Laporan/Prosiding

Berlatar belakang banyaknya tantangan terkait dengan permasalahan air minum, higiene dan sanitasi  yang masih sangat besar di Indonesia, maka pemerintah menerapkan strategi nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang menekankan pada lima perubahan perilaku higienis. 

Salah satu indikator dalam pelaksanaan Standar  Pelayanan Minimal (SPM)  untuk Kabupaten dan Kota yaitu Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif,   Perkembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif ini dapat menjadi bahan evaluasi untuk merumuskan dan merencanakan kebijakan pencapaian target yang harus dicapai pada tahun 2015 yang sekaligus menjadi motivasi untuk peningkatan sinkronisasi dan kerjasama baik antar lintas program dan lintas sektor dengan baik.

Di Indonesia, pembangunan sektor sanitasi sudah berjalan lebih dari tiga dasawarsa.  Pembangunan sektor  ini menjadi tanggungjawab pemerintah daerah sejak diberlakukannya otonomi daerah dengan pertimbangan pemerintah daerah lebih mengetahui permasalahan yang dihadapi dan kebutuhan masyarakat akan sanitasi.  Kesadaran pemerintah daerah terhadap pentingnya pembangunan sanitasi seringkali tidak diimbangi dengan penyediaan sumber daya yang memadai.

Peran petugas Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sangat penting khususnya dalam peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di rumah tangga.  Selain itu petugas Puskesmas berperan juga untuk peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, meningkatkan persentase peningkatan pemberian ASI Ekslusif, peningkatan kesadaran untuk menimbang bati dan balita dan peningkatan ketersediaan air bersih.

Pengembangan Rencana Pengamanan Air Minum telah memasuki semester 2 di bulan Agustus 2013 ini yang diawali dengan diselenggarakannya lokakarya koordinasi dan konsolidasi RPAM di Bandung pada tanggal 31 Juli-1 Agustus 2013.

Kegiatan pengembangan rencana pengamanan air minum di bulan Juli ini diutamakan pada perencanaan semester 2 tahun 2013 dan rencana tahun 2014. Disamping itu akan dilaksanakan pula pembuatan video tentang Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM) dan lokakarya konsolidasi stakeholder RPAM di Bandung agar tercipta pemahaman yang sama terhadap konsep awal dan tujuan uji coba RPAM.

Dalam laporannya kali ini Waspola Facility memaparkan berbagai kegiatan yang dilaksanakan selama bulan Mei 2013. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya adalah pertemuan koordinasi untuk pelaksanaan RPAM di Kawasan Sungai Cikapundung yaitu pada tanggal 1 Mei, 6-7 Mei dan 17-20 Mei 2013.

Pengembangan Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM) terutama untuk RPAM sumber di Sungai Cikapundung dan pembuatan materi komunikasi dalam bentuk video dan leaflet terkait dengan RPAM merupakan kegiatan yang dilaksanakan Waspola Facility di bulan Juni 2013.

Pengelolaan Kualitas Air pada Kawasan Aliran Sungai (PKA-KAS) disusun dengan tujuan untuk memudahkan pelaksanaan pengawasan lingkungan hidup dalam pengelolaan kualitas air dengan pendekatan Kawasan Aliran Sungai.

Pengamanan air merupakan usaha pencegahan dan perlindungan serta pengendalian pasokan air minum bagi masyarakat. Pengamanan air ini ditujukan dalam menjamin aspek kualitas, kuantitas, kontinuitas dan keterjangkauan (4K) yang berawal dari sumber hingga ke konsumen yang dilakukan bersama secara terpadu oleh berbagai pihak melalui pendekatan kerangka manajemen resiko untuk mencapai standar kualitas air yang diterima.