Laporan/Prosiding
Pedoman Umum Pengelolaan Kegiatan Peningkatan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Th.
1.202
Buku Pedoman Umum Pengelolaan Kegiatan Peningkatan Perilaku Cuci Tangan ini disusun dan dikembangkan untuk lintas skctor, pusat dan pemerintah daerah bersama pemangku kepentingan lainnya. Buku ini merupakan rujukan dan petunjuk umum sehubungan dengan upaya percepatan peningkatan perilaku cuci tangan pakai sabun yang berisikan informasi yang diperlukan untuk dapat merancang, merencanakan, menganggarkan, melaksanakan dan mengevaluasi program atau kegiatan peningkatan perilaku CTPS di Indonesia yang efektif.
Daftar Pengertian dan Isi:
Kata Pengantar
Daftar Singkatan
Daftar Pengertian dan Definisi
Daftar Isi
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Ruang Lingkup
II. Tujuan dan Sasaran
A. Tujuan
B. Sasaran
III. Kebijakan, Strategi dan Identitas CTPS
A. Kebijakan
B. Strategi
C. Identitas Program CTPS
IV. Pokok Kegiatan
A. Analisa Situasi
B. Kemitraan
C. Program dan Kegiatan
D. Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan
V. Pengorganisasian
A. Kewenangan dan Peran Sektor Kesehatan sebagai Sektor Utama
B. Kelompok Kerja
C. Forum Komunikasi Kemitraan CTPS (FKK-CTPS)
D. Integrasi Kegiatan CTPS ke dalam Organisasi Masyarakat yang Ada
VI. Pembinaan dan Pengawasan
A. Pembinaan
B. Pengawasan
Daftar Perpustakaan Pedum
Economic Regulation of Urban Water and Sanitation Services: Some Practical Lessons (Water Sector Board Discussion Series, Paper No.9 April 2007)
Davis Ehrhardt, Eric Groom, Jonathan Halpern, & Seini O’Connor
Th.
844
This paper discusses the regulation of water and sanitation services in urban areas. Specifically, it explores ways of thinking about regulatory design as part of a wider, country-specific program to reform the way in which water supply and sanitation services are provided and paid for.
This paper draws on lessons learned from a number of in-depth country case studies and other international experience to distill some lessons on approaches to design that can assist with the identification of regulatory objectives, functions, and choice of regulatory instruments and organizations. We explore the use of contracts as effective regulatory instruments, the role of politics in fastering regulatory legitimacy and deciding on policy tradeoffs, the importance of limited discretion for decision makers, and the need for clarity and simplicity in regulatory rules and procedures.
Table of Contents:
Executive Summary
1. Introduction
Objectives of Sector Reform
Regulation of Private and Public Providers
Overview
2. Approach to Regulatory Design
Defining the Problems and Sector Objectives
Assessing Whether Regulation Can Solve the Problems
Defining Specific Regulatory Functions
Choosing Legal Instruments and Organizations
3. Improving Regulatory Design
Working with the Existing Organizational Framework
Create an Appropriate Role for Politics
Limiting the Discretion Given to Regulatory Decision Makers
Trading Off Sophistication in Favor of Simplicity
4. Conclusion
Further Reading
References
Water for the Urban Poor: Water Markets, Household Demand, and Service Preferences in Kenya (Water Supply and Sanitation Sector Board Discussion Paper Series, Paper No.5 January 2005)
Sumila Gulyani, Debabrata Talukdar, & R. Mukami Kariuki
Th.
867
Compared with the non-poor, just how inadequately are the urban poor served by the public utilities and small-scale private water providers Based o a survey of 674 households, this paper examines current water use and unit costs in three Kenyan cities and also tests the willingness of the unconnected to pay for piped water, yard connections, or an improved water kiosk (standpipe) service. By examining water-use behavior of poor and non-poor households, this study brings into question a long-standing notion in the literature – that the poor are underserved, use small quantities of water, and pay a higher unit price for it. It also indicates that the standard prescription to “price water and create water markets” is in itself insufficient to improve service delivery may not succeed in delivering an affordable service to the poor.
Table of Contents:
Abstract
1. Introduction
2. Supply Arrangements, Performances of Urban Utilities, and The Reform Agenda
3. The Data
3.1 Urban Areas Surveyed: Nairobi, Mombasa, and Kakamega
3.2 Sample Design and Characteristics
3.3 The Average Respondent and the “Poor” in the Sample
4. Development Priorities of Poor and Non-Poor Urban Households
5. Understanding The Water Situation At The Household Level
5.1 Primary Water Sources
5.2 The Unit Cost of Water
5.3 Collection Time
5.4 Summarizing the Water Situation of Poor and Non-Poor Households
6. Comparing The Level of Service From Different Systems
6.1 Which Systems Serve the Poor
6.2 Water Availability by Source
6.3 Customer Satisfaction
7. Household Preferences and Willingness to Pay for Improvements
7.1 Demand for Change versusu No Change
7.2 Demand for Types of Change
7.3 Kiosks as a Strategy for Serving the Poor
8. Conclusion
References
Appendix: Estimation of Household Demand Function for Water Use
Laporan Akhir Survey Dasar KAP Tentang Sanitasi Lingkungan, Higienitas, dan Keamanan Air di Indonesia Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat
Th.
1.457
Laporan Nusa Tenggara Barat ini adalah bagian dan studi KAP BASELINE SURVEY MENGENAI SANITASI LINGKUNGAN, KEBERSIHAN DAN AIR BERSIH DI INDONESIA BAGIAN TIMUR yang dilakukan oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia bekerjasama dengan UNICEF.
Studi ini menyajikan hasil survey rumah tangga dan sekolah. Ada dua komponen penting dalam survey sekolah yakni guru dan siswa. Survey dilakukan di tiga kabupaten/kota di propinsi NTB, yaitu Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Bima, serta Kota Mataram. Total responden yang disurvey adalah 592, yang terdiri dari 400 rumah tangga, 156 siswa dan 36 guru yang berasal dari 12 sekolah. Laporan survey ini ditulis mengacu pada tiga komponen utama baseline survey KAP, yaitu daerah perdesaan, daerah kumuh perkotaan dan sekolah.
Daftar Isi:
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Ringkasan Eksekutif
Bab 1. Latar Belakang dan Tujuan Survey KAP Baseline
1.1 Latar Belakang Survey KAP Baseline
1.2 Tujuan Survey KAP Baseline
Bab 2. Metodologi
2.1 Proses Pemilihan Kabupaten dan Desa, serta Tanggung Jawabnya
2.2 Perencanaan Survei, Responden, dan Instrumen
2.3 Perencanaan Sampel dan Besarnya
Bab 3. Hasil KAP Baseline Survey Terhadap Rumah Tangga Pedesaan
3.1 Profil Responden
3.2 Air dan Kegunaannya
3.3 Kebersihan Domestik
3.4 Fasilitas Sanitasi
3.5 Kebersihan Lingkungan
3.6 Diare dan Penyakit Kulit
Bab 4. Hasil KAP Baseline Survey terhadap Rumah Tangga Daerah Kumuh Perkotaan
4.1 Profil Responden
4.2 Air dan Kegunaannya
4.3 Kebersihan Domestik
4.4 Fasilitas Sanitasi
4.5 Kebersihan Lingkungan
4.6 Diare dan Penyakit Kulit
Bab 5. Hasil Survei KAP Baseline untuk Sekolah
5.1 Profil Responden
5.2 Sumber Air dan Kegunaannya
5.3 Kebersihan Sekolah
5.4 Sanitasi
5.5 Kebersihan Lingkungan
5.6 Diare dan Penyakit Kulit
5.7 Peranan dalam Promosi serta Edukasi Isu Seputar Air Bersih dan Sanitasi Lingkungan
Bab 6. Kesimpulan dan Rencana Pengelolaan WES
6.1 Rumah Tangga Pedesaan
6.2 Rumah Tangga Daerah Kumuh Perkotaan
6.3 Sekolah
6.4 Perencanaan dan Pengelolaan WES
Daftar Pustaka
Lampiran
Laporan Akhir Survey Dasar KAP Tentang Sanitasi Lingkungan, Higienitas, dan Keamanan Air di Indonesia Timur Provinsi Sulawesi Selatan
Th.
1.037
Laporan Provinsi Sulawesi Selatan ini adalah bagian dan studi KAP (Knowledge, Attitude, & Practice / Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku) BASELINE SURVEY MENGENAI SANITASI LINGKUNGAN, KEBERSIHAN DAN AIR BERSIH DI INDONESIA BAGIAN TIMUR yang dilakukan oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia bekerjasama dengan UNICEF. Tiga komponen dari survey ini adalah pedesaan, kawasan kumuh perkotaan dan sekolah, dimana masing-masing dipisahkan dalam dua kelompok yaitu program (yang terkena intervensi program WES/Water Environmental Sanitation) dan kontrol (yang tidak terkena intervensi program WES).
Penelitian KAP memberitahu kita apa yang diketahui masyarakat tentang beberapa hal tertentu, juga bagaimana perasaan, serta tingkah laku mereka. Pada dasarnya penelitian ini mengukur pengetahuan, sikap dan perilaku/praktek masyarakat tentang isu tertentu, dalam hal ini sanitasi lingkungan, kebersihan, dan air yang aman dikonsumsi. Pengetahuan yang dimiliki masyarakat mengacu pada pemahaman mereka akan hal ini. Pemahaman ini diharapkan akan direfleksikan ke dalam sikap, yang selanjutnya diterapkan pada perilaku/praktek. Informasi mengenai tingkat pengetahuan, sikap, dan praktek akan memunculkan proses kesadaran yang lebih efisien karena hal itu dapat memodifikasi program sehingga sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Daftar Isi:
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Ringkasan
Bab 1. Latar Belakang dan Tujuan Survey KAP Baseline
1.1 Latar Belakang Survey KAP Baseline
1.2 Tujuan Survey KAP Baseline
Bab 2. Metodologi
2.1 Proses Pemilihan Kabupaten dan Desa, serta Tanggung Jawabnya
2.2 Perencanaan Survei, Responden, dan Instrumen
2.3 Perencanaan Sampel dan Besarnya
Bab 3. Hasil Survey Dasar KAP pada Rumah Tangga Pedesaan
3.1 Profil Responden
3.2 Air dan Kegunaannya
3.3 Kebersihan Domestik
3.4 Fasilitas Sanitasi Di Daerah Pedesaan
3.5 Kebersihan Lingkungan
3.6 Diare dan Penyakit Kulit
Bab 4. Hasil KAP Baseline Survey terhadap Rumah Tangga Daerah Kumuh Perkotaan
4.1 Profil Responden
4.2 Air dan Kegunaannya
4.3 Kebersihan Domestik
4.4 Fasilitas Sanitasi di Wilayah Kumuh Perkotaan
4.5 Kebersihan Lingkungan
4.6 Diare dan Penyakit Kulit
Bab 5. Hasil KAP Baseline Survey di Sekolah
5.1 Profil
5.2 Sumber Air dan Kegunaannya
5.3 Kebersihan Sekolah
5.4 Sanitasi
5.5 Kebersihan Lingkungan
5.6 Diare dan Penyakit Kulit
5.7 Peranan Mempromosikan Air Bersih, Kebersihan, dan Sanitasi
Bab 6. Kesimpulan
6.1 Rumah Tangga di Pedesaan
6.2 Rumah Tangga di Perkotaan
6.3 Sekolah
Daftar Pustaka
Laporan Akhir KAP Baseline Survey Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan, dan Air Bersih di Indonesia Timur: Provinsi Papua
Th.
1.639
Salah satu target dari Millenium Development Goals (MDG) adalah mengurangi proporsi orang yang tidak memiliki akses terhadap air minum dan kebersihan menjadi setengahnya pada tahun 2015. Dalam kaitan inilah program WES (Water Environmental Sanitation) dicanangkan oleh UNICEF, bekerjasama dengan Pemerintah Republik Indonesia di enam propinsi di wilayah Indonesia Timur. Kegiatan survey KAP (Knowledge-Attitude-Practice) merupakan salah satu alat guna mengukur pencapaian program ini. Survey KAP baseline merupakan bagian dari kegiatan survey yang dilaksanakan pada tahap awal guna menggali informasi tentang kondisi dari masyarakat sasaran.
Studi tentang KAP pada dasarnya menceritakan apa yang diketahui, dirasakan dan dilakukan oleh orang terhadap suatu, dalam hal ini WES (Water Environment, Sanitation). Survey ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan, sikap serta praktek (KAP) masyarakat, mencakup rumah tangga, guru, anak-anak sekolah, dan petugas kesehatan/kepada desa termasuk pemerintah lokal, berkaitan dengan isu-isu seputar air, lingkungan, dan sanitasi (WES). Setidaknya ada lima aspek yang menjadi sorotan dalam isu ini, meliputi air dan kegunaannya, kebersihan domestik (kebersihan makanan dan kebersihan pribadi), fasilitas sanitasi (jamban), kebersihan lingkungan (limbah cair dan solid), dan diare & penyakit kulit.
Daftar Isi:
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Ringkasan Eksekutif
Bab 1. Latar Belakang dan Tujuan Survey KAP Baseline
1.1 Latar Belakang Survey KAP Baseline
1.2 Tujuan Survey KAP Baseline
Bab 2. Metodologi
2.1 Proses Pemilihan Kabupaten dan Desa, serta Tanggung Jawabnya
2.2 Perencanaan Survei, Responden, dan Instrumen
2.3 Perencanaan Sampel dan Besarnya
Bab 3. Hasil KAP Baseline Survey Terhadap Rumah Tangga Pedesaan
3.1 Profil Responden
3.2 Air dan Penggunaannya
3.3 Kebersihan Domestik
3.4 Sanitasi
3.5 Kebersihan Lingkungan
3.6 Diare dan Penyakit Kulit
Bab 4. Hasil KAP Baseline Survey terhadap Rumah Tangga Daerah Kumuh Perkotaan
4.1 Profil Responden
4.2 Air dan Penggunaannya
4.3 Kebersihan Domestik
4.4 Sanitasi
4.5 Kebersihan Lingkungan
4.6 Diare dan Penyakit Kulit
Bab 5. Hasil Survei KAP Baseline untuk Sekolah
5.1 Profil
5.2 Air dan Penggunaannya
5.3 Kebersihan Sekolah
5.4 Sanitasi
5.5 Kebersihan Lingkungan
5.6 Diare dan Penyakit Kulit
5.7 Peranan Mempromosikan Air Bersih, Kebersihan, dan Sanitasi
Bab 6. Kesimpulan dan Manajemen Program
6.1 Rumah Tangga Pedesaan
6.2 Rumah Tangga Perkotaan
6.3 Sekolah
6.4 Program Manajemen WES
Daftar Pustaka
Lampiran
Laporan Akhir Survey Dasar KAP Tentang Sanitasi Lingkungan, Higienitas, dan Keamanan Air di Indonesia Timur Provinsi Maluku
Th.
1.143
Laporan Provinsi Maluku ini adalah bagian dan studi KAP (Knowledge, Attitude, & Practice / Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku) BASELINE SURVEY MENGENAI SANITASI LINGKUNGAN, KEBERSIHAN DAN AIR BERSIH DI INDONESIA BAGIAN TIMUR yang dilakukan oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia bekerjasama dengan UNICEF.
Studi KAP ini bertujuan untuk mengidentifikasi apa yang diketahui masyarakat tentang hal-hal tertentu terkait dengan Program Air, Lingkungan, dan Sanitasi, seperti bagaimana tingkat pengetahuan, sikap dan praktek tingkah laku mereka. Pada dasarnya penelitian ini mengukur pengetahuan, sikap dan perilaku/praktek masyarakat tentang isu tertentu, dalam hal ini sanitasi lingkungan, kebersihan, dan air yang aman dikonsumsi. Pengetahuan yang dimiliki masyarakat mengacu pada pemahaman mereka akan hal ini. Pemahaman ini diharapkan akan direfleksikan ke dalam sikap, yang selanjutnya diterapkan pada perilaku/praktek. Informasi mengenai tingkat pengetahuan, sikap, dan praktek akan memunculkan proses kesadaran yang lebih efisien karena hal itu dapat memodifikasi program sehingga sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Daftar Isi:
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Ringkasan Eksekutif
Bab 1. Latar Belakang dan Tujuan Survey KAP Baseline
1.1 Latar Belakang Survey KAP Baseline
1.2 Tujuan Survey KAP Baseline
Bab 2. Metodologi
2.1 Proses Pemilihan Kabupaten dan Desa, serta Tanggung Jawabnya
2.2 Perencanaan Survei, Responden, dan Instrumen
2.3 Perencanaan Sampel dan Besarnya
Bab 3. Hasil KAP Baseline Survey terhadap Rumah Tangga Pedesaan
3.1 Profil Responden
3.2 Air dan Kegunaannya
3.3 Kebersihan Domestik
3.4 Fasilitas Sanitasi Di Daerah Pedesaan
3.5 Kebersihan Lingkungan
3.6 Diare dan Penyakit Kulit
Bab 4. Hasil KAP Baseline Survey terhadap Rumah Tangga Daerah Kumuh Perkotaan
4.1 Profil Responden
4.2 Sumber Air dan Pemanfaatannya
4.3 Kebersihan Domestik
4.4 Sanitasi
4.5 Kebersihan Lingkungan
4.6 Diare dan Penyakit Kulit
Bab 5. Hasil Survei KAP Baseline untuk Sekolah
5.1 Profil
5.2 Sumber Air dan Penggunaannya
5.3 Kebersihan Sekolah
5.4 Fasilitas Sanitasi
5.5 Pengelolaan Limbah
5.6 Diare dan Penyakit Kulit
5.7 Peranan Promosi Air, Kebersihan, dan Sanitasi
Bab 6. Kesimpulan dan Manajemen Perencanaan
6.1 Rumah Tangga di Pedesaan
6.2 Rumah Tangga di Perkotaan
6.3 Sekolah
6.4 Manajemen Program dan Perencanaan
Daftar Pustaka
Laporan Akhir Survey Dasar KAP Tentang Sanitasi Lingkungan, Higienitas, dan Keamanan Air di Indonesia Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur
Th.
1.105
Laporan Nusa Tenggara Timur ini adalah bagian dan studi KAP BASELINE SURVEY MENGENAI SANITASI LINGKUNGAN, KEBERSIHAN DAN AIR BERSIH DI INDONESIA BAGIAN TIMUR yang dilakukan oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia bekerjasama dengan UNICEF.
Studi ini menggambarkan hasil survey yang dilakukan terhadap rumah tangga dan sekolah-sekolah yang dimana pada sekolah terdapat dua tipe responden, yaitu guru dan murid. Survey ini mencakup tiga daerah, yaitu Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Kabupaten Rote Ndao dan Kota Kupang. Total responden adalah 260 rumahtangga, 156 siswa dan 36 guru yang berasal dari 11 sekolah. Laporan ini ditulis berdasarkan tiga komponen, yaitu pedesaan, perkotaan dan sekolah.
Daftar Isi:
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Ringkasan Eksekutif
Bab 1. Latar Belakang dan Tujuan Survey KAP Baseline
1.1 Latar Belakang Survey KAP Baseline
1.2 Tujuan Survey KAP Baseline
Bab 2. Metodologi
2.1 Proses Pemilihan Kabupaten dan Desa, serta Tanggung Jawabnya
2.2 Perencanaan Survei, Responden, dan Instrumen
2.3 Perencanaan Sampel dan Besarnya
Bab 3. Hasil KAP Baseline Survey pada Rumah Tangga Pedesaan
3.1 Profil Responden
3.2 Air dan Penggunaannya
3.3 Kebersihan Domestik
3.4 Sanitasi
3.5 Kebersihan Lingkungan
3.6 Diare dan Penyakit Kulit
Bab 4. Hasil Survey KAP Baseline pada Rumah Tangga Di Daerah Kumuh Perkotaan
4.1 Profil Responden
4.2 Air dan Penggunaannya
4.3 Kebersihan Domestik
4.4 Sanitasi
4.5 Kebersihan Lingkungan Hidup
4.6 Diare dan Penyakit Kulit
Bab 5. Hasil Survey KAP Baseline Di Sekolah
5.1 Profil Responden
5.2 Sumber Air dan Penggunaannya
5.3 Kebersihan Domestik
5.4 Sanitasi
5.5 Pengelolaan Lingkungan
5.6 Diare dan Penyakit Kulit
5.7 Peranan dalam Mempromosikan Air, Kebersihan dan Sanitasi
Bab 6. Kesimpulan dan Perencanaan Manajemen WES
6.1 Rumah Tangga Pedesaan
6.2 Rumah Tangga Di Daerah Kumuh Perkotaan
6.3 Sekolah
6.4 Perencanaan dan Pengelolaan WES
Daftar Pustaka
Laporan Kegiatan Diskusi Media ”Menuju Indonesia Bebas BABS 2014: Mungkinkah” dan Rapat Anggota
Th.
879
Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang bebas buang air besar sembarangan, tidak hanya pemenuhan fasilitas sanitasi dasar tetapi diperlukan perubahan kerangka berpikir melalui kebijakan dan konsep pembangunan yang terintegrasi dan menyeluruh. Namun menginat kondisi wilayah Indonesia yang beragam, dibuthkan upaya penanganan sanitasi yang lebih spesifik. Dalam diskusi ini dibahas kemungkinan pencapaian target bebas buang air besar sembarangan dan opsi-opsi penanganan sanitasi yang aman.
Tujuan dari diskusi media Jejaring AMPL kali ini adalah membahas opsi penanganan sanitasi yang aman dalam rangka Indonesia Bebas BABS, serta memperkuat kapasitas anggota jejaring AMPL dan mensosialisasikannya kepada media massa.
Kegiatan Jejaring kali ini dilaksanakan pada 30 Maret 2009 di Ruang Seminar Gedung M, Lantai 12 Kampus A Universitas Trisakti. Acara dibagi menjadi dua agenda, yaitu Diskusi Media (talkshow) dengan tema ”Menuju Indonesia Stop BABS 2014: Mungkinkah ” dan rapat anggota Jejaring AMPL. Talkshow ini diisi oleh 4 orang narasumber yang membahas tentang ”Kebijakan Sanitasi di Indonesia” (Kasubdit Air Minum dan Air Limbah Bappenas, Nugroho Tri Utomo), ”Perilaku Sanitasi Masyarakat Indonesia” (Kasubdit Penyehatan Air, Depkes, Zainal Nampira), ”Penerapan Penanganan Sanitasi di Indonesia” (Kasi Wilayah I Subdit Pengembangan Sistem Air Limbah, Dep.PU, Suherman), serta ”Opsi Teknologi Penanganan Sanitasi” (Aryani Dwi Astuti, Ketua Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Trisakti). Sedangkan dalam rapat anggota Jejaring dibahas mengenai rencana program 2009 dari Jejaring AMPL.
Intisari dari diskusi ini adalah terdapat berbagai macam alternatif teknologi dalam pengelolaan air limbah yang dapat digunakan yang disesuaikan dengan budaya dan kondisi local. Namun yang terpenting dalam mewujudkan Indonesia Bebas Buang Air Besar adalah perilaku masyarakatnya sendiri. Untuk itu diperlukan kerjasama semua pihak dalam mengatasi persoalan tersebut. Jejaring AMPL sebagai wadah untuk para pemangku kepentingan diharapkan dapat menjadi pusat koordinasi dan komunikasi dalam rangka mengatasi permasalahan yang terjadi di sektor air minum dan penyehatan lingkungan.
Daftar Isi:
I. Latar Belakang
II. Tujuan
III. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
IV. Bentuk Kegiatan
V. Peserta Acara
VI. Proses Kegiatan
VII. Penutup
Lampiran
Daftar Hadir Kegiatan Diskusi Media ”Menuju Indonesia Bebas BABS 2014: Mungkinkah” dan Rapat Anggota Jejaring AMPL
Report Attending The Workshop UN-ESCAP Workshop on Knowledge Transfer and Capacity Building for Water and Sanitation Services in Asia and The Pacific/ Laporan Mengikuti Lokakarya UN-ESCAP LOkakarya transfer pengetahuan dan membangun kemampuan untuk pelayanan air dan sanitasi di Wilayah Asia dan Pasifik, 17th – 19th February 2009, Bangkok, Thailand
Th.
799
Pustaka ini merupakan laporan singkat dari menghadiri lokakarya tentang transfer pengetahuan dan penguatan kemampuan untuk pengadaan air dan sanitasi di wilayah Asia dan Pasifik oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa bidang Komisi Ekonomi dan Sosial untuk Asia dan Pasifik.
Tujuan dari lokakarya ini adalah untuk melihat kembali hasil yang dicapai dari berbagai komponen proyek, pemanfaatannya dan potensi usulan, mengkaji jarak pemisah diantara pemerintah setempat dan kelembagaan tingkat nasional pelayanan/penyerahan air dan sanitasi, mengusulkan kegiatan ke depan ESCAP dan ditujukan kepada mitranya/pemerintah setempat.
Lokakarya dilaksanakan di ruang rapat H, UN Conferensi di kantor PBB di Bangkok, Thailand pada tanggal 17 – 19 Februari 2009, dimulai dengan pembukaan oleh Mr. Sivasankaran (UNESCAP), , dilanjutkan dengan penjelasan kerangka acuan pelaksanaan lokakarya oleh Mr. Miguel Perez Ludena, bagian Ekonomi Affairs officer UNESCAP.