Laporan/Prosiding

Petunjuk Pelaksanaan Manajemen Proyek Community Water Services and Health Project NAD - Nias/ Sumatra Utara

03 Maret 2010 860

Proyek CWSH NAD-Nias/ Sumut merupakan salah satu program dan aksi nyata pemerintah (pusat dan daerah) dengan dukungan ADB, untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama dalam menurunkan angka penyakit diare dan penyakit lainnya yang ditularkan melalui air dan lingkungan. Ruang lingkup kegiatan Proyek CWSH NAD-Nias/ Sumut mencakup 5 komponen proyek yaitu: 1) Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah; 2) Pemberdayaan Masyarakat untuk Keberlanjutan; 3) Pembangunan Sarana Fisik AMPL Berbasis Masyarakat; 4) Peningkatan Kesehatan Masyarakat melalui Promosi Perubahan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat; dan 5) Dukungan Implementasi dan Koordinasi Proyek.

Buku Petunjuk Pelaksanaan Manajemen Proyek CWSH NAD-Nias/ Sumut diharapkan dapat menjadi acuan yang memberi arahan bagi seluruh pelaksana proyek di semua tingkatan dan berbagai pihak terkait agar bertindak secara sistematis dalam mencapai tujuan dan sasaran proyek dengan tepat, efektif, dan efisien.

Daftar Isi:

Bab I. Pendahuluan

Bab II. Tujuan, Komponen Proyek dan Lokasi Proyek
1. Tujuan dan Sasaran Proyek
2. Prinsip-Prinsip
3. Komponen Proyek
4. Lokasi Proyek

Bab III. Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi
1. Pusat
2. Propinsi
3. Kabupaten
4. Kecamatan
5. Desa

Bab IV. Perencanaan Proyek
1. Prinsip Pendanaan
2. Mekanisme dan Jadwal Perencanaan
3. Menu Kegiatan
4. Strategi Perencanaan
5. Unit Cost Rencana Kerja Masyarakat
6. Revisi

Bab V. Sistem dan Prosedur Keuangan Grant ADB CWSHP-No.003-INO dan Grant ADB ETESP No.0002-INO (SF)
1. Pendanaan
2. Laporan Keuangan
3. Administrasi Keuangan Proyek

Bab VI. Pelaksanaan
1. Komponen 1: Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah
2. Komponen 2: Pemberdayaan dan Mobilisasi Masyarakat
3. Komponen 3: Pembangunan Sarana Air Minum dan Sanitasi
4. Komponen 4: Peningkatan Kesehatan Masyarakat melalui Promosi Perubahan Hidup Bersih dan Sehat
5. Kesetaraan Gender dan Kemiskinan
6. Pertanggungjawaban dan Serah Terima Aset
7. Lingkungan, Ganti Rugi Tanah dan Aset
8. Pengadaan

Bab VII. Monitoring dan Evaluasi
1. Ruang Lingkup Monitoring dan Evaluasi
2. Mekanisme Monitoring dan Evaluasi
3. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi
4. Sistem Informasi Manajemen

Petunjuk Teknis Operasional Tingkat Desa Community Water Services and Health Project NAD - Nias/ Sumatra Utara

03 Maret 2010 835

Proyek CWSH NAD-Nias/ Sumut merupakan salah satu program dan aksi nyata pemerintah (pusat dan daerah) dengan dukungan ADB, untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama dalam menurunkan angka penyakit diare dan penyakit lainnya yang ditularkan melalui air dan lingkungan. Ruang lingkup kegiatan Proyek CWSH NAD-Nias/ Sumut mencakup 5 komponen proyek yaitu: 1) Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah; 2) Pemberdayaan Masyarakat untuk Keberlanjutan; 3) Pembangunan Sarana Fisik AMPL Berbasis Masyarakat; 4) Peningkatan Kesehatan Masyarakat melalui Promosi Perubahan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat; dan 5) Dukungan Implementasi dan Koordinasi Proyek.

Buku Petunjuk Opearsional Tingkat Desa Proyek CWSH NAD-Nias/ Sumut. Buku Petunjuk ini diharapkan dapat menjadi acuan yang memberi arahan bagi seluruh pelaksana proyek di tingkat desa dan berbagai pihak terkait agar bertindak secara sistematis dalam mencapai tujuan dan sasaran proyek dengan tepat, efektif, dan efisien.

Daftar Isi:

Bab I. Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Tujuan dan Sasaran Proyek
3. Prinsip-Prinsip Proyek
4. Komponen Proyek

Bab II. Proses Pemilihan Desa
1. Road Show
2. Penyataan Minat Masyarakat
3. pemilihan Desa sebagai Daerah Kerja Proyek CWSH NAD-Nias/ Sumut

Bab III. Struktur Organisasi dan Tim Kerja Masyarakat
1. Tingkat Kecamatan
2. Tingkat Desa

Bab IV. Pilihan Komponen Kegiatan (Facilitating Inform Choice)
1. Pemberdayaan Masyarakat untuk Keberlanjutan
2. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat melalui PHBS
3. Pembangunan Sarana Fisik Berbasis Masyarakat

Bab V. Rencana Kerja Masyarakat
1. Proses Perencanaan
2. Dokumen Rencana Kerja Masyarakat
3. Tim Evaluasi RKM
4. Proses Pengajuan Evaluasi dan Persetujuan RKM
5. Proses Revisi Rencana Kerja Masyarakat (RKM)
6. Standar Servis Evaluasi RKM
7. Penyusunan dan Pelaksanaan SPPB

Bab VI. Pelaksanaan Tingkat Desa
1. Persiapan Pelaksanaan
2. Proses Pelaksanaan
3. Pencairan Dana dan Pertanggungjawaban Keuangan TKM
4. Pengendalian Kualitas Pelaksanaan
5. Pertanggungjawaban
6. Serah Terima Aset

Bab VII. Operasional dan Pemeliharaan
1. Organisasi Operasional dan Pemeliharaan
2. Aturan Organisasi
3. Pilihan/ Opsi Organisasi Operasional dan Pemeliharaan
4. Pendanaan
5. Kesinambungan Program Kesehatan dan Sanitasi

Bab VIII. Monitoring dan Evaluasi
1. Ruang Lingkup Monitoring dan Evaluasi
2. Mekanisme Monitoring dan Evaluasi
3. Pelaksanaan Monitoring
4. Pelaksanaan Evaluasi
5. Sistem Informasi Manajemen
6. Papan Informasi

 

Huambo Returnes Rural Water and Sanitation (Project: Angola, Award No.: DFD-G-00-04-00141-00) Final Report

Th. 792

This project planned to construct/rehabilitate 20 hand-dug wells and where this was not possible, to drill boreholes. Each of these 20 water points was to be maintained and managed by a water committee elected by the community. The project also aimed to construct 400 drypit latrines, conduct ongoing environmental education campaigns for the communities and organize 20 well-digging brigades. This project aimed to benefit 10,000 returnees.

 

The construction of 20 water points (i.e., 19 hand-dug wells and 1 borehole) was completed successfully by of the end of the project period. All the water points are fully operational and are now serving the needs of 16,536 beneficiaries instead of the original target of 10,000 – an increase of about 65% over the targeted number of beneficiaries. In parallel, the project was able to facilitate the creation of 20 water committees, one for each water point constructed (100% of the target).

 

The management and maintenance of the 20 water points was passed on to the water committees, which were elected by their respective communities. To further assure the sustainability of the water points, the elected water committees were trained by the project staff in the management and maintenance of the water points and in other related topics such as conflict resolution and basic accounting/bookkeeping. All the water committees are active and functional.

 

On the other hand, 405 family and 18 school latrines have been constructed bringing the total to 423 (23 more than the targeted number). A total of 2,025 individuals (from families) are benefiting from them. In addition, 43 hygiene education sessions were conducted by the project team to discuss diarrhoea, AIDS, and other water-borne diseases. These sessions were attended by 3,123 individuals made up of 869 males, 1,075 females and 1,273 children (composed of 563 males and 710 females) showing clearly that females make up the majority in both the adult and children groups.

 

By all measures, it can be said that the project was successful in achieving its targets.

 

Table of Contents

Executive Summary

1. Background

2. Description of Project

    2.1 Project Outputs

    2.2 Beneficiaries

    2.3 Project Duration

3. Actual Results Achieved

    3.1 Construction of Hand-dug Wells/Drilling Boreholes

    3.2 Community-based Maintenance and Management Systems

    3.3 Focus on Gender

    3.4 Bacteriological Tests of Water and Health Education

    3.5 Latrine Construction and Distribution of Latrine Covers

    3.6 Monitoring System

    3.7 Coordination and Partnership with Stakeholders

    3.8 Risk Management

4. Summary of Project Accomplishments

5. Lessons Learned

6. Financial Report

 

Panduan Pelatihan Masyarakat Bersih, Sehat dan Hijau

Th. 1.847

    Dokumen ini dirancang sebagai buku panduan yang memberikan latar belakang pentingnya perilaku bersih dan memaparkan tahap demi tahap cara untuk menerjemahkan konsep ”Bersih, Sehat dan Hijau“ menjadi berbagai kegiatan dalam upaya mendorong terjadinya praktik perilaku bersih demi mengurangi angka kesakitan diare dan meraih hidup yang lebih bersih, sehat, dan hijau.
Manual ini berangkat dari pengalaman menjalankan ”Konsep Bersih, Sehat dan Hijau“ di lapangan. Terbagi dalam lima bagian, setiap bagian berisi penjelasan bertahap tentang cara menggunakan manual, latar belakang perilaku hidup bersih, cara melaksanakan ”Konsep Bersih, Sehat dan Hijau“ secara bertahap, cara menyusun rencana kegiatan hingga cara mengukur keberhasilan kegiatan. Urutan pokok bahasan menyesuaikan dengan tingkat kemudahan perilaku yang ditawarkan kepada masyarakat dan sekolah. Setiap bagian pembahasan saling terkait dan berurutan sehingga memudahkan pengguna manual dalam menyampaikan pesan perilaku bersih kepada sasaran.
   
Manual ini bertujuan menyediakan panduan bagi kader posyandu, guru sekolah dan tokoh masyarakat lain dalam menjalankan dan mengembangkan konsep ”Bersih, Sehat dan Hijau“, serta mendorong terjadinya perubahan perilaku bersih pada tingkat rumah tangga dan masyarakat secara praktis dan mudah.
   
Pengguna manual juga dapat menggunakan alat-alat yang tersedia berdasar prioritas, menyesuaikan dengan kondisi lingkungan, memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia, mengedepankan partisipasi masyarakat dan kebersamaan dalam mencapai tujuan.

Daftar Isi:

Sekapur Sirih
Selayang Pandang

01.    Panduan Penggunaan
1.    Tujuan Manual
2.    Cara Penggunaan Manual
3.    Sasaran Utama
4.    Penggunaan di Desa dan Kota

02.    Mengapa Perlu ”Konsep Bersih, Sehat dan Hijau“
1.    Bersih, Sehat dan Hijau
2.    Ayo Praktik ”Bersih, Sehat dan Hijau“ di Kampung dan Sekolah!
3.    Apa Keuntungannya

03.    Studi Kasus
1.    Contoh di Sekolah
2.    Contoh di Masyarakat

04.    Cara Melaksanakan Konsep Bersih, Sehat dan Hijau
1.    Konsep ”Bersih“
2.    Konsep ”Sehat“
3.    Cara Melaksanakan ”Bersih“
4.    Cara Melaksanakan ”Green“
5.    Bersih, Sehat dan Hijau

05.    Monitoring dan Evaluasi untuk Program Bersih, Sehat dan Hijau
1.    Perilaku Kunci
2.    ”Monitoring 10 Menit: Cara Mudah Mengukur Keberhasilan Kegiatan Anda“

Lampiran 1. Alat Komunikasi
Lampiran 2. Kuesioner ”Monitoring 10 Menit“ Kuesioner untuk Sepuluh Menit Monitoring untuk Pencegahan Diare
Lampiran 3. Alat Analisis Data Hasil Survai Sepuluh Menit Monitoring
Lampiran 4. Gambar Pembuangan Sampah

Panduan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

25 Februari 2010 989

Pustaka ini merupakan paket buku terkait Panduan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, meliputi:
1.    Satu Kelola Satu Rasa Satu Aksi Sejuta Manfaat: Sebuah Panduan Pengelolaan DAS Skala Kecil
2.    Panduan Perlindungan Sumberdaya Air: Metode Deliniasi-Zonasi dan Sumur Resapan
3.    Pemilihan Lokasi Partisipatif: Panduan Memilih Lokasi Rehabilitasi Lahan Prioritas
4.    Sekolah Lapangan ESP: Membangun Kemandirian Masyarakat dalam Pengelolaan Sumberdaya Air
5.    Panduan Pelaksanaan Sekolah Lapangan ESP

Panduan Survei Kebutuhan Nyata (Real Demand Survey - RDS)

Th. 8.544

Konsep kebutuhan nyata (real demand) rumah tangga, lebih menekankan pada tingkat kebutuhan (need) dan kemauan (want) dari rumah tangga. Konsep ini belum berbicara tentang tingkat ekspetasi  atau harapan (level of expectation) dari rumah tangga sebagai standar yang harus dilampaui.
   
Kebutuhan nyata adalah kebutuhan yang benar-benar memang mencerminkan apa yang sebenarnya dibutuhkan. Istilah kebutuhan nyata muncul karena adanya pandangan yang berbeda dalam menggambarkan kondisi nyata dari adanya kebutuhan di tingkat masyarakat, dimana umumnya terjadi perbedaan pandangan antara pihak pengambil kebijakan (pemerintah) dan pihak penerima kebijakan (masyarakat). Kebutuhan nyata biasanya menggambarkan kondisi nyata dari kebutuhan masyarakat, dalam artian memfokuskan diri pada pandangan menurut masyarakat, bukan pandangan pihak pengambil kebijakan.
   
Tujuan dari kegiatan Survei Kebutuhan Nyata (Real Demand Survey - RDS), dimaksud untuk mencapai sasaran-sasaran sebagai berikut; meningkatkan peran serta (partisipasi) masyarakat dalam perencanaan pembangunan, mengetahui kondisi dan akses masyarakat terhadap fasilitas kesehatan, air bersih, sanitasi, persampahan, dan drainase, mengetahui tingkat kebutuhan dan kepentingan masyarakat terhadap sarana dan prasarana umum, kesehatan, air bersih, sanitasi, persampahan, dan drainase, menentukan prioritas (baik kegiatan maupun lokasi) dalam penyediaan/ pembangunan sarana dan prasarana umum, kesehatan, air bersih, sanitasi, persampahan, dan drainase, mengetahui tingkat kemauan membayar masyarakat dalam penyediaan sarana dan prasarana air bersih, sanitasi, persampahan, dan drainase, serta mengetahui tingkat kemampuan ekonomi masyarakat.

Daftar Isi

Daftar isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Singkatan

1.    Kebutuhan Nyata Rumah Tangga
1.1    Sasaran Pokok RDS
1.2    RDS dalam Perencanaan Pembangunan Daerah
1.3    Periode Pelaksanaan RDS

2.    Metodologi Survei
2.1    Umum
2.2    Metode Survei
2.3    Sampel Survei
2.4    Instrumen Survei
2.5    Kode Angket

3.    Pelaksanaan Survei
3.1    Tim Survei
3.2    Kegiatan di Lapangan
3.3    Penanganan Data

4.    Teknik Analisa Data Hasil Survey
Karakteristik Umum

Panduan Pelaksanaan Sekolah Lapangan ESP

Alifah Sri Lestari   25 Februari 2010 1.057

Sekolah Lapangan ESP yang dikenal dengan sekolah ”tanpa dinding“ merupakan pendekatan pendidikan yang menggunakan metode ilmiah melalui penggalian daya kritis masyarakat untuk mengungkapkan persoalan yang dihadapi terkait dengan penghidupannya. Pendekatan inovatif SL ESP ini menggunakan metode partisipatif dan warga belajar sebagai subyek dimana masyarakat langsung mempelajari ekologi dan sosial dari lingkungan di sekitarnya. Persoalan yang dikaji ini meliputi pengelolaan sumber daya air dan peningkatan fasilitas air bersih dan sanitasi yang sangat terkait dengan penghidupan masyarakat. Peserta SL bekerja bersama-sama melakukan analisa terhadap kondisi sosial, ekonomi, sumber daya alam, sarana dan prasarana, sumber daya manusia, serta menyusun rencana aksi yang realistis dan mampu dilaksanakan oleh masyarakat untuk mengatasi masalah mereka.
   
Buku panduan ini cocok digunakan oleh para pendamping kelompok masyarakat khususnya untuk proses perencanaan kegiatan kelompok. Melalui kegiatan ini masyarakat akan mengalami proses belajar untuk memahami kondisi wilayahnya yang akan mempermudah masyarakat melakukan pengorganisasian kelompok.

Daftar Isi:

Kata Pengantar
Ringkasan Eksekutif
Penulis
Daftar Isi

Panduan Penyelenggaraan  Penyiapan Pemandu Lapangan Sekolah Lapangan ESP (SL ESP)
1.1 Pengertian Pemandu Lapangan SL ESP
1.2 Pelatihan Pemandu Lapangan Sekolah Lapangan ESP (SL ESP)

Panduan Penyelenggaraan Penyiapan Pemandu Desa Sekolah Lapangan ESP (SL ESP)
2.1 Pengertian Pemandu Desa SL ESP
2.2 Pemilihan Pemandu Desa SL ESP
2.3 Pelatihan Pemandu Desa Sekolah Lapangan ESP (SL ESP)

Panduan Penyelenggaraan Persiapan Awal Sekolah Lapangan ESP (SL ESP)
3.1 Pemilihan Lokasi Sekolah Lapangan ESP (SL ESP) Partisipatif
3.2 Pertemuan Orientasi Tim Monitoring dan Evaluasi Sekolah Lapangan ESP (SL ESP)
3.3 Persiapan Sosial Sekolah Lapangan ESP (SL ESP)
3.4 Pertemuan Pendahuluan dan Kontrak Belajar Sekolah Lapangan ESP (SL ESP)
3.5 Pengenalan Konsep Gender

Panduan Penyelenggaraan Proses Penjajagan Partisipatif SL ESP melalui metode Sustainable
4.1 Kesepakatan Tema Kegiatan Sekolah Lapangan ESP (SL ESP)
4.2 Pemetaan Kawasan
4.3 Penelusuran Kawasan (Transect)
4.4 Analisa Foto
4.5 Analisa Kecenderungan
4.6 Analisa Kalender
4.7 Analisa Pola Hubungan Antar Lembaga (Diagram Venn)
4.8 Identifikasi dan Penggolongan Lima Modal Perikehidupan
4.9 Kajian Lima Modal Perikehidupan

Panduan Penyelenggaraan Penyusunan dan Pelaksanaan Rencana Aksi Sekolah Lapangan ESP
5.1    Analisa Strategi
5.2    Penyusunan Rencana Aksi Desa
5.3    Pelaksanaan Aksi Rintisan SL ESP

Panduan Penyelenggaraan Hari Temu Lapangan
6.1    Penyusunan Profil Desa
6.2    Persiapan Hari Temu Lapangan
6.3    Pelaksanaan Hari Temu Lapangan

Panduan Penyelenggaraan Sekolah Lapangan Tematik sebagai Tindak Lanjut Sekolah Lapangan ESP
7.1 Sekolah Lapangan Pengelolaan Wengkon (Desa Penyangga Hutan)
7.2 Sekolah Lapangan Lebah Madu
7.3 Sekolah Lapangan Pengelolaan Bambu
7.4 Sekolah Lapangan Pengelolaan Sampah
7.5 Sekolah Lapangan Tabungan Air
7.6 Sekolah Lapang Pembibitan Berbasis Masyarakat (Community Nursery)

Daftar Singkatan

Special Operations Grant Regulations: Applicable to Grants Made by ADB from its Special Funds Resources

Th. 773

The purpose of these Regulations is to set forth certain terms and conditions generally applicable to grants for projects and programs of high development priority made by ADB from its special funds resources.

Table of Contents:

Article I. Purpose; Application to Grant Agreements

Article II. Definitions; Interpretation

Article III. Grant Account

Article IV. Currency Provisions

Article V. Withdrawal of Grant Proceeds

Article VI. Particular Covenants

Article VII. Exemption from Taxation

Article VIII. Suspension and Cancellation

Article IX. Effectiveness; Termination

Article X. Enforceability; Failure to Exercise Rights; Arbitration

Article XI. Miscellanous Provisions

Water Safety Plan Manual: Step-by-step risk management for drinking-water suppliers

Th. 872

The words above open Chapter 4 of the Third Edition of the WHO Guidelines for Drinking water Quality (2004) and capture the philosophy of the WSP approach. The chapter describes the principles of the WSP approach rather than being a guide to their practical application. The aim of this Manual is to provide that practical guidance to facilitate WSP development focusing particularly on organized water supplies managed by a water utility or similar entity.

The aim of a WSP is very straightforward: To consistently ensure the safety and acceptability of a drinkingwater supply.

Contents:

Introduction
Overview of the modules

Module 1. Assemble the WSP team

Module 2. Describe the water supply system

Module 3. Identify Hazards and Hazardous events and access the risks                                                            

Module 4.  Determine and validate control measures, reassess and prioritize the risks                                                                        

Module 5. Develop, implement and maintain an improvement/upgrade plan

Module 6. Define monitoring of the control measures

Module 7. Verify the effectiveness of the WSP

Module 8. Prepare management procedures

Module 9. Develop supporting programmes

Module 10. Plan and carry out periodic review of the WSP

Module 11.  Revise the WSP following an incident

Acknowledgment
References and Further Information                                   
Glossary

Aceh dan Nias Satu Tahun Setelah Tsunami: Upaya Pemulihan dan Langkah Ke Depan (Laporan Bersama BRR dan Mitra Internasional, Dec 2005)

Th. 930

Laporan ini menandai satu tahun sejak bencana tsunami yang terjadi pada 26 Desember 2004 dan gempa bumi pada tanggal 28 Maret 2005.

Daftar Isi:

Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Kotak
Daftar Peta
Daftar Lampiran
Daftar Istilah
Ringkasan Eksekutif

Bagian I. Setelah Satu Tahun – Dimana Posisi Kita
Bab 1 – Membangun Kembali Rumah-Rumah dan Masyarakat
Bab 2 – Pemulihan Mata Pencaharian
Bab 3 – Memulihkan Layanan Masyarakat
Bab 4 – Pertumbuhan Berkesinambungan
Bab 5 – Proses Perdamaian dan Pemulihan
Bab 6 – Dampak Gempa Bumi pada Tanggal 28 Maret – Fokus khusus pada Nias

Bagian II. Keuangan dan Koordinasi
Bab 7 – Pembiayaan Rekonstruksi
Bab 8 – Aliran Dana dan Kendalanya
Bab 9 – Tantangan Koordinasi

Bagian III. Melangkah Ke Depan – Tantangan dan Strategi untuk Tahun 2006 dan Selanjutnya
Bab 10 – Prioritas Pemulihan untuk Tahun 2006-2007
Bab 11 – Visi dan Rencana Jangka Panjang untuk Aceh dan Nias
Bab 12 – Kesimpulan – Implikasi bagi Semua Pihak

Lampiran