Laporan/Prosiding

Institutional Changes for Sanitation (Discussion Paper)

Th. 806

Policymakers in the region are more aware than ever of the economic, social, health and environmental benefits of adequate sanitation. Various efforts have been made to raise the political profile of sanitation, through a United Nations General Assembly resolution (No. 61/192) that declared 2008 the International Year of Sanitation, regional high-level sanitation conferences (SACOSAN and EASAN) and close monitoring of the related Millenium Development Goal targets. This improved understanding is also demonstrated by a wide array of institutional changes, undertaken during the past five years in countries that are lagging behind.
  
This reports presents the institutional progress made ini selected member countries towards achieving sanitation goals, as reported in an ESCAP-led survey. Institutional progress consists of changes in administrative, legal and financial rules and practices that have been made with sanitation goals in mind. It also includes the “slow-moving” institutions, which are social norms and practices, general awareness of the public and the ensuing demand for sanitation services.
  
In terms of administrative changes, the survey revealed that nine out of thirteen countries have created a sanitation coordination mechanism at the national level. Many governments have also undertaken legal reforms, integrating sanitation into existing development plans or introducing decentralization laws that pass authority for sanitation to local governments. Few countries, however, have taken the needed step of providing adequate financial resources to local authorities, so that they can start investing in their jurisdictions.
  
The role of the civil society was recognized as the most important driver of change. Community-based initiatives were also presented as major contributors to improvements in sanitation conditions.
  
In terms of future priorities, the consensus was that local governments should be entrusted with more financial responsibility and decision-making authority. In terms of covering the vast amounts needed for investments, household contributions were identified as the most viable solution. Integrating water supply and sanitation solutions is also a proven way of ensuring that households will pay for the service, since they tend to assign very high value to water access. Integrated water supply and sanitation infrastructure also has the benefit of eco-efficiency, as it locks-in water use patterns that respect the environment.
 
At the regional level, there is a need for more capacity building, not only to raise awareness about the importance of sanitation, but also to spread the knowledge on solutions that are cost-effective and sustainable.
  
The role of slow-moving institutions cannot be overemphasized. They definebehavioral changes on sanitation, encouraging civil-society mobilization and creating demand for a sanitation market. Awareness campaigns and inclusion of hygiene and sanitation in school curricula are among the most cost-effective and high-impact initiatives of governments.
 
Table of contents:

Preface

Acronyms and Abbreviations

Executive Summary

Introduction

1. Sanitation Context in Asia-Pacific

2. Turning Point: The International Year of Sanitation

3. Need for Change: Priorities for the Future

4. Conclusions

Annexes
Annex 1: The Survey
Annex 2: Outcomes from Macao
Annex 3: Outcome from 2nd WASH Fair
Annex 4: Country Papers (UNICEF)
Annex 5: Sanitation and CSR

List of References
 

Laporan Akhir Review for Private Sector participation in Water and Sanitation in Indonesia (with a Particular Emphasis on Review on Drinking Water Supply with and Without Public-Private Partnerships Scheme in Indonesia)

Th. 685

Laporan ini merupakan laporan akhir kegiatan penelitian “Review for Private Sector Participation in Water and Sanitation in Indonesia with a Particular Emphasis on Review on Drinking Water Supply with and without Public-Private Partnership Scheme in Indonesia”.
 
Secara garis besar laporan akhir ini mencakup bagian pendahuluan yang nebjelaskan latar belakang, maksud dan tujuan dilakukannya penelitian dengan pendekatan dan metoda yang digunakan dipaparkan kemudian pada bagian kedua. Pada bagian ketiga disajikan gambaran umum perusahaan penyedia air minum yang menjadi obyek studi dilanjutkan dengan pemaparan kinerja perusahaan pada bagian keempat. Bagian kelima menyajikan diskusi yang dikembangkan dari berbagai indicator kinerja yang telah disampaikan pada bagian sebelumnya. Laporan diakhiri dengan penutup yang merangkum kembali temuan-temuan penelitian disertai gagasan-gagasan umum mengenai arah riset selanjutnya di masa yang akan datang.

Daftar Isi: 

Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Singkatan

Bab I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penelitian
1.3 Batasan dan Lingkup Penelitian
1.4 Lokasi Studi Kasus

Bab II. Pendekatan Studi dan Metodologi Pendahuluan
2.1 Pengumpulan Data dan Metoda
2.2 Indikator Kinerja
2.3 Pendekatan dalam Reviem Kinerja

Bab III. Gambaran Umum PDAM Tirta Pakuan dan Adhya Tirta Batam
3.1 PDAM Tirta Pakuan
3.2 Adhya Tirta Batam

Bab IV. Kinerja PDAM Tirta Pakuan dan Adhya Tirta Batam
4.1 Kinerja Aspek Teknis
4.2 Kinerja Aspek Pelayanan Pelanggan
4.3 Kinerja Aspek Keuangan
4.4 Aspek Pengelolaan Usaha
4.5 Aspek Sumber Daya Manusia
4.6 Aspek Akses Masyarakat Miskin

Bab V. Review Kinerja dengan atau Tanpa Implementasi KPS
5.1 Perluasan Pelayanan
5.2 Efisiensi Operasional
5.3 Kualitas Pelayanan
5.4 Tarif Pelayanan
5.5 Program Khusus untuk Melayani Masyarakat Miskin
5.6 Konservasi Lingkungan

Bab VI. Penutup

Daftar Pustaka
 

Lokakarya Sanitasi Perkotaan Ke V (Surakarta, 28-30 April 2009)

Th. 915

Pada City Summit/ Lokakarya Sanitasi Perkotaan ke-5 yang dilaksanakan di Kota Surakarta pada 28-30 April 2009 lalu membahas bagaimana dokumen SSK (Strategi Sanitasi Kota) diimplementasikan di kota-kota ISSDP Fase I, dan progress penyusunan Buku Putih Sanitasi di kota-kota ISSDP Fase II. Tema pertemuan kali ini adalah ”Pendanaan dalam rangka Implementasi SSK; Antara Hambatan, Harapan dan Peluang”. Kiat dan kreativitas kota-kota dalam meraih peluang pendanaan untuk membenahi kondisi sanitasi kota dan bagaimana melibatkan peran serta para pihak (stakeholders) dibagi dan dibahas pada pertemuan kali ini.
 
Daftar Isi:

Pengantar

Daftar Isi

Kerangka Acuan Lokakarya Sanitasi Perkotaan

Kegiatan Pokja Sanitasi Kota Surakarta

Sosialisasi dan Lokakarya  Penajaman Strategi

Sanitasi Kota (SSK) Kota Surakarta

Sarasehan Peran Swasta dan Media dalam Pembangunan Sanitasi Sanitasi Kota Surakarta

Promosi Sambungan Rumah Air Limbah ke Sistem Pengolahan Limbah Terpusat (IPAL)

PDAM melalui Pendekatan Community Based System (CBS)

Lomba Karikatur Sanitasi
 

Prosiding Indowater Expo and Forum 2007 Pokja AMPL – WASPOLA, Hall B, Jakarta Convention Centre, 20-22 Juni 2007

Th. 760

Masalah krisis air saat ini sudah menjadi kepedulian dari berbagai pihak. Melihat pentingnya masalah air minum dan air limbah menggugah pihak penyelenggara untuk mengadakan kegiatan Indowater 2007 Expo & Forum. Kegiatan yang didakan tiap tahun ini menjadi ajang bertemu dan diskusi bagi para penentu kebijakan. Di dalam kegiatan yang diikuti oleh 250 peserta dari 22 negara  ini, berbagai macam penemuan baru maupun teknologi yang berkaitan dengan manajemen air minum di perkotaan, manajemen saluran air limbah, maupun manajemen air limbah ditampilkan.
   
Kegiatan Indowater Expo & Forum 2007 ini dibuka oleh Menteri Pekerjaan Umum yang diwakili oleh Ir. Agus Widjanarko (Dirjen Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum) yang menyinggung mengenai  peran PDAM dalam menyediakan air baku bagi masyarakat, yang tidak lagi dimonopoli, tapi siapapun kini bisa berperan, dari kalangan masyarakat, koperasi maupun badan usaha. Selain pameran yang berfungsi sebagai ajang dalam penyebarluasan informasi sektor AMPL, Indowater Expo & Forum juga mengadakan event lainnya, seperti Diskusi Media Road to Sanitation Summit yang mensosialisasikan event Konferensi Sanitasi Nasional yang dilaksanakan akhir bulan Agustus 2007,  dan Dialog Interaktif dengan tema ”Kemana Air Bersihku ” yang menghadirkan pembicara antara lain Ir. Marju Kodri (Ketua Perpamsi), Dadan Hendra Sambas (LAPI-ITB), Amri Dharma (BPP-SPAM) dan Nugie (Artis dan Duta Lingkungan).

Daftar Isi:

I. Pendahuluan

II. Keikutsertaan Pokja AMPL – WASPOLA

III. Materi Pameran Pokja

IV. Data Pengunjung

V. Narasumber dan Penjaga Stand

VI. Side Event

Gambar: Diagram Pengunjung Stand Pokja AMPL - WASPOLA
 

Laporan Pelaksanaan Asesmen/ Fokus Grup Diskusi Komunikasi AMPL untuk Pokja Nasional

Th. 916

Asesmen ini merupakan suatu proses penjajakan mengenai persepsi, motivasi dan aspirasi Pokja AMPL Nasional selaku “Komunikator” dalam implementasi Kebijakan Nasional AMPL.
   
Tujuan dari asesmen ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai persepsi, sikap dan motivasi Pokja AMPL Nasional mengenai implementasi kebijakan nasional AMPL serta mengidentifikasi kebutuhan, potensi dan permasalahan komunikasi berkaitan dengan implementasi kebijakan sebagai pijakan penyusunan strategi informasi dan komunikasi di tingkat nasional.
   
Pertemuan ini diselenggarakan selama 1,5 – 2 jam di Direktorat Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna, Ditjen PMD, Depdagri dan Direktorat Pengembangan Air Minum, Ditjen Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum. Acara dimulai dengan penjelasan asesmen, dilanjutkan dengan sesi persepsi, sikap, dan motivasi terhadap AMPL (dengan menggunakan bahasa foto, peserta diminta memilih foto yang paling berkesa mengenai AMPL), dilanjutkan dengan sesi identifikasi kebutuhan, potensi dan permasalahan komunikasi AMPL (dengan metode Pemetaan Komunikasi) untuk mendapatkan gambaran kepekaan terhadap isu-isu AMPL berkaitan dengan implementasi kebijakan dan memilih media yang tepat.
 

East Asia Ministerial Conference on Sanitation and Hygiene 2007 (Beppu, Japan, 30 November – 1 December 2007): Conference Report

Th. 785

The East Asia Ministerial Conference on Sanitation and Hygiene (EASAN) 2007 was held in Beppu City, Japan on Friday, 30 November and Saturday, 1 December 2007. The conference focused on nine countries: Cambodia, China, Indonesia, the Lao People’s Democratic Republic, Mongolia, Myanmar, the Philippines, Timor Leste and Vietnam. Official delegations also came from countries that have already achieved high rates of access to improved sanitation, namely Brunei Darussalam, Malaysia, Sinagpore and Thailand. Officials of the Government of Japan also participated.
  
Despite East Asia’s buoyant economic growth, almost half of the region’s population lacks access to adequate sanitation. Insufficient sanitation leads to disease and deprivation, reinforces a vicious cycle of poverty among the marginalized, and widens disparities between urban and rural, rich and poor households. Meeting the Millenium Development Goal on sanitation would still leave nearly one third of the region’s population without access to improved sanitation, highlighting the need for countries to go beyond the target. The primary focus of EASAN, therefore, was to discuss options for accelerated national action to achieved and exceed the sanitation targets of the Millenium Development Goals.

Contents:

1. INTRODUCTION
1.1 Objectives
1.2 East Asia Ministerial Conference on Sanitation and Hygiene 2007 Declaration
1.3 Organizational Matters

2. PROCEEDINGS
2.1 Session 1: Opening Ceremony
2.2 Session 2: Making progress in sanitation and hygiene
2.3 Session 3: Practical programmes and projects
2.4 Session 4: Policy issues
2.5 Session 5: Ministerial round table
2.6 Session 6: Workshops
2.7 Session 7: Closing ceremony

3. CONCLUSIONS

ANNEXES:
ANNEX 1: East Asia Ministerial Conference on Sanitation and Hygiene 2007 Declaration
ANNEX 2: Programme of Work
ANNEX 3: List of Participants
ANNEX 4: Message from the East Asia Ministerial Conference on Sanitation and Hygiene 2007 Core Group
ANNEX 5: Analysis of Feedback on The East Asia Ministerial Conference on Sanitation and Hygiene 2007
 

Comparison Report KAP Baseline Survey of Environmental, Sanitation, Hygiene and Safe Water in Eastern Indonesia

Th. 1.003

This comparison report is  a summary of study of KAP BASELINE SURVEY of ENVIRONMENTAL, SANITATION, HYGIENE AND SAFE WATER IN EASTERN INDONESIA conducted by Institute for Economic and Social Research, Faculty of Economics University of Indonesia (LPEM-FEUI) in cooperation with Unicef.

KAP Study tells us what people know about certain things, how they feel and also how they behave. The three topics that a KAP study measure are Knowledge, Attitude and Practice. The Knowledge possessed by a community refers to their understanding of any given topic, Environmental Sanitation, Hygiene and Safe Water in this case. Understanding the levels of Knowledge, Attitude and Practice will allow for a more efficient process of awareness creation as it will allow the program to be tailored more appropriately to the needs of the community.

This survey is conducted in order to understand the knowledge, attitude and practices (KAP) of the community, school children and health service provider/local governments related to water, environmental sanitation and hygiene issues.

Table of Contents:

Table of Contents
List of Figure

Chapter 1. Background and Purposes of  the KAP Baseline Survey
1.1 Background of KAP Baseline Survey
1.2 Purpose of KAP Baseline Survey

Chapter 2. Methodology
2.1 District and Village Selection Process and Responsibilities
2.2 Survey Design, Respondents and Intruments
2.3 Sampling Design and Size
2.4 Seasonal Time of Collecting Data

Chapter 3. Results and Findings of KAP Baseline Survey
3.1 KAP Baseline Survey Comparison Result On Rural Household
3.2 KAP Baseline Survey Comparison Result On Urban Slum Household
3.3 KAP Baseline Survey Comparison Result On School

Chapter 4. Some Problems Encountered During The Survey

Chapter 5. Appendices
5.1 Mapping of Selected Districts
5.2 District and City Selected and Sampling Frame in All Provinces
5.3 Table of Comparison Result
I. Rural Areas
II. Urban Slum Areas
III. School
 

Laporan Perbandingan KAP Baseline Survey Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

Th. 1.076

Laporan Perbandingan ini adalah bagian dan studi KAP BASELINE SURVEY MENGENAI SANITASI LINGKUNGAN, KEBERSIHAN DAN AIR BERSIH DI INDONESIA BAGIAN TIMUR yang dilakukan oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia bekerjasama dengan UNICEF.

Studi tentang KAP pada dasarnya menceritakan apa yang diketahui, dirasakan dan dilakukan oleh orang terhadap suatu, dalam hal ini WES (Water Environment, Sanitation). Oleh karena itu pemahaman atas ketiga elemen penting dalam studi KAP –knowledge (pengetahuan), attitude (sikap), dan practice(perilaku) sangat penting, supaya proses pembentukan kesadaran masyarakat, dapat dilakukan secara lebih efisien, sehingga program dapat dirancang lebih tepat sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Survei ini dilakukan dengan tujuan untuk memahami pengetahuan, sikap, dan perilaku (KAP) masyarakat, murid sekolah, dan pemberi layanan kesehatan/pemerintah lokal yang berhubungan dengan isu air, sanitasi lingkungan, dan kebersihan.

Daftar Isi:

Daftar Isi
Daftar Gambar

Bab 1. Latar Belakang dan Tujuan Survey KAP Baseline
1.1 Latar Belakang Survey KAP Baseline
1.2 Tujuan Survey KAP Baseline

Bab 2. Metodologi
2.1 Proses Pemilihan Kabupaten dan Desa, serta Penanggungjawabnya
2.2 Perencanaan Survei, Responden, dan Instrumen
2.3 Perencanaan Sampel dan Besarnya
2.4 Periode Pengumpulan Data

Bab 3. Hasil Temuan KAP Baseline Survey
3.1 Hasil perbandingan Survey KAP Baseline terhadap Rumah Tangga Perdesaan
3.2 Hasil perbandingan Survey KAP Baseline terhadap Rumah Tangga Daerah Kumuh Perkotaan
3.3 Hasil perbandingan Survey KAP Baseline terhadap Sekolah

Bab 4. Hambatan yang Dihadapi dalam Survey

Bab 5. Lampiran-Lampiran
5.1 Pemetaan Kabupaten Terpilih
5.2 Pemilihan Kabupaten dan Kota dan Kerangka Pengambilan Sampel di Semua Propinsi
5.3 Tabel Hasil Perbandingan
I. Daerah Perdesaan
II. Daerah Kumuh Perkotaan
III. Sekolah
 

Workshop Documentations and Questionnaires KAP Baseline Survey of Environmental Sanitation, Hygiene and Safe Water in Eastern Indonesia

Th. 819

Melalui pelaksanaan kerjasama pemerintah RI-Unicef, khususnya program Water and Environmental Sanitation (WES), pada tahun 2008 telah disepakati dukungan pembanguna  sektor Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) melalui beberapa kegiatan inti. Salah satu dari kegiatan yang telah disepakati adalah KAP Baseline Survey. Survey ini dilaksanakan untuk mengetahui data awal terkait dengan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat di beberapa sampel lokasi program WES-UNICEF. Data awal tersebut akan menjadi acuan dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi dampak yang dihasilkan dari pelaksanaan program WES Unicef.
 
Terkait dengan telah diselesaikannya kegiatan KAP Baseline Survey pada akhir Desember 2008, maka untuk mendapatkan masukan dari pemangku kepentingan di daerah, diselenggarakan Lokakarya Hasil KAP Baseline Survey yang dilaksanakan di tingkat propinsi.
 
Tujuan dari pelaksanaan lokakarya hasil KAP (Knowledge, Attitude, Practice) Baseline Survey adalah untuk mensosialisasikan hasil KAP Baseline Survey kepada Pokja AMPL propinsi dan kabupaten/kota di lokasi program WES, serta mendapatkan masukan berupa interpretasi hasil KAP Baseline Survey berdasarkan perspektif lokal.
 
Pelaksanaan lokakarya hasil KAP Baseline Survey dibagi ke dalam 2 batch. Batch 1 (Sulsel: 27 Januari 2009, Papua Barat: 29 Januari 2009, dan Papua: 30 Januari 2009), sedangkan batch 2 (NTT: 27 Januari 2009, NTB: 28 Januari 2009, dan Maluku: 30 Januari 2009). Kegiatan lokakarya ini menggunakan beberapa pendekatan, yaitu dengan presentasi, diskusi terfokus, dan diskusi kelompok partisipatif.
 
Output yang dihasilkan dari pelaksanaan lokakarya ini adalah adanya penyempurnaan hasil dari KAP Baseline Survey berdasarkan perspektif daerah, serta Pokja daerah mengetahui hasil dan temuan dari KAP Baseline Survey.

Table of Contents:

1. Documentation – Workshop Baseline Survey Province East Nusa Tenggara

2. Documentation – Workshop Baseline Survey Province Wset Nusa Tenggara

3. Documentation – Workshop Baseline Survey Province West Papua

4. Documentation – Workshop Baseline Survey Province Papua

5. Questionnaires (Indonesian Version)

6. Questionnaires (English Version)
 

Panduan memantau Kebersihan Dusun

20 April 2009 841

Buku ini dibuat khusus buat kamu yang peduli akan kesehatan. Kalau kamu pegang buku ini, minimal kamu sudah kelas 4 SD dan terpilih oleh Kepala Dusun atau Tim higienitas dusunmu untuk membantu agar semua orang di dusunmu tidak sakit-sakitan dan tetap hidup sehat. 
 
Bagaimana caranya agar tetap hidup sehat tercapai Ada 4 faktor penentu sehat tidaknya seseorang, yakni; keturunan, lingkungan, pelayanan masyarakat, dan perilaku individu. Nah di dalam buku ini kita akan dijelaskan mengenai 4 faktor penentu sehat tersebut, 5 (lima) perilaku higienitas yang akan membuat orang sehat tetap sehat serta bagaimana cara kita (sebagai tim higienitas/pemantau kebersihan) mengetahui gosip yang kita sebarkan tentang 5 perilaku higienitas telah berhasil.