatur pengembangan dan pelaksanaan proyek KPS, maupun menyediakan rincian prosedur tentang pengembangan KPS atau panduan untuk melakukan kegiatan usaha di Indonesia pada umumnya. Para investor diharapkan tetap mengacu kepada bahan-bahan publikasi atau dokumentasi yang dikeluarkan oleh pihak pemerintah mengenai hal-hal tersebut, sebagaimana dimuat dalam panduan ini.
Daftar Isi:
Kata Pengantar
1. Kerangka Penanaman Modal Infrastruktur di Indonesia
1.1 Peran Infrastruktur KPS Di Indonesia
1.2 Tujuan dari Panduan Ini
1.3 Pihak-pihak Utama dalam Kerangka KPS
1.4 Kerangka Hukum
1.5 Hal-hal Pokok Dalam Program KPS di Indonesia
2. Proses Pengembangan dan Pelaksanaan KPS
2.1 Tinjauan Singkat mengenai Proses Pengembangan dan Pelaksanaan KPS
2.2 Pemilihan Proyek
2.3 Konsultasi Publik
2.4 Studi Kelayakan
2.5 Tinjauan Risiko
2.6 Bentuk Kerjasama
2.7 Dukungan Pemerintah
2.8 Pengadaan
2.9 Pelaksanaan Proyek
2.10 Pemantauan
3. Interaksi Antara Pemerintah dan Pihak-Pihak Swasta
4. Aplikasi Kerangka KPS Di Sektor-Sektor Tertentu
5. Tanya Jawab
6. Informasi Penting
Making PPP Work for Indonesia: Report on Public-Private Partnership in Indonesias Infrastructure
Januari Th.
998
Indonesia is entering a period of great opportunity, with renewed rapid economic growth at a pace unseen since the Asian financial crisis of 1997-98. Senior economic policy-makers are projecting sustained growth of at least 7 percent in the years ahead.
Infrastructure is one of the crucial ingredients in achieving such high levels of growth, together with the reductions in poverty that it will bring. As Indonesia launches its next five-year development plan, the time is now critical for Indonesia to address and overcome the problems its faces in developing its infrastructure and attaining its full potential. In particular, the Government of Indonesia is renewing its focus on attracting private-sector investment.
This report provides an assessment of the current Indonesian context and provides some suggested reforms, based on the experiences of other countries that have succesfully leveraged private investment for infrastucture. It is address to identify constraints that have limited private investment in infrastructure and thereby to exploit fully Indonesia’s growth opportunities and achieve its development goals.
Table of Contents:
Foreword
Table of Contens
Chapter 1. Introduction
1.1 Macroeconomic Context
1.2 Challenges Infrastructure Sector
1.3 The Magnitude of Investment
1.4 The Second Five-Year Development Plan
Chapter 2. Indonesia’s PPP Framework: Recent Developments
2.1 Introduction
2.2 Sector Legal Reforms Concerning Infrastructure
2.3 Cross-Sector Legal & Regulatory Reforms
2.4 Other Developments Related to PPP
Chapter 3. Benchmarking and Lessons Learned
3.1 Institutional Coordination
3.2 Fiscal Support
3.3 Regulatory Framework: Implementing Rules and Procedures
3.4 Project Readiness
3.5 Political Leadership
3.6 Lead PPP Agency
3.7 Clarity of Regulations
3.8 Value-for-Money Mindset
3.9 Structure for Project Development and Implementation
Chapter 4. The Way Foreward: Unfinished Business
4.1 Background
4.2 Capacity Building
4.3 Domestic Capital Markets
4.4 Outsourcing
4.5 Land Acquisition
4.6 Local Governments and PPP
4.7 Further Steps to Strength the PPP Framework
4.8 The Championing Institution
4.9 Transaction Support Unit
4.10 Government Support Provision
4.11 Other Policy Initiatives
Standard Handbook for Solid and Hazardous Waste Facility Assessments
Martin N. Sara
Th.
865
Pustaka ini tersedia di Perpustakaan Balai Pelatihan AB-PLP Bekasi, Telp. (021) 8804242 (Yuni Purwanti)
Pedoman Penyusunan Kontrak Pelanggan
Th.
1.132
Kontrak pelanggan diperlukan sebagai dasar bagi penyelenggara dan pelanggan air minum untuk mengetahui serta memenuhi hak dan kewajiban secara baik dan berimbang. Pemenuhan hak dan kewajiban penyelenggara akan berdampak positif terhadap kinerja pelayanan dan keuntungan perusahaan. Sedangkan pemenuhan hak dan kewajiban oleh pelanggan bermanfaat dalam hal kenyamanan dan kepuasan produk.
Dengan memperhatikan manfaat yang akan didapatkan baik oleh pelanggan maupun PDAM dengan adanya kontrak pelanggan, maka setiap PDAM perlu melakukan penyusunan kontrak pelanggan. Agar penyusunan kontrak pelanggan dapat terlaksana dengan baik dan apa yang menjadi tujuan dapat tercapai maka perlu disusun suatu pedoman penyusunan kontrak pelanggan.
Pedoman Penyusunan Kontrak Pelanggan Air Minum ini dipersiapkan oleh Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) Departemen Pekerjaan Umum diperuntukkan sebagai instrumen untuk memperbaiki kinerja pelayanan SPAM oleh penyelenggara (PDAM) kepada masyarakat pelanggan terkait dengan pengaturan dan pemenuhan hak dan kewajiban penyelenggara dan pelanggan SPAM.
Pedoman penyusunan kontrak pelanggan meliputi; tahap pembentukan tim penyusun, tahap identifikasi kinerja pelayanan, tahap identifikasi aspirasi, tahap penyusunan draft kontrak pelanggan, tahap legalisasi kontrak pelanggan, serta pelaksanaan.
Daftar Isi:
Kata Pengantar
Daftar Isi
Prakata
Latar Belakang
Maksud dan Tujuan
Kontrak Pelanggan
1. Ruang Lingkup
2. Acuan Normatif
3. Istilah dan Definisi
4. Tahapan Penyusunan Kontrak Pelanggan
4.1 Pembentukan Tim Penyusun Kontrak Pelanggan
4.2 Identifikasi Kinerja Pelayanan
4.3 Identifikasi Aspirasi
4.4 Penyusunan Draft Kontrak Pelanggan
4.5 Legalisasi Kontrak Pelanggan
4.6 Pelaksanaan
4.7 Bagan Alir
5. Lampiran
5.1 Contoh Gambar Instalasi/ Meter Air
5.2 Contoh Kontrak Berlangganan Air Minum
5.3 Contoh Ketentuan Berlangganan Air Minum
Kinerja PDAM Tahun 2009
Th.
1.038
Pustaka ini berisi kumpulan laporan hasil kinerja PDAM selama tahun 2009, meliputi wilayah I (pulau Jawa), wilayah II (pulau Sumatera), wilayah III (pulau Kalimantan dan Sulawesi), serta wilayah IV (Papua, Maluku, NTB, NTT dan Bali).
Kinerja PDAM Tahun 2009: Wilayah II Pulau Sumatera
Ir. Parlin Sianipar, MT, dkk
Th.
976
Laporan Evaluasi kinerja PDAM ini merupakan laporan hasil evaluasi kinerja yang dilakukan setiap tahun oleh BPPSPAM terhadap PDAM-PDAM yang ada di Kota/ Kabupaten di seluruh Indonesia. Untuk tahun 2009 Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM), telah melakukan evaluasi kinerja terhadap 337 PDAM atau sekitar 96 % dari jumlah PDAM yang ada di Indonesia, atas data laporan audit keuangan dan laporan audit kinerja sampai dengan tahun 2008. Hasil evaluasi yang dilakukan menurut wilayah II yakni:
- Kategori sehat: 13
- Kategori kurang sehat: 29
- Kategori Sakit: 46
- Total: 88
Dalam laporan ini ditampilkan hasil evaluasi terhadap PDAM selama tiga tahun berturut khusus untuk wilayah II, namun masih ada beberapa PDAM hanya dapat ditampilkan hasil evaluasi untuk dua atau satu tahun saja, hal ini karena ada PDAM yang baru dibentuk dengan adanya pemekaran wilayah, juga karena memang data yang diperoleh belum memadai.
Daftar Isi:
Daftar Isi
Kata Pengantar
Penilaian Kinerja PDAM Di Indonesia
Daftar Kategori Kinerja PDAM
Tabel Kategori Kinerja PDAM
Propinsi Nangroe Aceh Darussalam
Propinsi Sumatera Utara
Propinsi Sumatera Barat
Propinsi Riau
Propinsi Kepulauan Riau
Propinsi Jambi
Propinsi Sumatera Selatan
Propinsi Bangka Belitung
Propinsi Bengkulu
Propinsi Lampung
Kinerja PDAM Tahun 2009: Wilayah I Pulau Jawa
Ir. Parlin Sianipar, MT, dkk
Th.
1.019
Laporan Evaluasi kinerja PDAM ini merupakan laporan hasil evaluasi kinerja yang dilakukan setiap tahun oleh BPPSPAM terhadap PDAM-PDAM yang ada di Kota/ Kabupaten di seluruh Indonesia. Untuk tahun 2009 Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM), telah melakukan evaluasi kinerja terhadap 337 PDAM atau sekitar 96 % dari jumlah PDAM yang ada di Indonesia, atas data laporan audit keuangan dan laporan audit kinerja sampai dengan tahun 2008.Hasil evaluasi yang dilakukan menurut wilayah I yakni:
- Kategori sehat: 59
- Kategori kurang sehat: 20
- Kategori Sakit: 28
- Total: 107
Dalam laporan ini ditampilkan hasil evaluasi terhadap PDAM selama tiga tahun berturut khusus untuk wilayah I, namun masih ada beberapa PDAM hanya dapat ditampilkan hasil evaluasi untuk dua atau satu tahun saja, hal ini karena ada PDAM yang baru dibentuk dengan adanya pemekaran wilayah, juga karena memang data yang diperoleh belum memadai.
Daftar Isi:
Daftar Isi
Kata Pengantar
Penilaian Kinerja PDAM Di Indonesia
Daftar Kategori Kinerja PDAM
Tabel Kategori Kinerja PDAM
Propinsi Banten
DKI Jakarta
Propinsi Jawa Barat
Propinsi Jawa Tengah
Daerah Istimewa Yogyakarta
Propinsi Jawa Timur
Kinerja PDAM Tahun 2009: Wilayah IV Papua, Maluku, NTB, NTT dan Bali
Ir. Parlin Sianipar, MT, dkk
Th.
1.036
Laporan Evaluasi kinerja PDAM ini merupakan laporan hasil evaluasi kinerja yang dilakukan setiap tahun oleh BPPSPAM terhadap PDAM-PDAM yang ada di Kota/ Kabupaten di seluruh Indonesia. Untuk tahun 2009 Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM), telah melakukan evaluasi kinerja terhadap 337 PDAM atau sekitar 96 % dari jumlah PDAM yang ada di Indonesia, atas data laporan audit keuangan dan laporan audit kinerja sampai dengan tahun 2008. Hasil evaluasi yang dilakukan menurut wilayah IV yakni:
- Kategori sehat: 12
- Kategori kurang sehat: 20
- Kategori Sakit: 14
- Total: 46
Dalam laporan ini ditampilkan hasil evaluasi terhadap PDAM selama tiga tahun berturut khusus untuk wilayah IV, namun masih ada beberapa PDAM hanya dapat ditampilkan hasil evaluasi untuk dua atau satu tahun saja, hal ini karena ada PDAM yang baru dibentuk dengan adanya pemekaran wilayah, juga karena memang data yang diperoleh belum memadai.
Daftar Isi:
Daftar Isi
Kata Pengantar
Penilaian Kinerja PDAM Di Indonesia
Daftar Kategori Kinerja PDAM
Tabel Kategori Kinerja PDAM
Propinsi Maluku
Propinsi Maluku Utara
Propinsi Papua
Propinsi Irian Jaya Barat
Propinsi Bali
Propinsi Nusa Tenggara Barat
Propinsi Nusa Tenggara Timur
Kinerja PDAM Tahun 2009: Wilayah III Pulau Kalimantan dan Sulawesi
Ir. Parlin Sianipar, MT, dkk
Th.
910
Laporan Evaluasi kinerja PDAM ini merupakan laporan hasil evaluasi kinerja yang dilakukan setiap tahun oleh BPPSPAM terhadap PDAM-PDAM yang ada di Kota/ Kabupaten di seluruh Indonesia. Untuk tahun 2009 Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM), telah melakukan evaluasi kinerja terhadap 337 PDAM atau sekitar 96 % dari jumlah PDAM yang ada di Indonesia, atas data laporan audit keuangan dan laporan audit kinerja sampai dengan tahun 2008. Hasil evaluasi yang dilakukan menurut wilayah III yakni:
- Kategori sehat: 19
- Kategori kurang sehat: 46
- Kategori Sakit: 31
- Total: 96
Dalam laporan ini ditampilkan hasil evaluasi terhadap PDAM selama tiga tahun berturut khusus untuk wilayah III, namun masih ada beberapa PDAM hanya dapat ditampilkan hasil evaluasi untuk dua atau satu tahun saja, hal ini karena ada PDAM yang baru dibentuk dengan adanya pemekaran wilayah, juga karena memang data yang diperoleh belum memadai.
Daftar Isi:
Daftar Isi
Kata Pengantar
Penilaian Kinerja PDAM Di Indonesia
Daftar Kategori Kinerja PDAM
Tabel Kategori Kinerja PDAM
Propinsi Kalimantan Barat
Propinsi Kalimantan Tengah
Propinsi Kalimantan Selatan
Propinsi Kalimantan Timur
Propinsi Sulawesi Utara
Propinsi Gorontalo
Propinsi Sulawesi Tengah
Propinsi Sulawesi Selatan
Propinsi Sulawesi Tenggara
Propinsi Sulawesi Barat