Kategori Digilib
Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan
Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya
Jakarta: Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya, [s.a]
28 November 2014
628.114 Din b
Biopori, Teknologi Tepat Guna, Ramah Lingkungan
Perpustakaan Pokja AMPL. Telepon 021-31904113
4.485 kali
Kajian ilmiah membuktikan bahwa setiap tahun permukaan tanah di Kota Bandung mengalami penurunan. Hal ini disebabkan sebagian besar masyarakat menggunakan air tanah sekitar 12.833 liter/detik sedangkan batas ambang maksimal 500 liter/detik.
Alternatif pemecahan masalah tersebut adalah dengan membuat sumur resapan air hujan dan lubang resapan biopori. Lubang resapan biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertical kedalam tanah dengan diameter 10-30 cm kedalaman 100 cm atau dalam kasus tanah dengan permukaan dangkal tidak sampai melebihi kedalaman muka air tanah.
Lubang yang telah dibuat, diisi dengan sampah organik untuk memicu terbentuknya biopori sehingga memperlancar aliran air dan udara kedalam tanah. Lubang biopori ini sebaiknya ditempatkan di dasar saluran parit pembuangan air hujan; halaman rumah, kantor/taman; pinggir batas jalan; jalan setapak/gang dan tempat lainnya yang dianggap penting.
Selain untuk mempertahankan permukaan tanah agar tidak mengalami penurunan, lubang resapan biopori ini pun bermanfaat untuk mengatasi banjir dan mengelola sampah organik.