Laporan/Prosiding

Sustainability Planning and Monitoring in Community Water Supply and Sanitation: A Guide on the Methodology for Participatory Assessment (MPA) for Community-Driven Development Programs

Nilanjana Mukherjee & Christine van Wijk (Editor)   Th. 948

This document is an update, supplemented with learning gained from MPA applications worldwide during 1999-2002, of the original MPA Metguide publishes in March 2000. The Metguide (Methodology for Participatory Assessment with Communities, Institutions and Policy Makers) was developed by WSP and IRC in 1998 primarily for the purpose of conducting a global study in 15 countries, which investigated the links between the sustainability of community-marged water supply services and gender- and poverty- sensitivity of demand-responsive approaches used to establish the services.
 
Since the completion of the global study in 1999, MPA has developed further as a tool for mainstreaming gender and social equity in large scale projects. Its applications have expanded from evaluation and monitoring to designing and planning new project interventions, and from dedicated water supply and sanitation projects into the realm of multi-sector project designs.
 
This document presents the MPA as it is currently being used in Asia, Africa and Latin America. It consolidates the lessons learned in the process of its continuing development.
 
Section 1 of this book represents an extensively re-written and supplemented version of the original Metguide, consists of 6 chapters. Section 2 (MPA Application Case Studies) is a compilation of seven case studies of MPA applications for the purposes of: project planning, evaluation, monitoring and design, action research exploring links between policies, project rules and community level project outcomes, and an illustration of the MPA’s potential as a catalyser of social change within communities.

Contents:

Foreword
Preface
Acknowledgments

SECTION 1: METHODOLOGY FOR PARTICIPATORY ASSESSMENT
1. The Challenge of Sustained Water Supply and Sanitation for All
2. A New Tool for Planners and Managers of Large Community-Driven Development (CDD) Programs
3. The MPA Framework and Process
4. The MPA in Action
5. Organizing and Interpreting the Data
6. Participatory Tools Used in the MPA

SECTION 2: MPA APPLICATION CASE STUDIES
Do Project Rules Promote Sustainability and Equity
From Theory to Practice
Adding Accountability for Gender and Social Inclusion
Looking back to See Forward
Effects of the MPA on Gender Relations in the Community
Achieving Sustained Sanitation for the Poor
How Well Did Those Development Projects in Flores Work

Appendix A. Institutions that currently have MPA-trained facilitators
Appendix B. Process designed for PLA policy assessment workshop (Indonesia, September 1999)

References
 

Petunjuk Teknis Stop Buang Air Besar Sembarangan untuk Fasilitator

Th. 1.567

Petunjuk teknis ini berguna sebagai sumber gagasan bagi fasilitator dan atau petugas pemicuan serta pihak-pihak yang berkeinginan mengetahui dan melaksanakan fasilitasi pemicuan Stop BAB Sembarangan dalam kegiatan pertemuan berlangsungnya orientasi Stop BAB Sembarangan, advokasi ke stakeholders, pelatihan tim fasilitator dan pemimpin lokal (natural leaders) dan kegiatan perencanaan Stop BAB Sembarangan.
 
Petunjuk teknis ini dibagi menjadi beberapa tahapan, meliputi tahap pra pemicuan di lapangan, tahap pemicuan di lapangan, tahap paska pemicuan, dan tahap monitoring dan evaluasi.

Daftar Isi:

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan, Sasran, dan Manfaat
1.3 Sistematika Penggunaan Juknis

2. Persiapan Pra Pemicuan
2.1 Pengenalan Lingkungan
2.2 Peluang dan Kendala
2.3 Koordinasi Lintas Sektor

3. Pelaksanaan Pemicuan
3.1 Sasaran Pemicuan
3.2 Peranan Fasilitator
3.3 Langkah-Langkah Pemicuan

4. Paska Pemicuan
4.1 Tujuan dan Proses Dukungan
4.2 Langkah-Langkah Pasca Pemicuan Stop BAB Sembarangan
4.3 Tindak Lanjuti Fasilitator/ Petugas
4.4 Peran dari Sektor Swasta dalam Penyediaan Material
4.5 Pengembangan Stop BAB Sembarangan di Sekolah
4.6 Verifikasi, Deklarasi dan Sertifikasi Open Defecation Free (ODF)

5. Monitoring dan Evaluasi
5.1 Tujuan Monitoring dan Evaluasi
5.2 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi
 

Pedoman Teknis Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga

Th. 1.553

Pedoman ini memuat berbagai alternatif teknologi sederhana pengelolaan air minum rumah tangga (PAM RT) yang aman dan mampu dijangkau di tingkat rumah tangga.
 
Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan di lapangan bagi petugas kesehatan lingkungan/ sanitarian dan pihak-pihak pemerhati dan pemangku kepentingan terkait dengan pengelolaan air rumah tangga untuk meningkatkan akses air minum yang aman di tingkat rumah tangga, dalam upaya pengendalian transmisi penyakit terutama diare melalui air yang dikonsumsi oleh masyarakat terutama balita.

Daftar Isi:

Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Istilah dan Singkatan
Daftar Tabel
Daftar Gambar

Bab 1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Sasaran

Bab 2. Pengolahan Awal
2.1 Pengendapan secara Gravitasi
2.2 Penyaringan dengan Kain
2.3 Pengendapan Air dengan Bahan Kimia
2.4 Pengendapan dengan Tawas

Bab 3. Pengolahan Air Minum Rumah Tangga
3.1 Saringan Pasir Lambat (Biosand)
3.2 Saringan Keramik
3.3 Merebus
3.4 Khlorinasi
3.5 Solar Disinfection (SODIS)

Bab 4. Penyimpanan dan Penanganan Air Minum secara Aman

Referensi
 

KIPRAH Ubung, Denpasar Bali

Frank Fladerer, dkk   22 Juni 2009 1.009

Urban Poverty and Environment (UPE) Program – International Development Research Centre (IDRC) Canada bekerjasama dengan Bremen Overseas Research and Development Association (BORDA) Head Quarter untuk melakukan riset terapan dalam bidang pengelolaan persampahan perkotaan di Indonesia. BORDA Indonesia bertindak sebagai Executing Agency, Balifokus dan BEST (Bina Ekonomi Sosial  Terpadu) sebagai Implementing Agency. Maksud dari proyek ini adalah ingin meningkatkan kesehatan lingkungan dan kondisi sanitasi di masyarakat perkotaan berpenghasilan rendah, terutama anak-anak dan perempuan.
 
Dalam pustaka ini dijelaskan mengenai implementasi proyek KIPRAH Ubung, Denpasar Bali dimulai dari proses implementasi program, operasional, sampai dengan monitoring dan evaluasi.

Daftar Isi:

I. Pendahuluan

II. Kondisi Eksisting

III. Implementasi Program

IV. Operasional

V. Monitoring dan Evaluasi

VI. Research Finding
 

KIPRAH Janti Berseri, Sidoarjo Jawa Timur, Indonesia

Frank Fladerer, dkk   22 Juni 2009 941

Urban Poverty and Environment (UPE) Program – International Development Research Centre (IDRC) Canada bekerjasama dengan Bremen Overseas Research and Development Association (BORDA) Head Quarter untuk melakukan riset terapan dalam bidang pengelolaan persampahan perkotaan di Indonesia. BORDA Indonesia bertindak sebagai Executing Agency, Balifokus dan BEST (Bina Ekonomi Sosial  Terpadu) sebagai Implementing Agency. Maksud dari proyek ini adalah ingin meningkatkan kesehatan lingkungan dan kondisi sanitasi di masyarakat perkotaan berpenghasilan rendah, terutama anak-anak dan perempuan.
 
Dalam pustaka ini dijelaskan mengenai implementasi proyek KIPRAH Desa Janti Berseri, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur dimulai dari proses implementasi program, operasional, sampai dengan monitoring dan evaluasi.

Daftar Isi:

I. Pendahuluan

II. Kondisi Eksisting

III. Implementasi Program

IV. Operasional

V. Monitoring dan Evaluasi

VI. Research Finding
 

KIPRAH Tarakan Lestari, Tarakan Kalimantan Timur

Frank Fladerer, dkk   22 Juni 2009 882

Urban Poverty and Environment (UPE) Program – International Development Research Centre (IDRC) Canada bekerjasama dengan Bremen Overseas Research and Development Association (BORDA) Head Quarter untuk melakukan riset terapan dalam bidang pengelolaan persampahan perkotaan di Indonesia. BORDA Indonesia bertindak sebagai Executing Agency, Balifokus dan BEST (Bina Ekonomi Sosial  Terpadu) sebagai Implementing Agency. Maksud dari proyek ini adalah ingin meningkatkan kesehatan lingkungan dan kondisi sanitasi di masyarakat perkotaan berpenghasilan rendah, terutama anak-anak dan perempuan.
 
Dalam pustaka ini dijelaskan mengenai implementasi proyek KIPRAH Tarakan Lestari, Kalimantan Timur, dimulai dari proses implementasi program, operasional, sampai dengan monitoring dan evaluasi.

Index:

I. Preface

II. Existing Condition

III. Program Implementation

IV. Operational

V. Monitoring & Evaluation

VI. Research Finding
 

KIPRAH Sambung Jawa Makassar, Sulawesi Selatan

Frank Fladerer, dkk   22 Juni 2009 1.009

Urban Poverty and Environment (UPE) Program – International Development Research Centre (IDRC) Canada bekerjasama dengan Bremen Overseas Research and Development Association (BORDA) Head Quarter untuk melakukan riset terapan dalam bidang pengelolaan persampahan perkotaan di Indonesia. BORDA Indonesia bertindak sebagai Executing Agency, Balifokus dan BEST (Bina Ekonomi Sosial  Terpadu) sebagai Implementing Agency. Maksud dari proyek ini adalah ingin meningkatkan kesehatan lingkungan dan kondisi sanitasi di masyarakat perkotaan berpenghasilan rendah, terutama anak-anak dan perempuan.
 
Dalam pustaka ini dijelaskan mengenai implementasi proyek KIPRAH di Kampung Sambung Jawa, Makassar, Sulawesi Selatan, dimulai dari proses implementasi program, operasional, sampai dengan monitoring dan evaluasi.

Index:

I. Preface

II. Existing Condition

III. Program Implementation

IV. Operational

V. Monitoring & Evaluation

VI. Research Finding
 

KIPRAH Talaga Bestari Tangerang

Frank Fladerer, dkk   22 Juni 2009 1.072

Urban Poverty and Environment (UPE) Program – International Development Research Centre (IDRC) Canada bekerjasama dengan Bremen Overseas Research and Development Association (BORDA) Head Quarter untuk melakukan riset terapan dalam bidang pengelolaan persampahan perkotaan di Indonesia. BORDA Indonesia bertindak sebagai Executing Agency, Balifokus dan BEST (Bina Ekonomi Sosial  Terpadu) sebagai Implementing Agency. Maksud dari proyek ini adalah ingin meningkatkan kesehatan lingkungan dan kondisi sanitasi di masyarakat perkotaan berpenghasilan rendah, terutama anak-anak dan perempuan.
 
Dalam pustaka ini dijelaskan mengenai implementasi proyek KIPRAH Kabupaten tangerang, tepatnya di kompleks Perumahan Talaga Bestari, dimulai dari proses implementasi program, operasional, sampai dengan monitoring dan evaluasi.

Daftar Isi:

I. Pendahuluan

II. Kondisi Eksisting

III. Implementasi Program

IV. Operasional

V. Monitoring dan Evaluasi

VI. Research Finding
 

Rencana Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta Tahun 2007-2011

Th. 905

Kondisi eksisting sanitasi di perkotaan dari waktu ke waktu seolah-olah stagnan karena secara relatif pembangunan sanitasi tak mampu mengejar pertambahan jumlah penduduk yang semakin tinggi. Beberapa persoalan yang menyebabkan kondisi tersebut mengemuka antara lain: kebutuhan infrastruktur sanitasi belum dirasakan mendesak oleh masyarakat, dibutuhkan investasi yang relatif besar untuk membangun infrastruktur sanitasi, masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah yang terkait dengan sanitasi belum atau tidak terkoordinasikan secara optimal. Sekalipun tujuan masing-masing adalah untuk memperbaiki kondisi sanitasi, tetapi secara faktual justru kurang bersinergi, sehingga secara relatif tidak menghasilkan kemajuan yang signifikan. Sisi lain, pemahaman masyarakat mengenai sanitasi masih minimal, hal ini terbukti dari Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang masih sangat jauh dari ideal. Berkaitan dengan berbagai permasalahan yang berkembang seperti tersebut diatas, Pemerintah Kota Yogyakarta menyusun dokumen Strategi Sanitasi Perkotaan Kota Yogyakarta. Dokumen inilah yang akan menjadi dasar pembangunan sanitasi di Kota Yogyakarta yang akan dilaksanakan oleh berbagai pihak, terutama yang terkait dengan bidang sanitasi untuk mengimplementasikannya dalam bentuk program dan kegiatan yang konkrit. Daftar Isi: Kata Pengantar Kosa Kata dan Singkatan Peta Kota Daftar Isi Bab 1: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Dasar Diperlukannya Strategi Sanitasi 1.3 Pengertian Dasar 1.4 Metodolgi Penyusunan Bab 2: Gambaran Umum Kota 2.1 Kondisi Geografis 2.2 Perekonomian Daerah 2.3 Sosial Budaya 2.4 Keterkaitan Rencana Tata Ruang dengan Rencana Sanitasi 2.5 Isu-Isu Regional Bab 3: Pemetaan Kondisi Sanitasi dan Kesehatan Masyarakat 3.1 Kondisi Lingkungan 3.2 Kondisi Kesehatan Masyarakat dan PHBS 3.3 Sarana dan Prasarana Sanitasi 3.4 Kelembagaan Pengelola Sanitasi dan Kesehatan 3.5 Analisa Stakeholder 3.6 Peraturan Perundangan 3.7 Kegiatan/Program Pendidikan dan Kampanye Kepedulian 3.8 Keuangan dan Alokasi 3.9 Analisa SWOT 3.10 Strategi Pelestarian dan Pengembangan Aset Bab 4: Strategi Sanitasi Kota dan Kesehatan Masyarakat 4.1 Visi, Misi dan Strategi 4.2 Sasaran 4.3 Target Cakupan Layanan Sanitasi dan Kesehatan 4.4 Kesehatan Masyarakat dan PHBS 4.5 Aspek Keuangan, Ekonomi dan Skema Pendanaan 4.6 Partisipasi dan Pemberdayaan Masyarakat 4.7 Masyarakat Berpenghasilan Rendah 4.8 Anak Usia Sekolah 4.9 Strategi Pengamanan Lingkungan Bab 5: Program Kegiatan 5.1 Rumusan Program (Sasaran, Prioritas) 5.2 Prioritas Investasi 5.3 Pengukuran Kinerja dan Tanggung Jawab 5.4 Jadwal Pelaksanaan Program dan Pendanaan

Panduan Pengelolaan Data Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Draft 3, Mei 2009)

Sofyan Iskandar (Editor)   Th. 744

Buku panduan Pengelolaan Data AMPL ini berisi tentang panduan bagaimana melakukan fasilitasi pengelolaan data AMPL dalam rangka meningkatkan kinerja pembangunan AMPL. Dengan adanya panduan ini, diharapkan mendapat kejelasan dalam tata cara melakukan pengelolaan data AMPL.
 
Buku panduan ini dapat digunakan oleh berbagai pihak sesuai kebutuhan, baik pemerintah kabupaten/kota yang menyelenggarakan kegiatan pelaksanaan kebijakan, pemerintah propinsi yang menyelenggarakan pelaksanaan kebijakan di tingkat propinsi, maupun dalam mendukung kegiatan pelaksanaan kebijakan di kabupaten/kota. Juga dapat digunakan oleh pemerintah pusat atau stakeholder lain dalam mendukung kegiatan pelaksanaan kebijakan AMPL-BM.
 
Buku panduan ini terdiri dari tiga bagian; bagian 1 penduan lokakarya data AMPL tingkat kabupaten, bagian 2 panduan pengumpulan data AMPL, bagian 3 panduan pengolahan dan publikasi data.

Daftar Isi:

Kata Pengantar
Daftar Isi

Bagian I. Panduan Lokakarya Pengelolaan Data Di Daerah
A. Pendahuluan
B. Proses Lokakarya Pengelolaan Data AMPL Di Daerah

Bagian II. Panduan Pengumpulan Data AMPL Daerah
2.1 Latar Belakang
2.2 Tujuan
2.3 Kondisi Data dan Pendataan AMPL Di Daerah

Bagian III. Panduan Pengolahan dan Publikasi Data
3.1 Pengolahan Data
3.2 Analisis Data
3.3 Diseminasi Data